BAB 18

702 111 13
                                    

"Kau tahu apa yang paling aku suka, Jungkook?" Suara itu menggema di telinga nya, seolah memanggil dan meminta nya untuk mendengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tahu apa yang paling aku suka, Jungkook?" Suara itu menggema di telinga nya, seolah memanggil dan meminta nya untuk mendengar. Mata nya terpejam menghasilkan gelap membuat kelopak matanya bergerak gelisah karena mendapatkan perintah untuk terbuka. Pemuda itu memaksa kelopaknya agar terbuka, diikuti suara yang terus menggema mempertanyakan hal yang sama.

Gelap. Pandangannya tetap hitam walaupun kelopaknya sudah terbuka. Pendengarannya masih mampu mendengar tawa di sana. Suara Kim Taehyung. Kim Taehyung ada di hadapannya membuat jemari kecil itu bergerak, berharap Taehyung meraihnya dan kembali mengatakan sesuatu.

"Apa ini?" gumamnya. Jungkook merasa jantungnya hampir berhenti ketika ia merasakan jemari yang meraihnya. Terasa begitu hangat dan begitu hati- hati membuat Jungkook tak mampu berkutik. Jantungnya berdebar ketika ia membalas genggaman itu. Senyuman terukir perlahan walaupun air mata kembali menumpuk di matanya.

"Melodi," Jungkook kembali mendengar suara yang menggema. Jungkook mengetahuinya, Taehyung sangat menyukai melodi dari alat musik manapun. Ia mengingat percakapan ini. Percakapan beberapa tahun lalu ketika musim gugur. Waktu itu, daun maple berguguran dan menumpuk menutupi pedestrian hingga kening nya pun berkerut. Ini nyata atau hanya sekedar mimpi belaka.

"Ka Taehyung?" Jungkook memanggil, mengeratkan genggamannya dan berharap genggaman itu tak terlepas. Jungkook tak mendengar ada jawaban, hanya terdengar suara angin dan tawa kecil seorang Kim Taehyung. Jantungnya berdebar kebingungan. Namun, Jungkook tetap tak ingin melepaskannya, genggaman itu.

"Dan, dirimu adalah melodi milikku, Jungkook," Jungkook mendengar kalimat itu dengan gelisah. Dirinya seolah mengulang kejadian beberapa tahun lalu hingga jantung nya berdetak lebih cepat. Jungkook mencoba meraih genggaman itu dengan jemari lainnya, menggenggamnya erat dan air mata kembali menetes membasahi pipi untuk kesekian kalinya.

"Dirimu, indah. Seperti nada- nada itu." Jungkook terisak, genggamannya melemah begitu saja membuatnya tak rela. Jungkook mengejar genggaman yang menghilang itu, mencoba memanggil Taehyung, tetapi bibirnya tak mampu lagi bersuara, hanya hening disekitarnya hingga genggaman itu menghilang membuat Jungkook terisak walaupun suara nya tak lagi menggema.

Jungkook mencoba untuk memanggil kekasihnya itu, memanggilnya begitu keras dan hasilnya sia- sia. Namun, Jungkook tersentak, kelopaknya terbuka cepat hingga cahaya yang masuk terlalu banyak. Jungkook mampu merasakan genggaman pada jemarinya dan seseorang ada di hadapannya.

Pandangan nya pun terjatuh pada pemilik iris berwarna coklat yang memandangnya begitu khawatir. Pundak nya meluruh walaupun napasnya masih berpacu. Jungkook mencoba untuk memejamkan matanya sejenak hingga ia merasakan usapan lembut pada kening dan juga helaian rambutnya.

Jemari itu membuatnya kembali terdiam, mengingat bagaimana Taehyung mengusap helaian rambutnya, dulu. Rasanya, seperti Taehyung benar ada di hadapannya. Taehyung- nya, bukan Taehyung yang ada di dunia entah apa. Entah mimpi atau khayalannya atau dunia itu benar- benar ada.

Train To Soul - Taekook VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang