BAB 6

805 137 35
                                    

Pria itu tampaknya tak merasa dingin walaupun salju turun perlahan ketika waktu menunjukkan tengah malam. Iris berwarna cokelatnya menatap tenang pada langit yang begitu gelap dengan lengan yang menyangga agar tubuhnya dapat bersandar. Entah apa yang dilihat dan entah apa yang ditunggunya atau mungkin pria itu tengah mengharapkan sesuatu dari langit dan berharap langit segera memberikan inginnya itu.

Helaan napas terlihat pelan berkumpul di udara, mata nya terpejam ketika angin mengusap surai berwarna hitamnya. Hari ini cukup melelahkan setelah melakukan beberapa terapi untuk tubuhnya yang kaku karena tidur terlalu lama dan membuatnya tak sempat untuk memikirkan hal lain. Pekerjaannya, tanggung jawabnya, keadaan orang tuanya dan sosok pemuda yang Yoongi sebut namanya ketika ia terbangun beberapa hari lalu.

Yoongi menatapnya dengan tatapan bertanya- tanya seolah ia melupakan sesuatu yang begitu penting atau melakukan suatu kesalahan. Malam ini, pertanyaan dokter itu kembali menyapa memorinya. "Kau berubah, Kim." Kalimat pendek itu cukup membuatnya bertanya- tanya juga, apa yang berubah dari dirinya dan apa yang dia lewatkan. Jika pertanyaan ini memiliki benang merah pada pemuda bernama Jungkook, rasanya bukan hal yang patut untuk dipertanyakan. Perasaannya memang berubah, tapi tidak dengannya.

Taehyung mengeluh pelan dengan mata yang kembali terpejam. Rasanya pernyataan itu benar- benar mengganggu. Hanya saja, setiap ingatan yang mengarah pada pemuda itu, cukup membawanya pada rasa yang kosong dan hampa. Tak ada lagi perasaan bahagia atau semangat menjalani hari ataupun keinginan untuk bertemu dengan Jungkook. Seharusnya itu sudah jelas menggambarkan bahwa perasaannya memang tidak lagi untuk pemuda itu.

"Setiap manusia, pasti berubah kan?" gumam Taehyung yang sebetulnya menyatakan hal itu dan bukan menanyakannya. Manusia pasti berubah, begitu juga dunia. Jika manusia tidak berubah, maka dunia akan berjalan sama saja. Namun, ketika ia terbangun dari tidur rasanya begitu hampa dan kesepian. Biasanya Jungkook lah yang meramaikan kehidupannya yang terkesan monoton. Kantor, kembali ke rumah, melakukan perjalanan bisnis atau makan malam dengan rekan kerja.

Rasanya, setelah ia kembali dari desa kecil itu segalanya berubah. Hidupnya kembali monoton seperti dulu, tetapi menerima kehadiran Jungkook pun Taehyung rasanya enggan. 8 tahun yang rasanya sia- sia karena nyatanya perpisahan di depan mata. Perpisahan karena perasaannya berubah begitu saja. Dunia memang gemar bercanda dan hidupnya kini dijadikan ajang candaan. Taehyung yakin jika pemuda itu akan menangis ketika mendengar keputusannya, mengingat sudah satu tahun berlalu tanpa ada yang mengabari bagaimana kondisinya pada pemuda itu.

"Tapi, ini memang sangat aneh." gumam Taehyung yang masih merasa ada yang janggal atau mungkin ada yang ia lupakan dan entah apa. Yoongi mengatakan jika kepalanya baik- baik saja dan tidak ada cedera serius karena kecelakaan tahun lalu. Namun, Taehyung masih mengingat bagaimana kecelakaan itu menimpa dirinya.

Malam itu, ketika salju turun cukup lebat, hari di mana dirinya mencoba untuk mengunjungi Jeon Jungkook di desa dengan membawa kendaraan karena tak ada kereta yang mampu membawanya kesana ketika tengah malam. Kim Taehyung hendak pergi untuk menyelesaikan semuanya karena malam itu menerima panggilan dari Jungkook rasanya begitu berat dan Taehyung enggan untuk bicara. Namun, sayangnya kereta itu datang begitu tiba- tiba dan menyeret mobilnya cukup jauh dari jalan raya.

Kejadian yang cukup aneh karena pihak dari perkeretaapian dan juga pihak kepolisian mengatakan tak ada jadwal kereta, sayangnya tak ada kamera pengintai yang mampu membenarkan bukti tersebut. Namun, Taehyung tak ingin memikirkannya, jika memang tak ada kereta mungkin dirinya tengah berkhayal karena kesadarannya direnggut oleh beberapa teguk alkohol walaupun sebetulnya ia sama sekali tidak mabuk.

Lamunannya seketika pergi ketika ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat membuatnya melirik untuk memastikan siapa yang datang tengah malam seperti ini. Taehyung terdiam cukup lama dan menatap pria yang membuka topi yang ia kenakan sebagai bentuk sapaan. Taehyung mengenalnya, Park Jimin. Pria itu adalah sahabat Jeon Jungkook yang tengah dekat dengan Yoongi beberapa tahun terakhir hingga Taehyung pun membungkuk sekilas untuk menyapa.

Train To Soul - Taekook VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang