BAB 11

759 128 12
                                    

Pemuda itu tidak lagi menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu tidak lagi menangis. Tak ada lagi kebingungan di dalam pikirannya malam ini. Biasanya malam selalu menjemput tanda tanya mengenai kesalahannya, mengenai apa yang terjadi di hidupnya dan terkadang malam pun menjemput kenangan lama yang tak ingin di ingatnya lagi. Malam ini pikirannya lebih tenang, mungkin karena ia telah melihat Kim Taehyung setelah sekian lama merasa khawatir.

Walaupun sejujurnya, Jungkook masih merindukan pria itu. Jika dulu keduanya bertemu secara kebetulan, apa semesta akan memberikan kebetulan lainnya untuknya bertemu dengan orang yang sama? Hanya, Jungkook masih belum mampu melepaskan pria itu. Membayangkan Kim Taehyung bersenda gurau dengan orang lain membuat Jungkook gelisah dan tak ingin mendengar kabar apapun mengenai itu.

Namun, Jungkook pun kembali tersadar, sepertinya salju tidak ingin berteman dengannya. Dimulai dari dirinya tak mampu merasakan jika salju turun perlahan sampai musim dingin memberikan luka baru di tubuhnya karena tergelincir, kematian orang tua nya dan kali ini kepergian Taehyung dari hidupnya. Entah apa yang salah dengan salju, apa mungkin di kehidupan sebelumnya ia berbuat dosa besar ketika salju turun.

Jungkook mencoba mengangkat pandangannya, hanya ada gelap dan sunyi. Ia tak mampu mendengar salju telah reda atau masih turun dengan lebat. Rasanya, angin berhembus semakin kencang dan ia sedikit kedinginan. "Jika salju belum reda, aku tidak bisa pulang." gumamnya mengingat jalanan yang licin adalah petaka. Pemuda pemilik rambut hitam itu pun menghela napas nya, memejamkan mata siapa tahu dirinya mampu merasa salju yang turun.

Namun, semuanya sia- sia. Jungkook tidak mampu merasakan apapun hingga matanya yang terpejam kini mengundang kenangan masa lalunya. Ketika Kim Taehyung menjemputnya setiap kali salju turun dengan lebat di cafe dekat apartemen. Pria itu mengatakan walaupun apartemen nya lebih dekat daripada jarak kantor nya ke cafe, Taehyung tetap akan menjemputnya dan memastikan dirinya baik- baik saja.

Ingatan seperti itu yang membuat Jungkook tak mampu melepaskan Taehyung. Mungkin, pria itu tengah keliru mengenai perasaannya. Jungkook berharap jika Taehyung akan kembali nanti, mungkin tidak sekarang pria itu akan kembali datang dan menjelaskan mengenai apa yang terjadi. Benar, yang membuatnya tak bisa bergerak adalah harapan dan kata andai. "Bahkan setelah Ka Taehyung bicara tidak mencintaiku, aku tetap tidak percaya." gumamnya lagi.

Apa dirinya terlalu keras kepala atau mungkin memang perasaannya tidaklah salah. Hal itu membuat Jungkook merasa sedikit pening hingga ia mencoba untuk mengusap wajahnya dengan kasar dan berhenti untuk berpikir. Ia harus segera kembali ke rumah dan lanjut menulis. Mungkin, tulisan bisa membuatnya berhenti untuk mengingat Taehyung. Namun, Jungkook pun terdiam, berhenti bergerak ketika ia mendengar suara, suara kereta api yang melaju dari kejauhan.

Jantungnya berdetak cepat. Jungkook mencoba untuk menyakinkan dirinya jika itu adalah suara kereta api. Kereta api dengan satu koin. Suara nya semakin dekat, bunyi peluit nya terdengar semakin nyaring hingga membawa Jungkook untuk mengarahkan pandangannya pada peron. Ada uap hangat yang menyapa kulitnya, kereta itu benar berhenti di hadapannya. "Apa aku bermimpi lagi?" gumam Jungkook yang kini mencoba untuk mencubit tangannya yang terasa sakit.

Train To Soul - Taekook VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang