Epilog

1.3K 147 38
                                    

Langit tak pernah berjanji mengenai hujan, langit juga tak pernah berjanji mengenai senja, langit tak pernah berjanji jika ia tengah membahas fajar. Hanya, langit tak pernah ingkar walaupun tanpa janjinya. Ia akan kembali memberikan hujan, ia akan memunculkan senja bahkan setelah gelap pun langit mengembalikan matahari pada tempatnya. Si raja siang yang tak pernah kalah walaupun awan berkumpul, tetap cerah walaupun tak terlihat.

Jika saja takdir mampu seperti langit, tak pernah berjanji, tetapi tak pernah ingkar. Jika saja takdir akan kembali menempatkan seseorang pada waktu dan kisah yang tepat. Jika saja takdir berbaik hati, mengunci bahagia setelah kunci dari kesedihan ditemukan. Tak ada bahagia yang tinggal, tak ada juga kesedihan yang tinggal. Semua perasaan akan berlalu, tetapi tidak jika takdir yang menentukan.

Benar, entah bukan ditakdirkan atau takdir tengah menguji pilihannya. Tak ada yang tahu. Karena, takdir bukanlah langit yang memperlihatkan segalanya dengan jelas. Namun, takdir tetaplah takdir yang akan datang dan menetap jika itu adalah kisahnya. Jangan lupa, takdir selalu berdampingan dengan waktu, hanya waktu yang mampu menentukan kapan takdir kembali bekerja.

Terutama mengenai dua manusia yang dipaksa untuk berpisah. Benar takdir berkata atau takdir tengah menguji. Hanya, tak ada yang menyerah. Bahkan, sosok pria yang masih mengenakan pakaian formal setia menunggu di bawah atap yang memiliki aroma kopi begitu khas. Sebenarnya, entah apa yang ia pikirkan di acara penandatanganan seorang penulis yang begitu besar. Meminta bertemu begitu saja tanpa ada rencana apa yang akan ia katakan. Apa penulis itu sudi untuk bertemu dengannya?

Namun, penulis mengangguk tanpa ada pertanyaan apapun. Atau mungkin, penulis itu tak enak hati untuk menolaknya di depan orang banyak. Kali ini, Taehyung merasa sedikit khawatir. Biasanya ia akan menjadi manusia paling percaya diri dalam banyak hal. Namun, tidak untuk kali ini. Bahkan, Taehyung bertanya- tanya mengenai air mata yang menetes ketika melihatnya. Apa yang terjadi?

Pemikiran itu membuat Taehyung menghela napas melirik ke arah jendela di mana senja telah menghilang. Malam kali ini tidak ada hujan, tetapi angin terlihat begitu kencang hingga dedaunan jatuh mengenai aspal. Tampaknya, dalam beberapa bulan kedepan jalanan akan dipenuhi oleh daun berwarna cokelat, tak mengganggu, tetapi menambah pekerjaan para petugas kebersihan.

Taehyung tak mengerti alasan dari rasa gelisah dan khawatir nya ketika hujan turun, ketika angin berhembus cukup kencang bahkan ketika salju turun tahun lalu. Sesekali, Taehyung membawa diri untuk menjelajahi kota di tengah perasaan tanpa muara itu, mencari sesuatu dengan harapan ia menemukannya, di perjalanan, di taman kota bahkan di toko kopi.

Dan Taehyung semakin tak mengerti setelah bertemu dengan penulis hebat itu. Ada perasaan tak ingin melepaskan, ada perasaan ingin terus melihatnya, ada perasaan ingin berbincang menghabisi malam. Seolah, rindu dalam dirinya menunjuk Sang Penulis sebagai penghapusnya. Benar, rindu yang ia rasakan sedikit terobati, tetapi kembali lagi ketika penulis itu pergi.

Mungkin, ini yang dikatakan jatuh cinta pada pandangan pertama membuatnya meraih pembatas buku yang diberikan. Pembatas buku yang sangat cantik, terlihat tidak asing dan perasaannya cukup sendu. Taehyung bertanya- tanya mengapa penulis itu memberikannya pembatas buku seperti ini, mungkinkah ia memenangkan undian. Banyak pertanyaan yang tak memiliki jawaban membuatnya sedikit pening.

Taehyung pun melirik ke arah pintu dengan lonceng yang bergerak, bukan penulis membuatnya kembali mengalihkan pandangan keluar jendela. Namun, suara ponsel yang berdering membubarkan lamunannya. Taehyung segera mengambil ponsel dari saku dan melihat nama Yoongi tertera di ponselnya. Taehyung mencoba mengingat jika ia tidak memiliki janji apapun dengan Yoongi malam ini.

"Apa aku menjanjikan sesuatu hari ini?" tanya Taehyung tanpa basa-basi. Terkadang, ia lupa memiliki janji jika tak menulisnya dalam buku catatan ataupun memo di ponselnya. Akhir- akhir ini ia pelupa dan Yoongi mengatakan itu hal yang wajar setelah kecelakaan besarnya waktu itu. Hanya, Taehyung perlu melatih otaknya lagi dan melakukan beberapa terapi.

Train To Soul - Taekook VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang