Annyonghaseyo Yorobun
Selamat datang di cerita ke-2 ku🤗
Semoga kalian suka yah!Dimohon dukungannya berupa Vote dan Comment, oke?
***
Sore hari di taman bermain penuh dengan keceriaan anak-anak yang bermain dengan semangat. Ada ayunan, perosotan, area bermain pasir, dan permainan tradisional. Para orang tua juga menikmati momen kebersamaan ini. Suasana nyaman dengan sinar matahari redup dan angin sepoi-sepoi. Semua orang terlihat bahagia terbebas dari kepenatan seharian.
Seperti Dina, gadis kecil berusia 4 tahun. Datang ke tempat ini adalah sesuatu hal yang baru untuknya. Lihat saja, tatapan matanya begituh bersinar memancarkan kebahagiaan yang terpendam.
Kata 'Waah~' tak hentinya keluar dari mulutnya. Padahal ini hanya taman bermain kecil saja, tetapi anak itu terlihat begitu bahagia seperti datang ke taman bermain besar.
Mungkin bukan karena itu dia terus berucap kagum. Permainan berupa perosotan, ayunan, jungkat-jungkit dan lainnya itu sudah biasa baginya. Yang membuatnya luar biasa adalah, di taman ini begitu banyak anak kecil seusianya.
Bermain ramai-ramai walau sedikit ada drama perebutan mainan. Tapi itu, tetap terasa menyenangkan. Inilah yang namanya bermain sesungguhnya.
Sekarang Dina berada didalam barisan anak-anak yang sedang bergantian menggunakn ayunan. Dia cukup menikmatinya. Namun, seorang pria yang berdiri tidak jauh darinya tampak khawatir.
"Dina, selagi menunggu giliran. Apa kamu ingin bermain yang lain dulu? Biar paman yang akan mengantri untuk mu."
Dina sedikit mendongak ke atas, lalu kepalanya menggeleng kecil, "Itu tidak perlu, aku akan menunggu. Ini sangat menyenangkan, kami bermain bersama dengan bergantian~"
Melihat anak itu terlihat bahagia, dia pun menganggukinya. Dia saja yang terlalu berfikir berlebihan. Ia kira Dina akan merasa risi atau tidak nyaman karena harus bermain secara bergantian dengan anak-anak yang lain. Sebab, ini pertama kalinya dia melakukan itu.
Semua fasilitas taman bermain sudah dia miliki di rumah. Selama ini dia hanya main sendiri, bermain tampa harus mengantri atau rebutan dengan orang lain. Karena semuanya adalah miliknya. Maka dari itu, saat di bawa ke taman bermain umum, ia sedikit khawatir.
Kembali ketempat semula, dia tetap mengawasi Dina dari jauh. Hingga tidak lama dari itu. Terdengar suara panggilan dari seseorang memanggil namanya. Sontak dia pun langsung melihat kearah sumber suara.
"Devan!"
Senyumnya terbit di wajahnya saat melihat seorang wanita jalan kearahnya. Dia adalah Dhira, ibu kandung dari Dina.
"Kau datang dengan cepat."
Wanita itu tersenyum kecil untuk tanggapannya. Lalu, sorot matanya beralih pada kerumunan anak-anak yang sedang bermain.
"Aku tidak bisa menyia-nyiakan waktu walau hanya sedetik saja. Rasanya satu minggu itu sangat lama sekali, tapi itu jauh lebih baik dari pada aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Aku tidak tau bagaimana hidup ku jika tidak melihatnya, Dev." ucapnya dengan lirih tampa mengalihkan tatapannya sedikit pun dari putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Twins! (On Going)
Teen FictionKisah ini tentang dua anak kembar yang memiliki nasib yang berbeda. Salah satu dari mereka tidak di akui oleh keluarga. Anak malang itu di asingkan bahkan pernah berniat di bunuh oleh kakek buyutnya. Anak itu diasingkan bukan sebab dia terlahir dar...