Hai
annyeong💐Ayoo dong guysss, votenya jangan lupaaaaa....!!!
Kalau votenya lancarr, update juga cepettt!!!
Yuk... Yukkk... Bisa yukk... Hehehe...
Һคƿƿע 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈
✼✼✼
"Nura, aku ga pernah liat kamu pergi ke sekolah, kenapa?" Memulai obrolan di tengah film yang sedang mereka tonton, Amayra jadi kepikiran kenapa dia tidak pernah melihat Nura pergi ke sekolah, seharian full, Nura selalu ada di rumah.
Nura menoleh sekilas kepada Amayra yang duduk di sofa, sedangkan dia duduk lesehan di bawahnya.
"Aku Homeschooling, kak. Aku ambil kelas pagi, sekitar 2 jam-an aja. Waktu aku sekolah, kakak masih ada di kamar," jawab Nura, selama Amayra tinggal di sini, gadis itu jarang sekali keluar dari kamar, kalau tidak Nura yang mengajaknya. Sudah di pastikan, Amayra tetap akan di dalam kamar terus.
Mendengar jawaban dari Nura, Amayra jadi berfikir; apa Nura sama sepertinya, tidak diperbolehkan keluar dari rumah?
"Ohh, begituh yah. eumm.... kalau boleh tau, kenapa kamu milih homeschooling dari pada sekolah seperti umimnya?" untuk memastikan, lebih baik Amayra bertanya saja. Dari pada menduga-duga dengan pikirannya yang tidak pasti.
Nura tidak menjawabnya dengan langsung, gadis itu berpindah tempat, duduk di samping Amayra agar lebih enak mengobronya.
"Hmm... gimana yah, ini juga bukan keputusan aku. Sebenarnya, yang aku mau juga sekolah seperti orang pada umumnya. Tapi, aku memiliki keterbatasan."
Amayra menautkan alisnya, "Keterbatasan bagaimana? Apa karena aturan dari keluarga Marques?"
Nura menggeleng, "aku bukan keturanan keluarga Marques, jadi aturan itu tidak berlaku pada ku,"
"Lalu?"
"Aku mengidap penyakit yang dimana aku tidak bisa bertahan lama di area terbuka, apa lagi di tempat kerumuman, imun ku juga sangat lemah. Katakan saja aku gadis yang sensitif, penyebabnya aku akan panik berlebihan. Maka dari itu, aku tetap berada di rumah saja."
Amayra sekarang mengerti, bisa di lihat juga gadis itu mudah sekali lelah dan memiliki kulit putih pucat.
Sesi tanya, dialihkan oleh Nura. Sekarang, dia juga ingin tau tentang saudari kembar Ghava ini. Bagaimana kehidupannya sebelum ini? Itu yang ingin dia ketahui darinya.
"Lalu bagaimana dengan mu? Apa sebelumnya kamu pergi ke sekolah? Oh, yah. Aku dengar kamu berada di sekolah kak Azhar saat pertama kali bertemu, apa yang kamu lakukan di sana? Apa kamu juga salah satu siswi di sana?" Jika gadis itu sudah penasaran dia tidak akan berhenti berbicara.
Amayra saja jadi terdiam, bingung ingin menjawab yang mana. "Aku putus sekolah karena ayah ku, karena tidak mampu membiayai pendidikan aku lagi. Aku ke sana untuk mencari pekerjaan, aku denger mereka membutuhkan petugas kebersihan, makanya aku ke sana. Tapi, yang aku dapatkan malah sebuah kenyataan, aku bertemu dengan saudara kandung ku." pikirannya teralihkan ke kejadian beberapa hari lalu, dimana dia bertemu dengan Ghava untuk pertama kalinya. Memang yah, takdir itu tidak bisa di tebak.
"Uuuh~~takdir memang sulit di tebak. Pasti berat bagimu, bukan? tidak masalah, sekarang kamu sudah bersama keluarga kandung mu. Tidak ada yang perlu di khawatirkan," kata Nura, dengan tepukan kecil yang ia berikan ke pundak Amayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Twins! (On Going)
Teen FictionKisah ini tentang dua anak kembar yang memiliki nasib yang berbeda. Salah satu dari mereka tidak di akui oleh keluarga. Anak malang itu di asingkan bahkan pernah berniat di bunuh oleh kakek buyutnya. Anak itu diasingkan bukan sebab dia terlahir dar...