Bab 14[Terevisi]✓

37.5K 2.8K 95
                                    

Follow sebelum membaca hargai author!!

Votenya jangan ketinggalan woy!! 🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟

Happy Reading

.

.

.

Ceklek

Pintu UKS terbuka, terlihat dua orang pemuda tak lain dan tak bukan adalah Varo dan Axel,

Axezi, Khansa dan Revan langsung menatap kearah mereka berdua dengan tatapan dingin.

Varo dan Axel yang melihat itu, bulu ketek mereka terangkat, mereka merasakan aura dingin dan mencekik dari Khansa dan Revan.

Varo dan Axel berjalan mendekati Axezi hingga mereka berdiri sedikit dekat dengan Axezi, kira kira 100 cm jauh dari Axezi.

Axezi menatap tajam Varo dan Axel "Ngapain kalian!?" Dingin Axezi.

"Kita cuman mau liat, gimana keadaan Lo" ucap Varo dengan ekspresi yang serius.

Axezi mendengus mendengar ucapan Varo, "Bulshit" datar Axezi, ia menatap tajam Varo dan Axel.

Khansa dan Revan yang mendengar perkataan kasar Axezi, membuat mereka sedikit geram, namun mereka berdua tidak bisa melakukan apa apa.

Varo dan Axel yang mendengar perkataan Axezi yang sangat kasar geram.

Axel yang tidak tahan langsung meluap emosinya "JANGAN KASAR AXEZI!!" Bentak Axel marah.

"KAMI INI ABANGMU!!" Lanjut Axel membentak Axezi.

Axezi yang mendengar perkataan Axel, aura pembunuhnya keluar dan benar benar menusuk ke tulang, tangan Axezi juga terkepal dan sedikit bergetar.

"GUE BUKAN ADIK LO SIALAN!!" Teriak Axezi menatap tajam Axel.

Varo dan Axel yang mendengar perkataan Axezi yang membentak dan tidak mengakui bahwa mereka abangnya, dada mereka terasa sesak, mereka merasa menabrak sesuatu yang besar.

"Pergi!" Ucap Axezi dingin, mengusir mereka berdua, bahkan ia tak menatap mereka berdua, kerena entah kenapa dadanya juga terasa sakit, mungkin itu adalah perasaan Al yang asli.

"Oke, kami akan pergi, tapi dua hari lagi opa dan Oma akan datang, kau harus kembali ke mansion" ucap Varo berbalik dan menarik tangan Axel keluar dari ruangan itu.

Axezi terdiam tangannya memegang dadanya yang terasa sesak, ia mati Matian untuk menahan air matanya agar tidak lolos begitu saja, ia sudah lelah akan hidupnya, mengingat masih ada Khansa dan Revan, ia mati-matian menahan air matanya.

Khansa dan Revan yang mengetahui itu, tentu saja mereka tidak akan tinggal diam.

"Nangis aja Ax, dadanya tambah sesak kan?" Ucap Revan dengan nada lembut, tangannya juga mengelus puncak kepala Axezi.

Mendapatkan perlakuan itu Axezi benar benar tak kuat menahan air matanya, air mata itu keluar dengan sendirinya.

Revan yang menyadari itu ia langsung memeluk Axezi dan tangannya mengelus kepala Axezi dengan lembut, membiarkan Axezi menangis menumpahkan kesedihannya.

Khansa yang juga melihat itu tidak tinggal diam, tangannya juga mengelus punggung Axezi yang tidak terkena luka.

"Gue gak kuat" lirih Axezi dengan suara sedikit serak.

Axezi [End + Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang