Ekspresi Axezi berubah menjadi semakin dingin, tentu saja ia mengenal siapa orang-orang itu. Itu adalah inti dari geng Black Moon.
Kali ini di antara mereka terdapat Varo dan Axel, mereka semua turun dari motor mereka masing-masing, dan melepas helmnya.
Mereka semua menatap kearah Axezi dengan ekspresi yang berbeda-beda, kecuali Varo dan Axel, dapat di lihat dari ekspresi keduanya yang menunjukkan kekhawatiran.
Mereka semua berjalan mendekat kearah Axezi, mereka berdiri di hadapan Axezi dan menatap Axezi dengan berbagai tatapan.
"Al.. tidak, maksudku Ax" Ucap Varo menatap Axezi dengan tatapan khawatir.
Axezi yang melihat ekspresi itu mendengus, entah kenapa ia merasa jijik melihatnya, dia tidak selemah itu, bahkan jika ia mau, ia bisa melawan kedua keluarga besarnya itu. Marquez dan Abhaya sialan itu.
Lalu kenapa ia tidak memberontak?, entahlah, ia hanya tidak ingin membuang tenaganya untuk hal yang tidak berguna dan tidak membahayakannya.
"Ap—"
Baru saja Axel ingin berucap, tiba-tiba beberapa, ralat, lebih tepatnya hampir belasan mobil berwarna hitam mendekat kearahnya.
Axezi dan yang lainnya mengalihkan pandangannya kearah belasan mobil itu, hah siapa lagi kalau bukan mobil kedua keluarga besar itu.
Agrevan dan yang lainnya keluar dari mobil dengan ekspresi mereka yang tidak bersahabat, bahkan mereka menatap tajam kearah Axezi. Dengan langkah cepat mereka menghampiri Axezi.
Sedangkan Axezi yang melihat itu memutar bola matanya malas, pandangannya beralih kearah mayat-mayat yang tergeletak tak bernyawa.
Ia berjongkok ke salah satu mayat yang menyuruhnya untuk ikut, tangannya meraba-raba tubuh orang itu, ia seperti mencari sesuatu.
Sedangkan Diandra dkk dan kedua keluarga besar itu diam, mereka hanya melihat apa yang akan di lakukan oleh Axezi.
Agrevan, Affandra dan Paulo berjalan mendekati Axezi, di kala pemuda itu sudah menemukan sesuatu yang ia cari, sebuah handphone?.
Axezi menunjukkan senyum smirk nya, matanya menelisik tubuh mayat itu. Lalu mengalihkan pandangannya kearah beberapa mayat lainnya, matanya menangkap salah satu mayat yang masih bernafas.
Ia berjalan mendekat kearah mayat itu, tangannya menampar pelan pria yang berlumuran darah itu. Membuat pria itu perlahan membuka matanya.
"A–apa yang ingin—Akhhh!" Pria itu berteriak kala sebuah pisau lipat menusuk pahanya.
"Katakan, siapa yang mengirim mu?" Tanya Axezi menatap tajam pria itu dengan nada dingin dan penuh penekanan.
"Tidak akan!"
Jleb
"Akhhh!, berhenti sialan!" Teriak pria itu berteriak kesakitan.
"Jawab, sebelum pisau ini menusuk jantungmu" dingin Axezi, ia sedang dalam mood yang buruk.
"Tidak!"
Jleb
"Akhhh!, ka–kau si–sial–an" Umpat pria itu menatap Axezi dengan penuh kebencian dan penyesalan.
Axezi menusuk dada pria itu tepat di jantung pria itu, hingga membuat pria itu mati. Ia tidak pernah main-main dengan ucapannya, jika pria itu tidak mau memberitahunya, maka ia akan mencari tahunya sendiri.
Axezi mendengus kala mendengar umpatan pria itu sebelum tewas "sudah sekarat, masih bisa mengumpat" batin Axezi sedikit heran.
"Sudah selesai hm?" Ucap seseorang dengan nada dingin, membuat Axezi menoleh kearah sumber suara, itu adalah suara Agrevan.
![](https://img.wattpad.com/cover/355736425-288-k839313.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Axezi [End + Segera Terbit]
Novela Juvenil[Part Tidak Lengkap❗] ⚠️TETAP VOTE WALAU UDAH END⚠️ "Sialan!, bertransmigrasi ke tokoh novel bocah bodoh ini!" "kenapa gak mati aja sih!?" Axezi Alvarez Leonal seorang CEO yang berumur 28 tahun bertransmigrasi ke dalam cerita novel menempati raga se...