Bab 32[Terevisi]✓

23.8K 1.9K 119
                                    

Follow sebelum membaca hargai author!!

Votenya woy 🌟🌟🌟, awas kalo gak vote😑.

🗣️ Emang kalo gak vote kenapa Thor?.

Me: Aku ngambek😼

Happy Reading

.

.

.

Terlihat Al kecil sedang berada di belakang mansion, lebih tepatnya taman di belakang mansion, di temani oleh Bi Surti yang duduk memperhatikan Al yang duduk yang beralaskan karpet.


Bi Surti menatap Al sendu, ia melihat Al yang bermain sendirian tanpa ada seseorang yang mau bermain dengannya.

Al kecil menatap kearah bi Surti dengan senyum bahagia di wajahnya. Tangannya melambai memanggil bi Surti.

"Bi ayo cini temenin Al main, hehe" ucap Al dengan senyum manis di wajahnya.

Mendengar namanya di panggil, bi Surti tersenyum, dan mendekat kearah Al, ia benar-benar sedih ketika melihat wajah Al yang tetap memancarkan kebahagiaan, walaupun keluarganya tidak ada yang perduli dengannya.

"Ya udah sini, ayo bibi temenin" ucap bi Surti tersenyum, ia juga ikut duduk di tikar itu.

Terlihat tawa bahagia yang di tunjukkan Al.

Tanpa di sadari ada yang mengintip kejadian itu, matanya menatap dengan tatapan yang sulit.

"Sungguh anak yang malang" batin orang itu.

****

Sekarang umur Al sudah 5 tahun, yang di mana ia sudah mulai masuk sekolah TK, ia selalu di antar ke sekolah oleh Bi Surti dengan sopir, yang memang di khususkan untuknya.

Sangat tidak mungkin orangtuanya mau mengantarnya, jika ia tetap merengek minta di antar, pasti ia akan di pukuli dan di siksa.

Al di sekolah itu, tidak ada yang mau berteman dengannya, karena mereka menganggap kalau Al adalah anak yang tidak punya orang tua dan miskin, karena mobil yang ia gunakan bukanlah mobil yang mahal. Avanza?.

Mereka menganggap standar Al masih di bawah mereka, ya kalian tahu sendiri kan, Al sekolah bukan di sekolah TK biasa, pastinya juga maju.

Dan saat ini semua anak yang ada di sekolah TK itu sudah pada pulang, mungkin bi Surti sedikit terlambat menjemput Al.

Al duduk di kursi panjang di depan pintu gerbang sekolah itu, ia menunggu jemputan. Tiba-tiba seseorang datang dan langsung duduk di sampingnya membuat Al kecil takut.

Sedangkan pria itu menatap Al dingin dan sedikit penekanan, membuat Al kecil ingin menangis. Matanya berkaca-kaca pertanda ia akan menangis.

Pria itu adalah Affandra, namun penampilannya seperti orang biasa, ia terkejut ketika melihat mata Al berkaca-kaca.

"Apa aku semenyeramkan itu?" Batin Affandra heran.

Axezi [End + Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang