Bab 45

11.3K 887 38
                                    

Sekarang jam menunjukkan pukul 07:20 pagi, ini adalah hari kedua ia berada di rumah sakit. Ia duduk sambil menatap kearah keluar jendela rumah sakit.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat atensinya menatap kearah sumber suara, ia menatap datar orang yang masuk ke ruangannya, Agrevan.

Agrevan berjalan mendekat kearah Axezi, ia duduk di kursi samping brankar Axezi.

"Bagaimana kondisi mu sekarang?" Tanya Agrevan tanpa menatap kearah Axezi, ia mengambil pisau dan buah apel yang berada di nakas samping brankar Axezi.

"Hm, cukup membaik" Jawab Axezi dengan nada datarnya, ia kembali mengalihkan pandangannya kearah luar kaca jendela rumah sakit.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan di antara keduanya, Axezi hanya memilih diam, sedangkan Agrevan sibuk mengupas buah apel.

Setelah itu, ia memberikan buah apel yang di kupasnya itu kepada Axezi, dan itu juga di terima oleh Axezi.

Ia memakan buah apel tanpa minat, ia sungguh bosan berada di rumah sakit. Ia mengalihkan pandangannya kearah Agrevan.

"Pulang" singkat, padat, dan jelas. Ia menatap dingin Agrevan, matanya menyorot tuntutan dan pemaksaan.

"Tidak" tolak Agrevan membuat Axezi semakin berkilat dingin, ia sudah dua hari di rumah sakit, ia merasa tambah sakit ketika terlalu lama di rumah sakit.

"Hm, baiklah aku akan pulang sendiri" Ucap Axezi dingin, membuat Agrevan langsung menatapnya tajam, namun di hiraukan oleh Axezi. Ia tidak perduli, ia hanya ingin pulang.

"Jangan coba-"

Perkataan Agrevan terhenti ketika melihat Axezi yang melepas paksa infusnya, bahkan sampai mengeluarkan darah.

Axezi tak memperdulikan darah yang mengalir keluar dari punggung tangannya. Ia menyibak selimutnya dan mulai ingin turun dari brankarnya, namun langsung di tahan oleh Agrevan.

"Lepas" sentak Axezi dengan nada dingin dan penuh penekanan.

"Satu hari lagi Ax" tawar Agrevan, ia menatap dingin Axezi.

"Tidak" kekeh Axezi, ia mencoba lepas dari cengkraman Agrevan.

"Satu hari atau-"

Ceklek

Perkataan Agrevan terhenti, ketika mendengar suara pintu terbuka, membuat Agrevan dan Axezi menatap kearah sumber suara.

Dapat mereka lihat tiga pemuda dan satu pria paruh baya yang seumuran dengan Agrevan. Affandra, Galan, Khansa dan Revan, mereka berempat masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi bingung.

Mereka mendekat kearah Axezi dan Agrevan. "Ada apa?" Tanya Affandra menatap datar keduanya.

"Pulang" Jawab Axezi dengan nada datarnya, membuat ekspresi Affandra dan yang lainnya berubah dingin.

"Tidak Ax!" Ucap mereka secara bersamaan dengan nada dingin dan penuh penekanan, mereka menatap tajam Axezi.

Mendengar hal itu Axezi hanya mendengus, ia tidak perduli, kali ini ia tidak akan menuruti mereka. Melihat ada celah Axezi berhasil lepas dari Agrevan.

"AXEZI!" teriak mereka, membuat beberapa bodyguard di luar ruangan menjadi terkesiap.

Dengan santainya ia melewati beberapa bodyguard yang berjaga. Ia berlari dengan cepat untuk menghindari kejaran Agrevan dan yang lainnya.

"Sialan!, kejar dia!" Titah Affandra marah, ia mengeraskan rahangnya, begitu juga dengan yang lainnya.

Mereka juga berlari untuk mengejar Axezi. Sedangkan Axezi, ia memasuki lift menuju lantai bawah. Ia menghiraukan pakaiannya yang masih ia pakai adalah pakaian rumah sakit.

Axezi [End + Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang