Author POV
"Sejak kapan ka Indah deket sama ka Gita?" tanya Ashel. Ia lupakan hidangan lezat di hadapannya hanya untuk rasa penasarannya.
"Sebelum sekolah di sini. Dia juga berhubungan dengan gen kamu." Jawab Indah santai sambil memotong potongan daging ayam menjadi lebih kecil dan menyuapkannya ke Kathrina yang tengah bersandar nyaman pada Marsha. Sedangkan yang bersangkutan hanya sibuk mengaduk makanannya.
"Cha, Ka Indah sama Acel ngomongin apa sih?" tanya Kathrina, namun Marsha tidak sedikitpun menoleh padanya.
"Chaaa ih!" Marsha tersentak ketika mendengar rengekan Kathrina hingga Ashel dan Indah ikut memperhatikan.
"Eh iya kenapa?" tanya Marsha.
"Tau ah, kesel!" Kathrina menegakkan duduknya, ia silangkan kedua tangannya ke depan dada dengan bibir cemberut.
Namun lucunya gadis itu tetap menerima suapan dari Indah. Bahkan jika Marsha juga menyuapinya, dia juga menerima.
"Manja bener bocil." ucap Ashel mengejek.
"Iiih ka Indah, Acel nih open war mulu." Indah menghela nafas, adik-adiknya ini akan terus berantem satu sama lain kalo dia memilih memihak.
"Ih tadi keren banget ya, pas ka Gita dateng mereka-mereka yang berantem langsung pada bubar. Denger suara langkahnya aja duh dingin banget." ucap Kathrina.
Tiga orang lain di meja itu bertatapan satu sama lain. Kalau Kathrina yang manusia biasa saja bisa merasakannya, apalagi mereka?
Mereka akhirnya hanya mengangguk mengiyakan ucapan Kathrina.
"Ka Indah, ko aku gatau kalo ka Indah kenal ka Gita udah lama?" tanya Kathrina.
"Aku udah kenal Gita dua tahunan. Barengan sama pas mama meninggal." Kathrina terdiam.
Dia ingat hari itu, Kathrina sedang berlibur di luar negri dan mendapat kabar kalau mama Indah mengalami kecelakaan dan pergi menyusul papanya. Bukannya pulang, dia malah memilih melanjutkan liburannya dan berpikir kalau dia bisa mengunjungi Indah kapanpun.
Kenyataannya, setelah pulang, dia tidak bisa menemukan Indah bahkan dalam waktu satu bulan. Tidak ada siapapun yang tau keberadaan Indah, bahkan om dan tante dari Indah.
Hingga tak lama, keluarga Indah mengabarkan bahwa Indah kembali dengan diantar oleh seorang gadis asing. Beruntungnya Indah kembali dalam keadaan baik-baik saja. Saat itu Indah bahkan tidak menjawab pertanyaan mengenai kemana ia pergi dan siapa yang mengantarnya.
Butuh waktu tiga bulan agar Kathrina bisa membujuknya untuk berbicara padanya kembali. Mulai saat itulah dirinya belajar untuk tidak menjadi pribadi yang egois.
"Hei, udah, ga usah dipikirin. Mending balik kelas yuk." Indah mengelus kepala Kathrina, memahami apa yang dipikirkan adik bungsunya itu.
Mereka mengangguk dan segera beranjak dari duduknya. Namun lagi-lagi, Kathrina menabrak Gita yang entah sejak kapan berada di dekatnya.
"Duh..hehe ka Gita. Maaf lagi ya." ucap Kathrina.
"Lain kali hati-hati." ujar Gita dan diangguki cepat oleh Kathrina sambil memberi tanda hormat dengan reflek. Tangan Gita terulur menepuk kepala Kathrina sambil tersenyum kecil.
Keempat orang itu menganga, tidak, bukan empat orang, namun seluruh isi kantin. The Ice Princess tersenyum!
Namun Gita tidak mempedulikan itu, dia kembali mengubah mimik wajahnya. Ditatapnya Marsha yang kini menunduk ketika Gita melihatnya.
"Indah, Marsha, datang ke rumah sepulang sekolah." Gita menepuk pundak Marsha pelan lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Seperti ucapan Gita, mereka kini berada di kediaman mewahnya. Mereka? Iya, Ashel dan Kathrina merengek ikut, jadilah Indah yang memiliki hati selembut sutra itu mengizinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess
FanfictionDi dunia ini, seperti yang semua orang tahu, makhluk hidup bukan hanya manusia. Hewan dan tumbuhan ada untuk mempertahankan ekosistem alam. Hidup berdampingan dengan baik walaupun banyak manusia yang berniat merusak. Tapi yang mereka tidak tahu, ada...