Tell Them

2.4K 209 13
                                    

Author POV

Feni, Christy, Fiony, Kathrina dan anggota aliansi masih diam menatap pintu kamar Gita dan Oniel. Memastikan dua gadis itu benar-benar beristirahat.

"Oke, aku mulai, ya. Pertama, untuk kamu Kath. Sekarang kamu tau-kan keberadaan kita. Manusia ga sepenuhnya nguasain dunia. Kalo Vampire dan Werewolf mau, mereka bisa ngelakuin genosida ke manusia. Tapi itu cuman buat keadaan dunia ga stabil. Adanya kami, aku dan Indah sebagai hunter itu buat ngejaga batas antara manusia dan immortal." jelas Shani.

Kathrina diam. Shani benar, kalau mereka mau, mungkin sudah banyak korban manusia berjatuhan. Jika melihat banyak yang bergabung ke aliansi sekarang, kalau mereka mau, mereka bisa membuat seluruh manusia di sekolah musnah. Namun kenyataannya, dia sendiri masih hidup.

Ia bahkan bisa melihat Gracia begitu akrab dengan mereka. Dia diam, tidak tahu harus mengatakan apa.

"Loe tenang aja, Kath. Semua makhluk immortal di sekolah tergabung ke aliansi. Semua yang tergabung ke aliansi ga ada yang boleh sentuh manusia sekolah kita. Yaaa loe bisa liat, udah mau dua tahun dan gaada kasus apapun." ujar Gracia.

Kathrina melirik ke arah Ashel dan Indah. Indah membuka tangannya, sontak Ashel dan Kathrina-pun langsung masuk ke pelukkannya.

"Lucu ya, ka Indah kaya maminya. Padahal mah Ashel jauh lebih tua." celetuk Flora.

"Lah umur loe berapa, Cel?" tanya Kathrina kaget.

"75 tahun"

"Hah? Nenek-nenek loe?" ejek Kathrina.

"Lah kalo Ashel yang umur segitu aja loe kata tua. Apalagi tau umur ci Shani." sahut Flora lagi.

"Kan ci Shani manusia, umurnya normal dong." jawab Kathrina tidak terima.

"Siapa bilang. Gimanapun dia hunter. Hunter bisa idup sampe empat ratus tahun. Umur ci Shani kaya ka Feni kayanya deh." ujar Fiony.

Flora dan Fiony ini kompak, mereka adalah akun jahat setiap ras.

"Ka Feni umur berapa emang? Engga setua itu kan?" tanya Freya polos membuat Feni tertawa.

"Umur aku dua ratus dua tahun, beda tiga tahun sama Shani. Nah umur Gita sama Oniel itu sama, dua ratus tahun."

"Ngatain gua nenek-nenek. Noh yang loe taksir malah nenek moyang udah. Indonesia aja belum merdeka itu."

Kathrina menganga tidak percaya. Dua ratus tahun dengan wajah semuda itu? Siapa yang percaya? Itu berarti kemungkinan besar remaja dengan umur normal di sini hanya dirinya, Indah dan Gracia.

Shani sendiri menunduk malu ketika Feni menyebut umurnya dengan gamblang. Gracia, orang yang disukainya kini menatapnya dengan jahil.

"Oke cukup becandanya. Ka Feni, bisa jelasin siapa wanita itu. Ngeliat dari ekspresi kalian kemarin, jelas banget kalian kenal sama dia." tanya Azizi.

Feni menghela nafas, meredam emosinya ketika ia kembali mengingat wajah Celline.

"Dia Celline Amora. Penasihat ratu, orang yang dihormati setelah Queen dan Princess sekaligus orang yang paling Gita benci." jelas Feni.

"Awalnya, aku gatau kenapa Gita benci banget sama Celline, tapi ngeliat langsung apa yang dia perbuat kemarin dan dari apa yang dibilang Gita, alesan Gita benci sama udah jelas banget. Gita tahu persis apa yang Celline perbuat dan Celline yang udah ngebunuh Iris." lanjutnya.

"Iris itu sebenarnya siapa? Dari kemaren gua denger nama itu disebut mulu." tanya Kathrina.

"Iris itu mate-nya Gita. Bagi bangsa immortal macam kami, jodoh kami sudah tergaris dan tidak bisa terelak bahkan sama rasa benci sekalipun. Kalo di sini contohnya ya Zee sama Marsha dan Adel sama Ashel. Sebenernya bingung juga kenapa Zee bisa jadi mate Marsha, tapi balik lagi, semua udah ditentuin."

The PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang