Author POV
Kathrina, Indah, Zee bersama Gita dan saudaranya duduk di rooftop rumah Gita memandang langit malam.
"Ka Gita ko tenang banget sih, ga khawatirin Christy?" tanya Marsha.
"I do, but I'm sure she's okay. Dia lebih kuat dari yang kamu tau." jawab Gita.
"Ga nyangka ya, kita dulu segan banget mau bicara sama ka Gita, tapi sekarang bisa sesantai ini." ujar Fiony. Ditatapnya Gita dari samping dengan bangga.
"Kalo kata ka Gita, kita kan keluarga." sahut Marsha.
"Mana ada aku bilang gitu." jawab Gita ga santai.
"Tapi aku juga ga nyangka sih bisa gini ke kalian. Secara aku satu-satunya manusia di sini. Kalo dulu bayangin takut juga sih." ucap Kathrina tidak mau kalah.
"Ngapain takut, aku bakal jagain kamu. Aku jadi hunter bukan tanpa alasan. Jagain kamu sama Marsha itu komitmen aku." ujar Indah.
Mereka terkekeh, malah adu nasib mereka ini. Selanjutnya mereka berbincang kecil hingga malam semakin larut.
Langit cerah benar-benar mendukung mereka untuk bersantai malam ini.
"Ka Gita kenapa izinin aku di sini? Ka Gita juga ngelindungin aku dari awal. Aku bukan satu-satunya manusia di sekolah." tanya Kathrina.
"Because you're the only moon in my sky amongst the constellation of stars." jawab Gita.
"Duh bucin-bucin. Dah lah yok masuk aja kita." Oniel meraih tangan Indah mengajaknya untuk pergi dari rooftop.
Semuanya terkekeh melihat respon Oniel yang sekaligus mencari kesempatan. Gita sendiri juga tersenyum kecil.
"Semua berubah, kalian bahkan ga takut untuk berhubungan dengan kaum yang berbeda sama kita." gumam Gita pelan.
Gita berdiri dari tempatnya, menepuk pelan celananya untuk menghilangkan kotoran yang menempel di sana lalu mengulurkan tangannya ke Kathrina untuk membantunya berdiri.
Mereka mengikuti Gita berdiri untuk segera turun dari rooftop, namun, belum sempat kaki mereka melangkah, seonggok mayat jatuh ke hadapan mereka membuat mereka terkejut.
Mayat werewolf dengan kening yang terukir huruf C itu membuat mereka mengerti kalau ini adalah perbuatan Celline.
Team inti Aliansi berlari memasuki rumah Gracia karena panggilan darurat dari gadis itu. Sesampainya di sana, Gracia menunjuk koordinat titik merah berjumlah banyak di layar.
"Ini pasukan Celline, mereka bergerak di hutan utara. Perang sudah dimulai." jelas Gracia.
"Kita akan bagi team. Ashel dan Adel akan pimpin team A untuk serang lewat barat, Dhea, Flora dan Feni akan serang lewat timur bareng team B. Team F akan serang bagian tenggara dipandu Azizi dan Marsha. Team C akan digabung sama D untuk serang dari depan. Eli, Gita, Oniel, Shani kalian pimpin mereka. Ikutin koordinasiku sama Fiony nanti."
"Selanjutnya, bagian medis, Freya dan Kathrina akan bikin camp di bagian selatan hutan. Indah akan gunain kemampuannya buat hentiin waktu sementara biar kalian dan team kalian bisa lewat wilayah manusia dengan aman dibantu Amanda, Indira sama Ella." lanjutnya.
"Tapi ka Gre, Marsha--"
"Ka Gita stop! Biarin aku ikut kali ini. Aku akan tunjukin kalo aku pantes jadi mate Azizi dan bagian dari Aliansi." ujar Marsha.
"Bukan waktunya berdebat. Gita, aku tau kamu khawatir, tapi mau sampe kapan? Biarin Marsha ikut, aku yakin dia bisa."
Gita menatap sang kapten lalu Marsha. Dia menghela nafas meyakinkan dirinya sebelum akhirnya mengangguk mengizinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess
FanfictionDi dunia ini, seperti yang semua orang tahu, makhluk hidup bukan hanya manusia. Hewan dan tumbuhan ada untuk mempertahankan ekosistem alam. Hidup berdampingan dengan baik walaupun banyak manusia yang berniat merusak. Tapi yang mereka tidak tahu, ada...