04 .

831 70 21
                                    

Just a reminder, this is just a fiction!
Content warning  // Violence.

Just a reminder, this is just a fiction! Content warning  // Violence

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

️️ ️️ ️️ ️️ ️️ ️️

‘Beristirahatlah jelitaku. Usai hari ini berlalu hanya ada kebahagiaan yang akan kau rasakan. Aku mencintaimu, Lee Heeseung’

Air mata sang jelita jatuh meluruh dengan begitu derasnya tanpa hambatan, saat ia mengingat kembali ucapan manis Jay di hari saat ia merasa begitu putus asa.

Banyak hal indah dan janji-janji penuh kebahagiaan yang dulu Jay ucapkan padanya, namun kini semuanya hanya tinggal janji yang menggema dalam ingatannya saja.

Lima tahun telah berlalu, jenjang pernikahan telah Heeseung tapaki bersama Jay selama hampir empat tahun. Usai melahirkan buah hatinya, akhirnya Heeseung memilih untuk menerima lamaran pernikahan dari Jay hari itu, hanya dengan berbekalkan sebuah kenekatan.

Usai Heeseung melihat bagaimana ketulusan Jay selama merawatnya saat ia tengah mengandung bayi yang bahkan bukan benihnya, maka dengan penuh keikhlasan Heeseung menerima Jay tanpa pikir panjang lagi, bahkan ia sampai mengesampingkan rasa traumanya untuk kembali menjalin hubungan dengan seseorang, hanya demi Jay.

Kini hal itu terbukti sebagai sebuah keputusan yang paling buruk yang pernah Heeseung pilih, karena nyatanya ia sekali lagi pasrahkan hatinya pada insan yang salah.

Bahtera rumah tangga yang indah dalam angan-angannya dahulu telah ia lalui bersamanya, bersama orang yang tak pernah ada dalam benaknya sebelumnya, dengan alur yang tak seindah seperti dalam angan serta bayang impiannya.

Sejak dua tahun lalu, lebih tepatnya di tahun kedua usia pernikahan mereka, usai Heeseung mengalami sebuah kecelakaan yang sampai mengharuskan rahimnya diangkat, nyatanya hal itu mampu buat sosok Jay yang dahulu begitu hangat menerimanya penuh cinta kini berubah menjadi pria dingin dan kasar.

“HEESEUNG!”

sang jelita langsung tersadar dari lamunannya saat suara yang dahulu menggumamkan namanya begitu lirih merdu penuh kelembutan kini bertransformasi menjadi suara berat penuh kebengisan.

“HEESEUNG!”

Saat panggilan kasar kedua itu terdengar Heeseung pun segera bangkit dari ranjang tempat tidurnya, lantas keluar kamar dan menuruni anak tangga sampai terhenti di ruang keluarga.

“Ada apa?”

“Ada apa ...? ADA APA, HUH?! KAU TOLOL KAH BAGAIMANA?! BISA-BISANYA KAU MENARUH UDANG DI MAKANAN SUNOO!!!”

Sang jelita meringis saat rambutnya kini di jambak begitu kasar oleh Jay, lantas kaki mungilnya spontan melangkah maju dengan tergesa-gesa mengikuti langkah Jay yang tengah menariknya ke ruang makan masih dengan cara menjambak rambutnya.

“Sakit …”

“LIHAT! LIHAT BODOH! SEBAB ULAHMU SUNOO JADI MUNTAH-MUNTAH SEKARANG, SIALAN!”

Tubuh ringkih Heeseung langsung tersungkur di lantai saat Jay menghempaskannya tanpa belas kasih.

BILLS | HOONSEUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang