09.

258 44 23
                                    

Just a reminder, this is just a fiction!

Just a reminder, this is just a fiction!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

️️ ️️

Saat Heeseung dan Yujin sampai di bangunan rumah yang harus mereka tinggali itu, suara benda-benda yang saling berhantaman langsung menyambut rungu keduanya dengan lantang.

“Mom, kita pergi saja, ya? Yujin takut kalo Papa pukul mommy lagi”

“Sayang, Mommy harus bertemu Papa dulu ya? Setelahnya baru kita bisa pergi dari sini dan hidup bahagia bersama, oke sayang?” Heeseung tersenyum teduh seraya coba meyakinkan buah hatinya untuk segera usaikan penderitaan mereka, hari ini juga.

Setelah si kecil setuju dan sepasang tungkai rusa keduanya mulai menapaki area ruang tamu rumah itu, Heeseung dengan cekatan langsung pasang badan, jadikan tubuhnya sebagai tameng untuk Yujin, kala sebuah vas terlempar ke arah mereka.

“HEY SIALAN! MANA MAKAN SIANGKU DAN SUNOO, HAH?! KAU LUPA APA KATAKU TADI PAGI? ATAU KAU BETULAN MULAI TULI, LEE HEESEUNG?!”

Sang empunya nama sontak terkekeh sinis, sebelum kemudian ia tatap Jay menantang. Di belakang Jay kini bahkan sudah ada Sunoo yang tampak panik dan berusaha mengusap-usap pundak Jay yang menegang penuh amarah.

“Apa lelaki cantikmu itu tidak bisa memasak? Apa dia hanya pandai bernyanyi (mendesah) dan berkendara? Mengendarai batang penismu!” namun Heeseung tak mengucapkan kalimat terakhirnya secara langsung, sebab masih ada Yujin disisinya.

“Kurang ajar! Kau sudah berani melawanku sekarang, Hah!!! Kemari kau, biar ku habisi kau hari ini juga!”

Jay semakin mengamuk tentunya, urat-urat nadi di lehernya bahkan sampai tercetak jelas acap kali ia berteriak ke arah Heeseung, namun Sunoo dengan susah payah coba terus menahan pergerakannya, walupun beberapa kali dirinya hampir kena sikut oleh Jay.

Kekehan sinis penuh penghinaan kian Heeseung udarakan tanpa beban, agar emosi Jay semakin terpantik. Ia memang sengaja melakukannya, sebab ia ingin melihat seberapa besar Jay sanggup marah kepadanya, mengamuknya, dan menyakitinya pun bila perlu sebelum ia hancurkan dengan telak.

“Menghabisiku? Silahkan saja!” Tantangnya.

“SIALAN! LEPASKAN AKU SUNOO, BIAR KU HABISI DIA SEKARANG JUGA!”

“Sudah Jay, sudahlah. Tenangkan dirimu, jangan gegabah, Jay” Walaupun takut-takut tuk melawan namun Sunoo tetap bersikeras menahannya.

“Lepas Sunoo! Jika kau tak mau ku sakiti juga!” Ancaman Jay nyatanya tak surutkan tekat Sunoo untuk terus mencekalnya.

Perseteruan kecil antara Jay dan Sunoo buat Heeseung semakin jumawa tuk terkekeh sinis, “Kau tidak lagi mencintaiku kan, Jay? Kau bahkan tidak pernah mencintai Sunoo, benar?”

BILLS | HOONSEUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang