️️ ️️ ️️ ️️ ️️ ️️
Usai membereskan rumah yang begitu berantakan sebab amukan Jay sebelumnya, Heeseung lantas segera bergegas untuk mengantar Yujin ke sekolah barunya.
Sejak satu bulan yang lalu dengan keputusan secara sepihaknya Jay memaksa Heeseung dan Yujin untuk tinggal di Seoul, tempat yang dahulu memberikan Heeseung luka lara yang abadi.
Jay memaksa untuk pindah ke Seoul sebab kekasihnya yang tak lain adalah Sunoo, orang yang membeli apartemen Heeseung lima tahun lalu itu, Ibunya kini tengah sakit keras sedangkan di sana tak ada kerabat satupun yang bisa menjaganya saat di rawat di rumah sakit.
“Heeseung!” Sang empunya nama yang baru keluar dari sekolah baru sang anak langsung mematung di tempat saat netranya menangkap figur seseorang yang begitu dikenalnya dengan baik di masa lalunya.
“Sedang apa kau disini?” Ucap sang empu sekali lagi usai mendekat ke arah Heeseung yang masih tetap terdiam bahkan semakin mematung.
“Heeseung? Apa kau baik-baik saja?”
Usai tubuhnya sedikit diguncang oleh sang empu Heeseung akhirnya merespon dengan sedikit gugup, ia menganggukkan kepalanya sebagai balasan.
“Apa yang kau lakukan di sini?” Respon Heeseung.
“Aku tinggal di daerah sini. Kau sendiri?”
“Aku — aku baru saja mengantarkan putraku” Jujur Heeseung sedikit terbata-bata.
“Benarkah? Anakmu dan Jay sudah bersekolah?”
Sosok itu sebenarnya baru tahu, jika Heeseung berakhir menikah dengan Jay, ia dari orang yang sebelumnya ditemuinya, lagipula yang ia tahu Heeseung adalah sosok yang begitu dicintai oleh Sunghoon, dan sebaliknya.
Semua orang tahu akan hubungan mereka yang menjadi kisah cinta romansa terbaik semasa sekolah dulu dan kini semuanya tampak sia-sia saja, jika akhirnya mereka malah punya keluarga mereka masing-masing.
“Oh ya, bukannya masih umur tiga tahun ya?” Melihat gerak-gerik Heeseung yang tampak tidak nyaman untuk merespon pertanyaannya, mungkin sebab masih di lingkup umum, sang empu akhirnya mentitah Heeseung agar pergi ke seberang bangunan sekolah itu yang terdapat sebuah taman rindang di tengah-tengah cafe dan toko es krim dan kebetulan cukup sepi pengunjung.
“Apa kabar?” Sang empu bertanya sambil mengamati ekspresi Heeseung, untuk memastikan jika ia sudah merasa lebih nyaman dari sebelumnya.
“Aku baik. Jay juga dan emmm … putraku sama baiknya” Heeseung menjelaskan seluruhnya, meskipun sebenarnya ia tahu jika sang empu hanya menanyakan tentang kabarnya saja.
“Begitukah?” Heeseung tampak menganggukkan kepalanya dengan yakin untuk mengkonfirmasi kebenarannya.
Namun dari tutur ucapnya, jelas sang lawan bicara menangkap keanehan dalam kalimat yang dipilih Heeseung, ia menyebutkan kata anak dengan putra - ku, yang seharusnya putra - kami, putra Jay dan Heeseung tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BILLS | HOONSEUNG
FanfictionI just wanna let it go. Why don't you just let me go?