Angin sepoi-sepoi menerpa perpohonan di sekitar mereka, memberikan kesan damai di tengah dunia yang telah terlempar kembali ke Zaman Batu.
(Name) sejak tadi sibuk sendiri langsung menoleh kearah Senku. "Senku, apakah kau tidak merasa ada hal yang lebih menarik di zaman ini? Sesuatu yang bisa membuat hatimu berdebar kencang?" Ia memandang Senku dengan tatapan penuh tanya.
Senku hanya menggelengkan kepala. "...Pertanyaanmu memang absurd, (Name). Sainslah yang akan membawa kita ke puncak peradaban. Tentu saja sainslah yang paling menarik."
(Name) mendekat, menyelipkan godaannya di antara percakapan serius mereka. "Oh, tentu saja, Senku. Tapi mungkin, sesekali, kita bisa menyelipkan kegilaanku ke dalam eksperimenmu."
Senku menggelengkan kepala. "Kegilaanmu mungkin tidak berguna dalam situasi ini."
Namun, sebelum (Name) bisa melanjutkan godaannya, Taiju muncul dengan keranjangnya yang penuh. Mata Senku melebar kaget melihat banyaknya hasil buruan yang dibawa oleh sahabatnya. Taiju berjalan menuju mereka dengan langkah semangat.
"Wah... banyak sekali, kau pasti nge-cheat kekuatan tubuhmu, Taiju," ucap Senku dengan mata yang berbinar, mencoba memahami rahasia keberhasilan sahabatnya. Taiju hanya tersenyum bangga sebagai jawaban.
Setelah itu, Senku langsung duduk di tanah, mengevaluasi setiap item yang ada dalam keranjang. Dengan ketajaman analisisnya, ia memisahkan makanan yang dapat dikonsumsi dan yang tidak dapat dikonsumsi.
Perbedaan antara keduanya sungguh luar biasa. Keranjang besar dipenuhi oleh makanan yang tidak aman untuk dikonsumsi, sedangkan keranjang kecil hanya diisi oleh beberapa jenis makanan yang bisa dimakan.
(Name), yang merasa tertarik, melangkah mendekati Senku. Saat ia berdiri di sampingnya, ia menunduk dengan senyuman melihat isi keranjang. "OH! Aminita Virosa, itu beracun!" kata (Name) sambil tertawa melirik Senku. Senku mengangguk membenarkan perkataan (Name).
"Hypsizygus Tesselatus, jamur tiram coklat, bisa dimakan." ucap senku.
Senku mengamati jamur tersebut dengan cermat. "Amanita Muscaria, beracun! Dilihat dari bentuknya saja sudah seperti jamur Mario!" lanjut Senku.
Tidak lama kemudian, Senku menunjukkan sebuah jamur pada (Name). "Lihat ini, (Name). Artemisia Priceps, atau Mugwort Jepang. Kau pernah memasak jamur ini sebelumnya kan? Bisa jadi variasi menu baru," ujar Senku.
(Name) tersenyum dan mengangguk. "Benar, aku pernah memasaknya. Selain bisa dimasak, daunnya bisa dibuat teh herbal loh. Mau mencoba teh mugwort buatanku, Senku?" tawarnya.
Senku tampak berpikir sejenak. "Boleh juga. Teh herbal kaya manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Bisa jadi alternatif minuman selain air putih biasa," ucapnya.
"Oke, nanti akan kubuatkan teh mugwort spesial hanya untukmu Senku!" sahut (Name) antusias.
"Hn, terserah kau saja," gumam Senku. Dia sudah kembali sibuk dengan pengamatan jamur dan tumbuhan di hadapannya.
"Ehh? bagaimana denganku?" akhirnya, suara Taiju terdengar. Tetapi jawaban yang dia dapatkan hanyalah angin.
(Name) terkejut dengan satu-satunya bunga yang harus disisihkan. Ia langsung menoleh ke arah Taiju dengan wajah ingin tertawa. "Aconitum, Bunga Wolfsbane! Kau mau mati ya bodoh!?" bentak Senku.
Senku bangkit dari duduknya, menatap (Name) dengan mata serius. "Kesalahan dalam memilih makanan bisa berakibat fatal di dunia ini. Kita harus hati-hati," ucap Senku sambil menyerahkan keranjang berisi makanan yang dapat dikonsumsi kepada (Name), memberi tugas untuk memasaknya.
(Name) hanya tertawa ringan, sambil meresapi pandangan serius Senku. "Tenang saja, Senku. Aku punya panduan hidupku sendiri." Ia melirik Senku. "Dan mungkin suatu hari nanti aku bisa membuat eksperimen yang membuatmu terpesona."
![](https://img.wattpad.com/cover/356025392-288-k744188.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything For You - [Senku X Reader]
FanfictionFlirty (Name)‼️ (Name) mendekatkan diri, hingga hanya beberapa sentimeter dari wajah Senku. "Kau tahu, Senku, terkadang kehidupan ini terlalu singkat untuk dihabiskan hanya di dalam laboratorium. Kita bisa membuat eksperimen yang lebih menarik, sepe...