4 - Anggur zaman batu?

905 126 0
                                    

Senku berjongkok dan dengan hati-hati mengambil sepotong tubuh dari hasil petrifikasi milik Taiju.

Kepingan batu yang terkikis itu tampak begitu rapuh, sebagai saksi bisu dari ribuan tahun yang telah berlalu.

"Setelah 3.700 tahun, mengapa kita bisa terbebas dari selubung batu ini?" tanya Senku, tatapannya beralih pada Taiju yang masih memperhatikan hasil temuannya. 

Taiju bergumam, "Mungkin batunya sudah lapuk dimakan usia?" tebak Taiju asal.

Senku menggeleng. "Bukan itu. Lebih tepatnya... terkikis." ucap Senku, pikirannya terus bekerja menghubungkan potongan informasi yang terpencar. 

Dia beranjak berdiri dan menatap (Name) dengan seringai jahil. "Kukuku... Bukankah aneh jika kita bisa pulih dalam rentang waktu yang sangat dekat? Apalagi aku dan (Name), kami bangkit diwaktu yang bersamaan," ucap Senku.

(Name) merespons dengan senyuman, "Hee... berarti kita jodoh ya, Senku? Makanya bisa bangkit berbarengan," serunya sambil tertawa kecil. 

Senku hanya menggelengkan kepala dengan ekspresi santai, "Jangan berkhayal terlalu jauh, (Name). Ini hanya hal ilmiah yang menarik."

Namun, (Name) tetap tidak terpengaruh, melempar senyum membalas. "Siapa yang tahu, Senku? Mungkin saja alam semesta ini memang sedang berusaha mengatur jodoh kita."

Senku hanya tersenyum, menerima lelucon (Name) dengan cara yang sudah sangat familiar. "Bicara soal alam semesta, kita masih memiliki banyak misteri yang harus dipecahkan. Termasuk misteri di balik pulihnya kita dalam waktu yang hampir bersamaan."

(Name) mengangguk, masih dengan senyuman di wajahnya. "Tentu saja, Senku. Siapa tahu, mungkin alam semesta ini sedang mencoba memberi kita petunjuk untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan besar itu."

Senku menaikan kedua tangannya dengan malas, yang dibalas (Name) kekehan. 

"Jelas ini bukan kebetulan semata. Pasti ada penjelasan ilmiah di balik sinkronisasi pemulihan kami." lanjut Senku sambil menunjuk ke atas, ke tempat kelalawar bergelantung. 

"Kau lihat tetesan air itu? Itu air ajaib dari kotoran kelelawar. Asam Nitrat," ucap Senku, menggambarkan dengan penuh semangat.

Taiju mengernyit bingung. "Hah? Asam apa? Eee... lalu apa? Maaf, Senku... aku tidak tahu apa maksudnya itu."

"Ck, merepotkan harus menjelaskan semuanya padamu," dengus Senku sebal sambil melangkah keluar gua.

Taiju melirik (Name) dengan wajah bingung, berharap mendapat penjelasan lebih lanjut. (Name) hanya tersenyum dan dengan riang berlari mengikuti langkah Senku yang melangkah keluar dari gua. Taiju dibiarkan sendirian, mencoba memahami dunia yang baru saja terbuka di depannya.

Bersama-sama, mereka kembali ke gubuk. Senku, dengan semangat ilmiahnya, memperlihatkan pada Taiju dan (Name) tempat di mana dia menyiramkan asam nitrat pada tubuh burung wallet. 

Taiju yang selalu penuh pertanyaan langsung menanyakan apakah batunya akan hancur dan burung itu akan hidup kembali. Namun, ternyata eksperimen tersebut tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Senku menjelaskan bahwa dia telah melakukan banyak percobaan, menggunakan berbagai cara dan bahan, lagi dan lagi, tapi semuanya tidak menghasilkan apapun. Taiju, dengan ekspresi kebingungan, mencoba menyusun kembali kata-kata rumit yang diucapkan Senku.

"Apa yang kau katakan tadi, Senku?"

"Huh? Nital. Benda yang digunakan untuk mencari batas butir pada mineral besi," jawab Senku tanpa sadar memasukkan istilah ilmiah yang sulit dimengerti oleh Taiju.

Anything For You - [Senku X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang