8 - Resiko

388 58 12
                                    

Keesokan harinya, udara segar dari pantai menyapa wajah mereka. Taiju sibuk mengumpulkan kerang dengan semangatnya, sementara Senku dan Tsukasa memilih untuk menjelajahi pantai bersama.

Sementara itu, (Name) sendirian di hutan, berlari dengan semangat. Setelah beberapa saat mencari, akhirnya dia menemukan apa yang dicarinya.

Dengan senyuman puas, (Name) berbicara, "Kurasa ini cukup." Ia melirik sebuah vas yang telah penuh dengan isinya.

Setelah menyelesaikan tugasnya, (Name) melangkah menuju pantai. Dia menemukan Senku sedang berbicara dengan Tsukasa. Meskipun Tsukasa sedang berbicara, suara mereka terbawa angin dan (Name) tidak bisa mendengar dengan jelas karena jarak yang memisahkan mereka.

Tiba-tiba, tanpa peringatan, Tsukasa dengan cepat meninju sebuah patung pria paruh baya yang terletak di pinggir pantai. Kepala patung itu patah dan berguling ke arah Senku.

(Name) terdiam di tempat, bahkan jika itu hanya sebuah patung, aksi Tsukasa mematahkannya membuat (Name) merasa terguncang. Meskipun patung itu tidak hidup, namun tindakan Tsukasa memberikan kesan serius seolah-olah ia baru saja membunuh seseorang.

Namun, alih-alih takut pada Tsukasa, perhatian (Name) lebih tertuju pada Senku. Tatapan cemasnya beralih ke Senku, mengkhawatirkan bagaimana Senku akan merespons tindakan Tsukasa ini.

(Name) berusaha berjalan dengan diam mendekati Senku dan Tsukasa. Saat cukup dekat dengan posisi mereka, (Name) mulai mendengar apa yang mereka perbincangkan.

"Dunia ini adalah dunia batu. Surga yang suci," ucap Tsukasa sambil berjalan menuju Senku.

"Kita hanya akan membangkitkan orang-orang yang berhati bersih dan tinggal di dunia alami yang tidak dimiliki oleh siapapun," lanjutnya.

(Name) terdiam mendengar ucapan Tsukasa. Tidak terkejut, dia yakin ada yang setuju dengan pandangan yang Tsukasa sampaikan.

Tsukasa memegang kepala patung pria paruh baya lainnya yang dekat dengan posisi Senku. "Ini adalah kesempatan emas untuk memurnikan umat manusia. Kau pun juga berpikir begitu, bukan, Senku?"

Tsukasa bersiap meluncurkan tinjunya ke arah kepala patung itu, lalu dihentikan oleh tangan Senku yang memegang pundaknya. "Tidak. Aku sama sekali tidak setuju,"

"Aku hanyalah anak muda pecinta teknologi yang sangat mencintai robot, Doraemon, dan semacamnya," lanjut Senku sambil tersenyum.

Senku menatap mata Tsukasa dengan tekad, "Aku akan menggunakan kekuatan sains untuk menyelamatkan semua orang."

Raut wajah (Name) langsung terpancar kegembiraan, matanya memancarkan apresiasi mendalam terhadap tekad yang teguh itu. Seperti bunga yang mekar di tengah padang gurun.

(Name) tersenyum, tapi pandangannya melekat pada Senku seolah-olah menemukan keajaiban yang tak terkira. Dia merasakan denyut kehidupan yang begitu kuat dari tekad Senku, dan itu membuat hatinya berdebar seiring dengan getaran alam semesta yang terasa begitu hidup.

Tsukasa memandang Senku dengan pandangan serius sebelum berbalik. Senku tampak menghamburkan nafas lega, merasa lega karena Tsukasa tidak mengetahui adanya air ajaib dari goa.

Namun, takdir berkata lain. Kelegaan Senku pudar seketika dengan kedatangan Taiju yang bersorak semangat, "WOOHOO! Kita berhasil, Senku, Tsukasa!" Dengan semangat, Taiju berlari menuju Senku dan Tsukasa, membawa sebotol air ajaib dengan tulisan 'untuk Yuzuriha', yang berisi asam nitrat.

"Akhirnya penuh juga air ajaib dari gua itu!" ujar Taiju dengan semangat, mengangkat tinggi botol itu. "Kali ini kita pasti bisa membangkitkan Yuzuriha!" serunya penuh keyakinan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anything For You - [Senku X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang