01. Nanti Juga Ketemu, Tapi Entah Kapan

730 96 36
                                    

Hari ini cuaca panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini cuaca panas.

Baekhyun bermandikan peluh. Baju pendek kuning telah basah kuyup di area punggung dan ketiak. Tidak beda jauh dengan celana training yang becek berlumpur di garis betis. Wajah yang pagi tadi tampak bersih, kini sudah bercampur debu dan tanah.

Tidak usah dibayangkan, Baekhyun tahu seberapa busuk aroma tubuhnya saat ini. Ia bahkan terlalu malu untuk berdiri di depan kaca dan melihat tubuhnya yang bau matahari. Namun, ini bukanlah sumber masalah bagi Baekhyun.

Lelaki 25 tahun itu menyebutnya kerja keras.

"Baekhyun! Kamu lagi apa?"

Sampai akhirnya sumber masalah yang sebenarnya muncul.

Dalam jarak kurang dari 7 meter tampak seorang lelaki datang bersama motor matic-nya. Jejaka berkulit tan yang mengenakan kaos putih dilapisi oleh denim yang sengaja tak dikancing. Kaki panjang dibungkus jeans hitam semata kaki.

Secara keseluruhan ia tampan.

Jadi, kenapa si tampan ini rela datang ke sawah?

"Mau apa Mas ke sini?"

Baekhyun menatap sewot saat melihat lelaki jangkung itu turun dari motor. Dengan hati-hati melompati anak sungai yang lebarnya setengah meter. Kaki beralaskan sepatu mahal menginjak tanah becek pertanian.

"Mau ketemu kamu." Si jangkung menjawab setelah ia sampai di hadapan Baekhyun yang jongkok di depan jejeran pohon timun setinggi 1,5 meter. "Hari ini saya mau ke kota ketemu teman. Kamu mau ikut? Atau mau dibelikan sesuatu?"

Oh, ternyata mau pamer.

"Enggak, saya masih sibuk di sawah. Enggak punya waktu main." Baekhyun membuang tatapannya ke rumput liar di dekat jempol kaki. Kali ini nada suaranya dibuat agak tinggi yang mengesalkan. "Saya bukan Mas Chanyeol yang bisa jalan-jalan setiap hari."

Buru-buru lelaki bernama Chanyeol itu melambaikan tangan panik. Tubuhnya yang menjulang ikut berjongkok di samping Baekhyun. "Bukan begitu maksud saya, Baekhyun. Saya cuma mau ajak kamu, barangkali kamu mau ikut. Ini pun cuma rapat sama pelanggan baru, kok."

Caping dari anyaman bambu di lepas. Baekhyun mengusap dahi hingga rambut yang berkeringat.

"Iya, Mas. Paham."

Kali ini ia menoleh, menatap wajah Chanyeol yang bersih dan terawat. Kulit tannya pun bagus, tidak tampak satu jerawat di mukanya. Diam-diam meringis saat melihat betapa jauhnya perbedaan diantara mereka. Baekhyun si dekil dan Chanyeol si pangeran tampan.

Pucuk kepalanya yang kotor di usap. "Lain kali jangan judes-judes, ya. Senyum sedikit pasti tambah cantik."

Baekhyun berjengit, ia menunduk. Caping bambu yang sudah pudar warnanya dicengkram kuat-kuat. Manik mata fokus tak fokus pada butir biru pupuk Fosfat yang ada di dekat pohon timun. Menggunduk dalam jumlah yang sedikit.

Kembang Desa [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang