00. Sudah Tutup~

685 72 9
                                    

"Mas, kenapa dulu menghilang tanpa kabar?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas, kenapa dulu menghilang tanpa kabar?"

Baekhyun berdiri diambang pintu kamar mandi. Netranya menatap sentimen pada suaminya yang kini senderan di tangan sofa dan bermain ponsel. Lelaki yang baru beberapa jam lalu jadi suaminya itu terlihat tenang, begitu tampan hingga Baekhyun malu menyebutnya suami.

"Hm? Saya dulu ada proyek mendadak di provinsi sebelah." Chanyeol meletakkan ponselnya. Dia membalas Baekhyun dengan sebuah senyum manis penuh goda. "Kamu kangen saya?"

Jelas! Apalagi dia tinggal tanpa kabar. Siapa yang tidak linglung? Kalau ia sudah move on pasti lamaran Sehun sudah diterima.

"Enggak tuh." Kedua tangan terlipat di dada, dagunya terangkat. "Saya cuma sayang sama makanannya. Dulu itu Ibu sudah masak banyak karena katanya Mas mau datang. Eh, ternyata bohong."

Chanyeol melotot. Tubuhnya reflek maju karena kaget. "Loh, memang Kyungsoo enggak datang ke rumah?"

"Enggak."

"Ya Tuhan, pantas saya mau dipukul waktu sampai rumahmu," pekik Chanyeol. Kepalanya menggeleng karena kesal. "Ibu kamu sampai bawa tongkat pramuka. Katanya saya nyakitin anak perawannya. Akhirnya Ibu yang jelasin semua."

Bagus. Setidaknya Ibu sudah berhasil menakuti Chanyeol.

"Ya, memang."

"Enggak, Sayang." Chanyeol berjalan kearah Baekhyun. Tubuh jangkungnya agak membungkuk. "Besok kamu marahin aja anak itu. Jadi, dulu saya titip pesan ke Kyungsoo untuk disampaikan ke kamu kalau saya harus pergi dinas mendadak. Enggak bisa ditunda."

Tangan Baekhyun menahan dada Chanyeol saat lelaki itu semakin mendekat. Agak takut karena mereka ada di hotel.

Berdua saja.

Anggap saja sebagai malam pertama setelah pernikahan dadakan mereka. Ya, kemarin Chanyeol melamarnya dan hari ini akad nikah dilaksanakan.

"Ya, harusnya Mas kirim pesan kalau begitu," tukas Baekhyun lagi.

Chanyeol tersenyum tampan. Sama sekali tak gentar saat menghadapi istri barunya yang pemarah. Mulutnya begitu manis saat berkata, "Sayang, ponsel Mas Chanyeol hari itu jatuh ke kloset. Mati total saat Mas mau telpon kamu di perantauan."

Alis Baekhyun terangkat. Dia berdecih. "Bohong."

Tawa Chanyeol menggelegar. Bersikap seolah ucapan Baekhyun adalah hal paling lucu di dunia. Padahal, Baekhyun tak bisa menemukan dimana letak kelucuannya.

"Andai aja kamu tahu seberapa tersiksanya Mas waktu itu."

Baekhyun merinding. Apalagi saat lengan berlapis kemeja disentuh, lalu diusap oleh jempol besar milik Chanyeol lembut.

"Tersiksa apa, ya?" tanyanya mulai tidak nyaman. Lebih tepatnya takut bercampur deg-degan.

"Yang dibawah sini tersiksa, Sayang." Baekhyun seketika terpaku saat tangannya ditarik menuju celana bagian depan yang agak menggembung. Pipinya merah. "Apalagi saat itu kita hampir kelepasan. Saya enggak bisa semudah itu melupakan kamu yang saya sayangi sejak dua tahun lamanya."

Wah. Apa ini? "Mas."

Tahu-tahu suara Baekhyun jadi serak. Napasnya menggebu hanya karena sentuhan kecil.

"Jadi, karena sekarang sudah sah. Bagaimana kalau dilanjut?" bisik Chanyeol beserta tiupan angin di sebelah telinga.

"Hah?"

"Kamu mau main berapa kali? Dua atau tiga? Sampai subuh saya jabanin."

Ini terlalu dewasa untuk Baekhyun yang masih balita. "Mas, kalau besok saja bagaimana? Saya enggak siap mental," mohon Baekhyun sambil melirik segala arah. Kecuali, mata Chanyeol yang kini siap terkam. Tangannya hendak ditarik, tetapi malah kelepasan menyenggol.

"Aduh. Saya sudah tunggu kamu berbulan-bulan, loh. Enggak kasihan? Ini juga kamu senggol-senggol."

Baekhyun mau teriak saja! Memang salah siapa? Itu semua salah Chanyeol sendiri.

"Ka—kalau Seira itu siapa, Mas? Dia ngomong kalau pacarnya, Mas," kata Baekhyun berusaha mencari topik lain.

Bibirnya dikecup-kecup.

"Kamu kenal Seira? Dia itu ponakan saya. Hampir seusia Kyungsoo."

What the f—

Jadi, Seira itu hanya anak ingusan? Berani sekali membuat Baekhyun terbakar api cemburu.

"Kalau cium aja boleh, enggak? Lebihnya buat besok."

Jujur, Baekhyun tidak yakin. Namun, dia mengangguk saja. " ... ok."

Nyatanya janji hanyalah janji. Tak pernah ditepati walau sudah memohon sepenuh hati.

Selesai

Untuk PCY, walaupun kamu nggak akan pernah baca note ini, cuma mau bilang:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk PCY, walaupun kamu nggak akan pernah baca note ini, cuma mau bilang:

Ini adalah hari spesial dimana kamu dilahirkan. Mungkin kamu enggak tahu, atau malah udah denger ini ribuan kali. Tapi, lahirnya kamu sudah menyelamatkan banyak orang dari kesedihan bahkan dari traumanya. Kamu membuat hari-hari mereka lebih ceria dan bersemangat untuk menjalani hidup.
Semoga sehat selalu, panjang umur, dan lancar dalam berkarir. Tetap bahagia, ya! Jangan overthinking. Haters always gonna hate. Exo-L always beside you ❤
Happy Birthday!

---

Terlepas dari segala kekurangannya, semoga kalian bisa menikmati fanfiction ini dengan hati riang dan gembira.
Untuk semua yang kebetulan ultah di bulan ini, Happy Birthday! Semoga semua apa yang kamu inginkan segera tercapai ❤
Anggap aja, fanfiction ini jadi hadiah buat kamu.

Sampai jumpa lagi dicerita lainnya, ya!
Udah paling akhir nih, jangan lupa vote&komennya.

2023/11/27

Kembang Desa [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang