[03] PERJUANGAN SERTA CANDA TAWA PARA PENEGAK HUKUM

133 47 118
                                    

JALAN RAYA HANAMIZUKI DORI.
Las Patras, Provinsi Düsseldorf.
Agustus, 2021.

Di tengah kekacauan gemuruh tembakan; di mana langkah-langkah kehidupan bergumul di ambang kehancuran, para penegak hukum mulai menapaki lorong-lorong ketidakpastian. Ketika aroma mesiu meresap ke dalam udara, kesadaran mereka pun terpanggil oleh keajaiban tak terungkap: wujud manusia raksasa titan itu lenyap--lenyap bagaikan bayangan di tengah gelapnya malam. Dalam riuh rendah kepanikan, suara teriakan salah seorang petugas polisi menusuk keheningan memerintahkan agar derap senjata itu berhenti menggema.

Mereka yang mendengar seruan itu, seketika meredakan dentuman senjata. Helaan napas nan terhenti, kehidupan menarik napasnya sekali lagi di antara napas yang tertahan serta detakan jantung yang tegang. Saat pandangan mereka memusat pada sosok yang sebelumnya menjadi target, terungkaplah keberadaan seorang pria jangkung di tengah kegelapan. Namun, ketika mata mereka mulai memperhatikan dengan lebih cermat, mereka menyadari bahwa figur itu telah lenyap menyisakan hanya hampa di antara mereka. "Dia ... dia lenyap?" tanya para petugas kepolisian, suaranya penuh dengan rasa penasaran yang tak terjelaskan, memecahkan keheningan malam yang terkatup rapat.

🌍

Di bawah rimbunnya kanopi hutan yang lebat, langkah-langkah pria jangkung itu melangkah dengan gemetar. Tubuhnya tercerai berai dicoraki oleh luka-luka yang memancarkan darah segar--bukti dari pertempuran yang menghantamnya dari segala arah. Tak peduli apakah serangan itu datang dari kejamnya Zhakarov atau ketetapan hati para penegak hukum--tubuhnya menjadi medan perang yang terkoyak-koyak oleh pukulan dan gigitan kekerasan. Kedua tangannya mencengkram erat pada kepalanya yang terasa berat seolah memikul beban seluruh dunia. Kerutan di keningnya tak lagi mampu menyembunyikan rasa sakit yang menyiksa, mengungkapkan derita yang teramat dalam dari serangan-serangan bertubi-tubi yang menyerangnya.

Dengan langkah-langkah yang gemetar, pria itu memasuki persembunyian alam liar tak jelas tujuannya. Jejak-jejak darah yang menyusuri tanah. Setiap titik tetesan darah menjadi penanda akan perjalanannya yang penuh dengan rintangan. Tanah meresap kisah perjuangan yang terpahat dalam setiap goresan darah yang meninggalkan bekasnya.

Ia terus melangkah, terus menembus kerimbunan kabut yang menyelimuti--hingga akhirnya--kabut seolah menelan dirinya utuh. Hilang begitu saja, di antara lenyapnya cahaya dan bayangan meninggalkan jejak-jejaknya yang terhapus oleh kabut yang tak terlalu peduli pada cerita yang telah ia saksikan.

-

3 | PERJUANGAN SERTA CANDA TAWA PARA PENEGAK HUKUM|CHOU NAKAMURA|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3 | PERJUANGAN SERTA CANDA TAWA PARA PENEGAK HUKUM
|CHOU NAKAMURA|

KANTOR KEPOLISIAN KOTA LAS VENTURAS.
Las Venturas, Provinsi Nagashima Utara.
Agustus, 2021.

Chou si Manusia Raksasa Bercahaya : Polisi dan Pemadam KebakaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang