28

1.7K 56 5
                                    

Senja dibalik aliran sungai yang deras dan bebatuan yang terjal. Ikan-ikan berlompatan menghindari terjangan arus jeram. Angin sesekali meniupkan butiran air yang menggembung lalu menghilang di udara.

"Haaaahhhh,,, jangaaan kencaaang-kencaaaang!" Melanie meracau karena Ahras menggenjot tubuh Melanie dengan kencangnya. Tak peduli beberapa kali mereka melakukannya, tetapi yang jelas. Ahras membuat Melanie selalu menyukai situasi ini.

Ahras bukan pria yang berkompromi ketika bercinta. Wajah Melanie menegang tak karuan ketika Ahras malah semakin mengejangkan otot-ototnya. Seketika Melanie terangkat merasakan birahinya yang memuncak. Desiran air menampakan sesuatu yang tak menentu. Disaat sebuah penentu yang tak terhiraukan itu.

Lalu,,,

"Huaaah,,, kau suka?" Ungkap Ahras kepada Melanie.

"Ihhh,,, pake nanya lagihh!" Melanie merasa dipermainkan. Nafasnya terengah dan matanya terlihat sayu menatap kekasihnya.

"Jawab!" Ahras mengancam.

"I—iyaahh enak banget!" Melanie menjawab. Seperti itulah Ahras ketika sedang ingin bercinta, ia selalu kasar dalam mengumpat. Tetapi jujur, Melanie menyukainya.

"Eh, gantian donk." Ahras mencabut batang kejantanannya dan berbaring di sebuah batu yang setengahnya terendam oleh desiran air. "Siniihhh!"

Melanie dengan cekatan mengangkan di pangkuan Ahras. Ia cukup ahli dengan posisi itu. Pinggulnya bergerak maju mundur menggesekan liang kewanitaannya ke tubuh Ahras. Ia merendahkan badannya dan menyodorkan buah dadanya agar Ahras dapat menyusu padanya.

Ahras dengan cekatan mulai memainkan bibirnya puting susu Melanie. Lidahnya menyentil puting susunya mulai mencuat dan membuat Melanie mendesis ringan.

Melanie menggerakkan pinggulnya naik dan turun mengikuti alur kejantanan Ahras yang menegang tak terkalahkan. Suara tepukan itu membuat membuat Melanie semakin bersemangat.

"Enaaakk nggaaakk!" Melanie gantian bertanya dengan nada ancaman.

"En—enaaak!" Ucap Ahras menatap mata Melanie yang terlihat puas.

Melanie kembali bergoyang mengikuti tusukan itu. Wajah hingga tubuhnya mengeras mengikuti desiran nafsu yang mengalir di tubuhnya.

Lalu , , ,

Ahras mengambil alih. Ahras menusuk liang kewanitaan Melanie dari arah bawah. Sehingga Melanie tak sanggup menarik nafasnya. Buah dadanya yang terlontar kesana kemari menjadi tontonan menarik bagi Ahras yang terbaring dibawahnya.

"Ihh,,, terusss yaaang!" Bisik Melanie merasakan puncaknya sudah dekat.

Mendadak, Ahras berubah. Wajahnya mengerang dan otot-otot tubuhnya membesar. Bulu-bulu halus menguar melalui pori-porinya. Taring tajam menyirat melalui bibirnya.

"Grrrrrrhhhh!!!"

Melanie tak takut, malahan ia menyukai permainan seperti ini. Ia merasa tersakiti, namun hanya awalnya saja. Semenjak itu, ia menjadi seseorang wanita paling bahagia di dunia ini. Nafsu kembali bangkit mengikuti gerakan Ahras yang membabi buta.

"Ahh,,, terus sayaaaang!" Melanie meracau ketika tubuhnya terangkat karena Ahras mengangkatnya. Wajah sayunya berubah mengeras menatap wajah mengerikan dari Ahras. Dahulu Melanie sekalu ketakutan dengan wujud Ahras. Namun sekarang, Ahras tak seperti yang ada pandangan Melanie. Ia seekor makhluk yang kuat dan selalu membuatnya puas. Tubuh Melanie meliuk mendapati getaran intim dalam tubuhnya. Sesekali juga Melanie mendesis karena birahinya meninggi, lalu mengejang sebentar dan kembali lagi.

Cukup lama sampai Melanie harus mendengus dan mengejang beberapa kali. Lalu pada akhirnya, Ahras mulai mengejang. Tumpahan cairan lendirnya mengalir mengikuti sela-sela liang kewanitaan Melanie.

Saklawase II : Orang-orang yang hidup selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang