1.

41 5 0
                                    

Warning alert ⚠ (Cerita ini akan menceritakan dimasa sebelum bintang mengalami koma, dan sebelum Moon beranjak dewasa, Happy enjoy)

"Moon Jangan Larii!! Come Here! " Pekiknya pada sang adik yang sedang berlari kencang menuju ke taman belakang rumah.

Kenalkan, namanya Bintang Kovalen Proustee. Anak sulung dari pengusaha terbesar yang ada di Netherland. Dia memiliki seorang adik yang bernama Moon Lyly Proustee.

Mereka hanya hidup berdua dirumah yang besar dan mewah peninggalan orang tua mereka. Perusahaan orang tua mereka sudah jatuh ke tangan bintang walaupun anak itu baru duduk dikursi SMA kelas dua.

"Moon! Don't run! You might fall! " Pekik Bintang lagi dengan perasaan kesal.

"No brother! I don't want to sleep! I want to play! " Balas moon dengan suara yang memekikkan telinga Bintang.

"Moon, hh.. Hhh.. Wait.." Bintang menghentikan langkahnya. Ia membungkuk dengan tangan yang ia jadikan sebagai tumpuan agar tidak terjatuh. Nafasnya tersenggal.

"Brother!? " Moon berlari berbalik menghampiri Bintang yang terlihat kesakitan. "Are you okay!? " Tanyanya dengan panik dan khawatir "sorry.." Lirihnya dengan wajah yang ingin menangis.

"Kena kau!" Pekik Bintang dengan tangannya yang langsung memeluk tubuh mungil Moon dengan erat.

"Aaaaa Kak! Kakak membohongi Moon!" Pekiknya kesal.

"Hanya cara ini yang bisa membuat mu berhenti dan mendekat. Ini sudah malam, ayo tidur, besok kamu harus sekolah Moon sayang" Ia menggendong tubuh kecil moon lalu saling menggesekkan hidung mereka.

"Ish Kakak Menyebalkan!" Pekiknya lagi tepat disebelah telinga Bintang. Membuat Bintang sedikit menjauhkan kepalanya dari kepala sang adik.

"Sudah malam sayang, kita tidur hmm? Nafas kakak sesak" Ucapnya lirih. Sesekali menarik nafasnya dengan dalam dan terbatuk-batuk.

"Are you okay brother? " Tanya Moon dengan serius. Walaupun ia masih kecil tapi ia sangat mengerti dengan penyakit yang kakaknya derita.

"Sure! I'm okay, ayo kita tidur, sudah larut" Ucap Bintang dengan raut wajah yang menunjukkan kalau ia baik-baik saja. Walau sebenarnya ia memang merasakan sesak di dadanya. Ia berjalan membawa Moon kedalam kamarnya yang ada dilantai atas.

"Maaf kak, Moon buat kakak sakit hiks" Moon mulai terisak. Membuat Bintang yang melihatnya langsung tersenyum terharu. Moon adalah adiknya yang tidak banyak meminta. Ia sudah terbilang mandiri diusianya yang masih 6 tahun.

"Sshhh.. Sudah eoh? Jangan menangis, kakak tidak papa sungguh. Jangan menangis lagi ya jagoan nya kakak?" Ucap Bintang lembut pada Moon yang masih menangis.

"Hiks.. Maaf ya kak? Moon nakal lagi.." Ucap Moon dengan kepala menunduk.

"Sudah.. Moon tidak salah. Kita tidur ya?" Moon mengangguk semangat. Ia langsung mengusak wajahnya ke leher sang kakak membuat sang kakak tertawa lirih.

Bintang membuka pintu kamar Moon dengan perlahan lalu kembali menutup pintunya dengan pelan. Ia meletakkan Moon yang sudah sayup-sayup ingin tertidur dan menyelimuti Moon sampai sebatas dada. Nuansa kamar Moon yang nyaman dan aman membuat Moon semakin mengantuk.

"Have Good Dream.. Little Prince.. " Ucap Bintang lalu mengecup lembut kening sang adik.

Setelah sang adik tertidur pulas, ia beranjak untuk keluar menuju ke kamarnya yang ada disebelah ruangan kamar Moon. Ia masuk dengan langkah yang lambat karena nafas nya yang semakin sesak. Dengan gerakan cepat ia memakai inhaler yang ia simpan di laci nakas disebelah tempat tidur nya lalu menghirupnya dengan perlahan agar nafasnya kembali stabil.

The Moon and The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang