7

14 4 1
                                    


Tiba tiba pekikan nyaring keluar dari mulut santriwati di malam itu. Della

''PENCURI !''

Pukul 23.00 seluruh santriwati penghuni kamar yang dilewatinya langsung terperanjat bangun dari tidurnya.

Della berlomba lari dengan si pencuri. Gadis ini terus mengikuti kemana gadis berkerudung coklat itu berlari.

''Hey berhenti !'' Teriaknya

Ditengah keheningan malam. Seluruh kamar dan anak tangga mereka terjang. Hanya berdua. Jarak lari mereka semakin dekat, sang pencuri semakin diujung tanduk, ia ketakutan kalau-kalau ia disusul olehnya.

Tiba tiba ketika pencuri itu berbelok ke deretan kamar sepuluh, ia bertabrakan dengan seorang gadis yang secara penampilan pun mirip dengannya. Itu adalah shafiyya yang juga memakai kerudung coklat dan syifa. Mereka baru saja berniat melaksanakan shalat hajat.

Sang pencuri yang kelihatannya senior ini lantas menyerahkan tas berisi uang curiannya kepada shafiyya. Sontak gadis itu pun terkejut, dan makin heran lagi ketika ia sudah menghilang. Dia sembunyi ke dalam kamar sepuluh.

Della langsung menghentikan kakinya tepat dihadapan mereka berdua. Dia melihat shafiyya dengan tatapan serigala bahkan ia terus mendengus seperti harimau yang ingin menyergap.

Itu semua terjadi karna ia melihat tas yang shafiyya pegang. ia tiba tiba mencengkeram tangan shafiyya. Keras. Menyakitkan. Ia menuduhnya yang membawa uangnya. Ia menuduh shafiyya pencurinya.

''PENCURI ! TOLONG PENCURI !''

Sederet kamar yang memanjang sampai ke ujung itu tiba tiba dikejutkan oleh satu teriakan yang mengagetkan, gadis itu membuat semua orang ribut dan berhambur keluar. Shafiyya dan syifa hanya tercengang ditempat. Tanpa sedikit pun berubah posisi kaki

Sampai akhirnya mereka semua mengumpul didepan wajah shafiyya. Mencecar, menyelubunginya dengan tatapan hina dan tidak enak. Bahkan ia merasa seperti sebuah kotoran ditengah-tengah kumpulan itu. Keramaian yang selama ini ia hindari ketika bersama dengan fairial, mendadak mulai memburunya dan menyalahkan keberadaannya.

Kenapa jadi begini ya Allah ...

###

Shafiyya POV

Didepan kelima ustadzah dan beberapa santriwati kelas enam, aku disidang. Pembicaraan berlangsung alot, sepanjang penyidangan aku tidak mau mengakui dan memang bukanlah aku pelakunya.

Ada beberapa ustadzah dan santriwati yang beda pendapat dengan ketidak-akuanku

Ada yang mengira kalau itu cuma akal bulusku saja agar tidak dituduh dan ada juga yang masih membutuhkan beberapa kepastian untuk menunjukkan kalau aku adalah pelaku pencurinya .

Yah, meski aku sudah menjelaskan semua itu secara lugas. Tapi tetap saja. Mereka belum bisa menelan jawabanku secara rasional. Pasalnya saat itu tak ada satupun orang yang melihat kejadian itu selain, si korban dan pencuri .
Tapi bagaimana dengan syifa ?

Ketika syifa sedang hangat-hangatnya dibicarakan, ia tiba tiba datang. Wajahnya tertunduk dan takut-takut untuk melihat wajahku.

Hey...tidakkah dia mengenaliku ?

Entah kenapa kita seperti bukan orang yang saling kenal. Ada apa dengannya ?

Mengetahui kedatangan syifa yang seakan mukjizat dari Allah, lantas membuatku senang luar biasa.

Secercah harapan tiba tiba menyelusup dari pintu yang terbuka. Aku yakin sahabatku itu ingin membebaskanku dari jeratan penuduhan ini.

"Dia ! dia sedang bersama ku waktu itu, waktu itu kita ingin sholat hajat, iya kan syifa? dan tak sengaja aku berpapasan dengan seorang pencuri, pakaiannya persis sama denganku dan ia menyerahkanku sebuah tas kecil dan aku tidak tahu itu isinya uang sampai kakak itu datang, dia malah meneriakiku pencuri, padahal itu bukan aku, tapi kakak-kakak yang berpapasan denganku lah pencurinya." Jelasku panjang , yang lantas membuat para makhluk disana mulai memusatkan matanya ke arah gadis pemalu itu.
Sejak tadi syifa merasa tidak enak dan hanya melengos.

TANGISAN LANGIT BIRU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang