Chapter 4 : Prophecy

38 23 0
                                    

Festival dan jamuan makan malam telah berlalu tanpa Cara dan Darrell ketahui bagaimana suasananya. Kini, kelas kembali aktif. Semua kembali berkutat dengan tugas dan tugas.

"Caroline."

Hening.

Luz, seorang guru Fisika yang duduk di depan kelas, memanggil Cara untuk memberikan buku tugas yang pekan lalu dikumpulkan. Hampir seluruh murid sudah menerima miliknya.

"Caroline? Tidak ada?"

Darrell menoleh ke kiri, melihat bangku Cara yang kosong sejak pagi sampai jam pelajaran terakhir. Gadis itu entah ke mana, dia tidak tahu. Yang jelas, tidak ada izin.

"Kalau begitu, Darrell Dolphin."

Darrell tersadar, lalu berdiri dan maju untuk menerima buku tulisnya. Ketika dia sudah memegang buku, Luz justru menahannya.

"Eh?"

"Darrell Dolphin, kau tahu berapa nilaimu?" tanya Luz.

Darrell menggeleng. "Tidak."

"Nol."

"Apa?"

"Tapi, walaupun jawabanmu tidak ada yang benar, aku terkesan dengan usahamu mengerjakannya," ucap Luz. "Dan kau juga tetap tidak terbawah seperti biasa."

Darrell terheran sambil menerima buku yang sudah dilepaskan oleh Luz. "Tidak terbawah? Apa ada nilai yang lebih buruk dari nol?"

Luz menyentuh satu-satunya buku di atas meja. "Nol juga, tapi karena tidak mengerjakannya. Caroline."

Ash, anak itu.

"Bolehkah aku membawa bukunya? Akan kuberikan kepadanya," seloroh Darrell dengan ekspresi sedikit lebih bersemangat.

Luz pun memberikan buku itu. "Ini."

Sekolah pun berakhir untuk hari ini setelah Luz memberikan tugas baru. Semua murid bergantian keluar dari kelas. Ada yang menuju kantin, ruang guru, taman, perpustakaan. Ada juga yang langsung kembali ke asrama, salah satunya Darrell.

Pria itu langsung meletakkan buku Cara di meja belakang jendela, lantas dia duduk di kursinya. Dia membuka buku itu, mencari halaman terakhir yang terisi, dan melihat bahwa Cara benar-benar tidak mengerjakannya.

Tak lama kemudian, dua teman kamar Darrell masuk dengan berisik. Keduanya langsung terdiam ketika melihat Darrell diam saja di sana. Tanpa berdiskusi, mereka pun memiliki pikiran yang sama.

"Apa tidak mengganggu Cara sehari saja membuatmu sedih?" ledek salah satu dari mereka, Jade.

"Sepertinya Cara adalah makanan," sahut Peter, pria dengan rambut bak kakaktua.

"Kenapakah itu?"

"Karena Cara adalah sumber energi bagi Darrell! Auch!"

Mereka berdua lantas tertawa terbahak-bahak, sedangkan Darrell hanya menoleh dengan wajah kesal. Dia lalu berdiri tanpa mendatangi dua temannya yang iseng itu.

"Diam! Apa kalian tidak dengar tadi? Cara benar-benar tidak mengerjakan tugas! Ash, dia membuatku merasa bodoh dua kali lipat!"

"Ow-ow.."

Meski Darrell sudah membalas, Jade dan Peter tetap terbahak. Pembelaan Darrell lebih terdengar seperti elakan anak kecil yang telah mencuri uang ibunya untuk membeli permen.

Esoknya, Darrell menanti Cara. Dia sudah menyiapkan jebakan di dalam buku Fisika. Namun, Cara kembali tidak datang ke kelas.

Begitu juga dengan hari selanjutnya.

The Stupid WitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang