Chapter 14: Kau Menarik

51 2 0
                                    

Darius' P.O.V

Sambil kamu berjalan di daerah kota tua dan mengunjungi museum Fatahillah, aku berbincang - bincang dengan Valerie.

Tidak kusangka ternyata sepupuku yang bawel itu memiliki teman yang begitu menarik seperti Valerie. Aku tidak pernah bertemu wanita yang sepertinya. Seorang gadis yang sangat unik.

Dia memiliki kepribadian yang sangat langka di mataku. Ada sesuatu tentang dirinya. Suatu kedalaman yang berbeda dari kebanyakan orang lainnya.

Aku tahu aku ingin mengenal gadis ini lebih dalam lagi. Aku ingin tahu apa yang ada di pikirannya dan mengenalnya dengan lebih baik.

"Aku lapar." Aku mendengar sepupuku.

"Kita belum menjelajahi semua museum yang ada di tempat ini." Kataku.

"Tidak apa, jika Evelyn lapar, maka kita akan pergi makan dulu. Tidak mungkin kan, aku membiarkan wanita yang paling kusayang kelaparan." Martin menggandeng tangan Evelyn sebelum berpaling kepadaku dan Valerie.

"Kalau kalian belum lapar, kalian bisa masuk ke museum wayang dulu. Aku dan Evelyn akan ke kantin untuk makan. Nanti kita bisa bertemu lagi untuk mengunjungi museum seni rupa."

Martin membuat sugesti agar kami berpencar. Aku melirik Valerie sambil berpikir sejenak.

Mungkin ini adalah kesempatan yang bagus bagiku untuk mengenal Valerie dengan lebih baik.

jika kami berjalan - jalan berdua saja, ia akan menceritakan tentang dirinya kepadaku.

"Baiklah, aku akan menemani Valerie. Kalian makan dulu. Kau belum lapar kan, Valerie?" Tanyaku.

"Belum sih, tadi aku sudah makan sebelum berangkat kesini. Tapi apakah tidak apa - apa kalau kita berpencar seperti ini?"

Aku melihat keraguan di wajah Valerie. Untungnya, Evelyn segera menenangkannya.

"Tentu saja tidak apa - apa, kau have fun saja dengan Darius." Katanya sebelum memegang tangan Martin dan mengedipkan matanya kepada Valerie.

Mereka berdua pergi dan aku tetap berada di sana dengan Valerie.

"Jadi, kau mau melihat - lihat museum wayang?" Tanyanya dan aku mengangguk. Kami berdua masuk ke dalam.

Sebenarnya aku tidak terlalu peduli dengan apa yang ada di museum ini karena itu bukan sesuatu yang menarik untukku.

Aku lebih fokus memperhatikan Valerie. Dia terlihat tertarik dengan lukisan dan seni wayang yang ada di sini.

Sambil melihat - lihat, kami berbincang - bincang tentang hal - hal yang sifatnya pribadi.

"Sebenarnya, aku tidak begitu menyukai kehidupan di Amerika. Orang - orang di sana terlalu terbuka, apalagi tentang percintaan." Kataku.

"Ya, aku pernah mendengar tentang hal itu, tapi aku tidak tahu seberapa buruknya di sana."

"Sangat buruk. Seorang wanita di sana dapat dengan mudah memberikan tubuhnya kepada pria yang bahkan bukan kekasihnya."

Aku tidak ingin Valerie mengira bahwa aku adalah seorang laki - laki yang hanya bisa menyalahkan wanita. Maka aku langsung melanjutkan perkataan ku.

"Tentu saja, pria di sana juga banyak yang berusaha membuat seolah - olah hal itu adalah hal yang normal."

"Menurutku, wanita itu harus menjaga diri. Secinta apapun kau kepada seorang pria, jangan berikan tubuhmu kepadanya tanpa komitmen yang jelas. Sementara pria yang memanfaatkan wanita untuk memakai tubuhnya adalah para pria brengsek." Kataku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VALERIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang