Ada sesuatu yang aku rindu
Dan itulah kamu
Gulf masih diam di sepanjang perjalanan. Dia tidak habis pikir ketika tiba-tiba Mew menghampiri dan menawarkan untuk pulang dengannya. Gulf itu sudah menolak tapi Mew terus memaksa. Dengan memegang teguh senjata andalannya 'James yang minta kalau tidak nanti dia marah' membuat Gulf tidak lagi berkutik.
Ini serius atau tidak sih?! Kenapa James harus dibawa-bawa terus?!
"Kamu belum percaya ya?" Mew tiba-tiba bersuara di tengah hening.
"Kamu manipulatif, susah juga percaya sama kamu," jawab Gulf tenang.
"Ish," Mew mengulurkan tangan kirinya lalu meraih ponsel di dashboar. Mew terlihat mendial nomor seseorang dan terdengar nada tunggu, sepertinya Mew sengaja mengaktifkan loudspeaker.
["Halo, Khun,"]
"Fah, dimana James?"
["Jamie, ini Daddy,"] suara Fah memanggil James.
["Daddy sudah bersama Paman Dokter?"] Jelas sekali raut Gulf terkejut karena ternyata Mew serius dengan ucapannya.
Tapi kalau dipikir bagaimana James bisa tahu kalau Mew bertemu Gulf atau apapun itu yang berhubungan dengan situasi mereka sekarang? Ajaib memang!
"Ini sudah. James mau bicara?" Tanya Mew.
["Paman Dokter,"] panggil James.
"Hy, James. Kenapa belum tidur?"
["Iya sebentar lagi. Paman Dokter, pulang bersama Daddy saja ya? Kan hujan ini,"]
"Iya James. Terimakasih ya sudah perhatian. James segera pergi tidur. Bersihkan diri James dulu jangan lupa. Pakai selimut saat tidur, sekarang sangat dingin,"
["Uhm. Okay,"] jawab James.
"Sampai bertemu besok pagi, James."
["See you Paman Dokter,"]
"Bye, see you," jawab Gulf dengan senyuman berseri menghiasi wajahnya.
Telefon itu dimatikan oleh James setelah sama-sama mengucapkan sampai jumpa. Sekarang Gulf melirik ke arah Mew lagi.
"Bagaimana James bisa tahu kamu bertemu dengan ku?"
"Ohh itu ya? Emm, James selalu penasaran kemana Daddy nya pergi. Aku memberi tahunya aku sedang tenis lalu aku mengirim fotomu dan aku mengatakan aku bertemu dengan mu." Dengar itu? Sepertinya Mew ini melebih-lebihkan. Seingat Gulf laki-laki di sampingnya ini kemarin sangat kaku pada James dan pasti sangat aneh kalau James sepeduli itu tentang keberadaan Daddy nya.
Gulf terdengar berdecak. "Ada yang lebih masuk akal tidak?" Komentar Gulf dengan jengah.
"Maksudnya?"
"Misalnya kamu sengaja memberi tahu James kalau kamu mengikuti ku seharian lalu kamu meminta James supaya kamu bisa mengantar ku pulang. Seperti itu." Karena ini semua sangat tidak masuk akal. Bagaimana bisa Mew pergi bermain tenis dengan pakaian kantoran dan tidak membawa alat olahraga? Benar-benar tidak masuk akal.
Mew yang ditatap matanya oleh Gulf lalu memutus pandangan mereka dan mengedarkan pandangan ke sekeliling dengan kebingungan.
"Ah hahaha, mana bisa begitu?" Mew terkekeh kikuk. Mew lupa sepertinya kalau lawannya ini seorang psikiatri yang bisa membaca kelakuan seseorang dengan menatap matanya saja.
Gulf berdecak lagi.
"Lagi pula apa salahnya aku mengantarmu pulang?" Tanya Mew kemudian.
"Ya salah. Percuma bertahun-tahun aku menghilang darimu lalu kamu tiba-tiba pulang bersamaku." Ya benar sih, maunya Gulf itu tidak berurusan lagi dengan Mew di luar konteks Dokter dan pasien tapi ini kok semakin kesini.