Hari yang dahulu cerah kini kelam,
Hari yang dahulu riuh kini suram,
Hari yang dahulu siang kini malam.Sepi mencuit segenap ruang hatiku,
Ke mana hilangnya senda-tawa,
Ke mana hilangnya gurauan suka,
Yang berbaki hanya gundah gulana,
masih tersisa lagi duka lara.Jika mampu aku kembali,
Ingin aku merebut peluang,
Jika mampuku ulang sekali lagi,
Pasti duniaku terus riang.Aku sendiri,
Kesunyian menyapa pintu senja, mengusik malam buta,
Jelang terbit fajar, aku dialu barah luka.Aku sepi,
Siangku berteman seksa, malamku berselimut hiba,
Satu coretan melankolik aku rangka, semoga jerihku tidak terasa.Hari yang dahulu mengajarku erti dewasa,
Hari yang dahulu mengajarku erti tabah,
Hari yang dahulu mengajarku erti sabar,
Hari yang dahulu kau melihat aku tersenyum, kini hanya bermasam muka.

YOU ARE READING
Aku, Kau dan Tiang Lampu
PoetryAku bukukan segala hajat tak tersampai buatmu. Dengan harapan suatu hari aliran deras isi hatiku menjadi bacaan kegemaranmu. I compiled all my unfulfilled wishes for you. With the hope that the torrent of my heart's contents will become your favorit...