09. She's Back

117 12 0
                                    

Tidak ada yang bisa Jeno lakukan selain tidur siang yang membosankan, ia berusaha meraih tidur siang dengan tenang. Namun, ketenangannya terusik saat mendengar suara bel rumah dan diikuti oleh suara langkah kaki di ruang tamu.

Jeno bangkit dengan malas ia berjalan keluar kamarnya dan menemukan seorang wanita berumur di sana dan Jeno dengan jelas mengingat siapa dia, wanita yang sama yang datang kerumahnya beberapa minggu lalu dan mengamuk dirumahnya karena tidak menemukan Mark.

Wanita itu, dengan tatapan yang penuh dengan keangkuhan memandang Jeno. "Kamu Jeno, kan?" tanyanya.

Jeno mengangguk, "Ya, itu saya, kenapa tan? Nyari Mark lagi?"

Wanita itu mendengus tidak suka dengan mendengar nada bicara Jeno, "Sebelum saya menanyakan hal lain perkenalkan nama saya Emilia dan jangan panggil saya tante."

"Ok, Nek."

"Sialan, apa-apaan kamu ini, kurang ajar sekali."

"Yayaya terserah tante saja, jadi kenapa tante dateng lagi kesini?"

"Dimana Liam?" Tanya Emilia.

Jeno bergumam sebentar sambil memikirkan siapa yang Emilia maksud. "Ohh Mark? Ya dia sekolah lah."

"Jangan bohong kamu, kamu aja dirumah pasti libur kan? Jadi jangan bohong dimana Mark sekarang?"

"Yaelah tante, jangan samain saya sama dia lah, saya kan murid spesial jadi saya dirumah sekarang."

"Nggak usah bertele-tele, dimana Mark sekarang!?" Emilia sedikit meninggikan suaranya.

Jeno mencoba sabar yang dihadapannya ini Ibu Mark, ia tidak mau terlalu berlebihan meskipun menurutnya Emilia sangat menyebalkan.

"Kan saya sudah bilang tante, Mark masih disekolah, tante nggak budeg kan? Di sekolah, Mark disekolah."

Jeno sudah berulang memberi tahu Emilia bahwa Mark tidak akan ada di rumah dan masih disekolah. Tapi, wanita itu tampaknya tidak percaya.

"Saya nggak percaya, saya akan telepon sekolahnya Mark." Ucap Emilia lalu merogoh tasnya mengambil sebuah telepon dan dengan lincah mengetik sebuah nomor dan tidak lama terdengar suara lain ditelepon.

Jeno hanya menyimak pembicaraan itu hingga pembicaraan itu selesai.

"Gimana tante? Masih nggak percaya?"

Emilia nampak sangat kesal, ia duduk di sofa ruang tamu sambil melipat tangannya dengan angkuh, "Kalau begitu saya bakalan nunggu Mark sampe Mark pulang."

"Terserah tante sajalah." Lalu setelahnya Jeno kembali ke kamarnya dan membiarkan Emilia sendirian diruang tamu.

Ponselnya tiba-tiba berdering, ternyata itu telepon dari Ibunya.

"Halo, Ibu ada apa?"

"Halo Jeno, Ibu minta maaf ya hari ini mungkin Ibu bakal pulang terlambat tadi Ibu sudah masak cukup untuk kamu dan Mark jadi nanti saat makan malam tinggal diangetin lagi, ya?"

"Iya Ibu, gapapa tapi jangan lupa Ibu juga harus istirahat jangan sampai lupa makan ya."

"Iya Jeno, ya sudah kalau begitu Ibu tutup ya?"

"Iya Ibu."

Telepon ditutup dan kemudian ia menyadari satu hal, "Lahh kalo Ibu nggak pulang gua serumah sama nenek lampir itu dong? Lah, lahh aduh gimana ngusirnya?"





Skip






Jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam, suara pintu terbuka, dan Mark masuk dengan langkah yang terlihat lelah. Ekspresi wajahnya langsung berubah saat melihat Emilia di ruang tamu, suasana di rumah berubah mendadak.

FRATERNIZER | Dream Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang