13.

1.1K 37 1
                                    

Saat ini gio sedang berada di club, dia disini karena melihat punggung wanita yang sangat dia cintai dan dia langsung bergegas pergi mengikuti wanita itu.

Gio ingin marah sekarang, mengapa Aira nya pergi ke club siang-siang begini, padahal baru empat jam setelah dia mengantar kan Aira, sekarang Aira sudah ada disini.

Ketika dia ingin mendekati wanita itu, dia terdiam di tempat karena melihat gadisnya di cumbu oleh pria lain.

Gio yang sudah kepalang marah langsung saja menghampiri kedua insan tersebut, dan

bug!
bug!

Dua pukulan mendarat di pipi pria itu.orang orang yang berada di sana langsung saja berteriak heboh.

Aira yang di sana semakin kaget, belum lagi sahabatnya yang tiba tiba mencium dirinya.

"Sialan, berani-beraninya anda mencium gadis saya, atau anda ingin bertemu tuhan secepat ini, iya?"tanya gio dengan muka yang sudah memerah menahan amarahnya

"Bangsat maksud Lo apa!"

Gio tidak peduli, dia beralih menatap wajah Aira sendu dan memeluk nya dengan erat.

"Sayang kenapa kamu datang ke tempat ini bersama pria ini? kamu menyakiti hati ku sayang, apalagi pas dia cium kamu, aku gak suka sayang" ucap gio dengan mata yang sudah berkaca-kaca

Belum sempat Aira menjawab,gio  menempelkan bibir nya di atas bibir Aira dan mencium nya dengan lembut serta air mata nya yang turun di tengah tengah cumbuan mereka.

Mereka berdua berada di tengah tengah manusia yang memandang mereka sedari tadi.

Aira langsung saja mendorong wajah gio agar menjauh dari dirinya, dan
berjalan mendekati sahabat nya kemudian

Plak!

"Apa maksud kamu zidan, kenapa kamu dengan seenak nya melakukan itu kepada saya, hah?" Aira sangat marah sekarang, dia khawatir dengan sahabat nya yang memintanya untuk menemuinya, dan memberikannya alamat yang ternyata club?

"Sayangku, aku sangat mencintaimu, kamu adalah hidup ku, kenapa akhir akhir ini kamu menjauhiku?kamu bahkan tidak pernah datang ke restoran yang kita bangun sayang, apa gara-gara pria yang di belakang mu?iya sayang?" Tanya zidan gila kemudian mengusap pipi Aira yang banjir air mata

Gio yang mendengar itu langsung saja  mendekati mereka dan memeluk Aira dari belakang.

"anda siapa? gadis ini milik saya, dari dulu sampai sekarang dan selamanya dia tetap milik saya, dan anda jangan seenaknya ingin merebut apa yang saya miliki" balas gio marah

"Gue udah bilang, Aira itu hidup gue, lagian lo yang siapa, tiba-tiba hadir di hidup gadis gue,gue emang sahabatan sama Aira tiga tahun ini, tapi kayanya cuma Aira yang ganggep gue sahabat, soalnya gue nganggap dia gadis gue"ucap zidan santai dan mengedipkan sebelah matanya kepada Aira.

Aira ingin melepaskan tangan gio dari pinggangnya, tapi tidak bisa ini sangat erat, Aira pasrah dan menatap sendu zidan sahabatnya

"Kamu kenapa jadi gini zidan, kamu bukan zidan yang aku kenal, zidan yang aku kenal itu baik, lembut, tidak seperti ini, kamu bukan zidan" lirih Aira menatap sendu zidan

"Aduh sayang, sifat aku memang udah berubah semenjak kamu jauhin aku, jelas ini salah kamu, gimana dong?"balas zidan santai

"Aku gak pernah sekalipun jauhin kamu zidan, akhir akhir ini aku memang sibuk, ke resto pun aku ga sempat, jadi aku minta maaf " ucap aira sedih

Gio yang melihat Aira seperti itu ke pria lain langsung saja membalikkan tubuh Aira ke arahnya dan menyembunyikan wajah Aira di dadanya. hatinya panas melihat tatapan pria itu yang terus menerus menatap gadis nya tanpa berkedip

Aira langsung saja berontak
"Gio, tolong kamu jangan membuat saya pusing juga" marah Aira.

Gio langsung saja kicep, nanti aja lah pas pulang dia nangis di pelukan Aira.

Dia tadi sedih sekarang jadi marah, nanti sedih lagi.

"Kamu gak pintar menyembunyikan sesuatu baby, selama ini kamu selalu ada di pantauan ku terus, jadi aku tau kamu kemana aja beberapa hari ini, selain kamu bekerja kamu juga lebih sering menghabiskan waktu mu dengan pria gila di belakang mu, jadi kamu gak mau ketemu aku lagi"
Balas zidan.

Aira tersenyum, ternyata zidan tidak banyak berubah, dia tetap menjadi anak yang manja yang suka merajuk, tapi yang Aira kaget kan pengakuan cinta gio.ini sangat menakutkan untuk persahabatan mereka yang sudah terjalin selama tiga tahun ini.

"Zidan aku ga pernah jauhin kamu, aku minta maaf kalau kamu merasa sendiri, mulai sekarang aku akan tetap sama kamu kapan pun kamu mau" jawab Aira, Aira menganggap zidan sebagai sahabat sekaligus adik nya, karena mereka berbeda satu tahun.

"Sayang ga bisa gitu dong, kamu kan harus sama aku selamanya"balas gio menatap zidan sengit yang di balas senyum remeh dari zidan

"Diam dulu deh, aku bujuk adik aku dulu" bisik Aira pelan

Gio yang mendengar itu mengangguk kan kepala nya kecil seraya tersenyum lucu, ternyata Aira cuma menganggap zidan adiknya, kasihan sekali pikir gio. Heh tapi bagus, Aira cuma milik saya,pikir gio lagi.

"Aku gak mau kamu jauhin aku terus, aku kangen banget sama kamu banget banget banget" balas zidan menangis, dari tadi dia memang pura pura kuat, aslinya pengen nangis seperti sekarang.

Kemudian zidan merentangkan tangan nya ke arah Aira yang menatapnya gemas.

Gio yang melihat itu langsung menatap Aira protes, tapi Aira langsung mengusap dada gio pelan
"Nanti aku peluk kamu yang lebih lama" balas Aira membuat gio senang bukan kepalang, karena Aira perlahan mulai terbiasa dengan dirinya, tapi tetap saja dia masih kesal.

Setelah itu Aira mendekat ke arah zidan dan menyambut rentangan tangan itu dengan pelukan hangat nya yang membuat siapa saja nyaman.

"Kamu ini masih adik aku, selama ini sikap kamu ke aku manja, makanya aku kaget tadi kamu tiba tiba berubah  zidan" ucap Aira mengelus punggung zidan pelan

"Aku minta maaf, tapi aku beneran suka beneran sayang beneran cinta sama kamu, aku juga minta maaf pas cium kamu tadi, tapi aku mau lagi" balas zidan sesenggukan

"Heh, maksud anda apa, sudah lepas kan pelukan kamu dari gadis saya, sebelum kamu sayang tendang"balas gio menarik lembut tangan Aira agar pelukannya terlepas.

Aira yang mendengar itu terkekeh pelan.

"Pelit banget, nanti gue rebut nangis lo" balas zidan tengil tapi sangat lucu apalagi hidung dan matanya yang merah akibat menangis.

"Sudah, sekarang kita pulang, saya malu" balas Aira berlari keluar

Gio dan zidan yang melihat Aira berlari kemudian menyusul nya, dan menatap orang orang di sana dengan tajam.

"Apa lihat-lihat" tanya zidan tengil

Gio yang melihat itu ingin tertawa, kemudian pergi mengejar pujaan hati nya keluar.

"Ngaco banget, masa ada berantem kaya gitu doang, cuma sebentar"

"Ngakak banget, padahal dua cowo tadi kaya orang misterius ternyata engga"

"Cantik banget coy, gue juga kalau jadi cowo bakalan gue incar sampai mati"

            ----------------------------------------

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang