Bab 4

162 18 1
                                    

Kampus terlihat ramai hari ini, bahkan lebih ramai dari biasanya.

Tak ayal mengapa bisa sebegitu ramainya dikarenakan geng Javier dan kawan-kawan saat ini sedang menikmati makan siang mereka di kantin memunculkan bisikan kagum para mahasiswi bersahutan di ruangan tersebut.

"Woahh, dia telah kembali. Martin sangat tampan aku tidak tahan" pekikan para mahasiswi yang secara terang-terangan mengagumi Martin.

Tak lama dari itu, kantin tiba-tiba berubah menjadi sunyi sementara geng Karin ikut bergabung dengan mereka di satu meja.

"Woahh, lihatlah para pembuat keributan ini" gurau Winnie.

"Yeah,, pesona Martin memang tidak pernah gagal" ucap Hugo sementara dirinya sangat menikmati ketenaran ini untuk mencari objek sasaran buaya darat.

"Cckkk.. Aku yakin kau sedang memantau mangsa" decak Nyla melihat kelakuan Hugo yang selalu tebar pesona.

"By the way, di mana Gigi?" Tanya Hugo.

"Dia tidak datang hari ini, mungkin masih sakit." Jelas Karin. "Dan Kau Martin, dari mana kau dapatkan luka di dahi Mu itu. Kau berkelahi?".

Sementara Martin tampak tak acuh dengan tatapan gengnya yang menunggu jawabannya, hingga terdengar suara notifikasi pesan masuk.

"Dia kecelakaan kecil kemarin" jawab Hugo menjawab rasa penasaran para gadis.

Mark bangkit untuk pergi setelah mendapati pesan masuk. "aku pergi ke ruang pak Micheal". Ucap nya berlalu.

Sedangkan para gadis hanya geleng-geleng kepala melihat Martin yang melongos pergi.

"Aku awalnya tidak peduli dengan dia yang dingin dan tak acuh, tetapi makin ke sini aku jadi tidak nyaman dengan sifatnya" dengus Karin.

"Benar sekali, dengan adanya dia di geng ini hanya menciptakan suasana canggung" jelas Nyla membenarkan perkataan Katarina.

"Entah apa yang terjadi padanya sampai susah untuk menerima orang" tambah Winnie.

Mendengar keluhan para gadis, sementara Javier dan yang lain hanya saling tatap seolah berbicara hanya melalui tatapan mata.

"Lambat laun dia akan nyaman tunggu saja, baru saja kemarin kalian berkenalan" pungkas Javier seadanya.

~~~
Gigi baru saja terbangun dari tidurnya, dan waktu saat ini menunjukkan pukul 10 pagi.

Hoaammm... gigi menggeliat nyaman di balik selimut tebal yang membungkus tubuhnya tanpa sadar dengan apa yang telah terjadi.

Gigi membuka matanya dan terduduk mencoba mengumpulkan kesadaran nya setelah tidur panjang yang telah Ia lalui, seketika pupil matanya membesar di saat mendapati ingatannya.

Gigi memandangi kamar tersebut hingga sorot matanya mendapati segelas susu kedelai dan sebuah sandwich yang sudah dinging terletak di atas nakas samping kasur.

"Apa yang kau lakukan bodoh,, aishh ini sangat memalukan tidur di tempat lelaki yang baru kau kenal" gumamnya merutuki kebodohannya.

Semalam setelah mengobati Martin, tiba-tiba sakit kepala mendera dengan sangat kuat hingga membuat Gigi tidak tahan dan jatuh terlelap di apartemen pria tersebut.

Sebelum kembali ke apartemen nya, baiknya Gigi menghabiskan makanan yang telah di siapkan oleh Martin untuk sekedar menghargai usahanya. Tetapi masalahnya susu dan sandwich nya sudah tidak segar.

"Sudah jam sepuluh, Dia tidak akan pulangkan jam segini?" Gumam Gigi yang akhirnya berinisiatif untuk kembali memanaskan makanan di dapur Martin.

Luas apartemen Martin sama saja seperti apartemennya dikarenakan mereka tinggal di gedung apartemen yang sama, dan tata letak ruang nya pun tidak jauh beda lantasmemudah kan Gigi untuk langsung menemukan di mana letak dapur tersebut.

By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang