Hiruk pikuk langkah mahasiswa bubar meninggalkan lapangan acara festival.
Festival baru saja resmi ditutup oleh ketua Bem kampus dengan acara bagi-bagi hadiah kepada para pemenang.
“Lihatlah,,, ayyy apa ini. ini sama sekali tidak pantas disebut hadiah” Ujar Jim
kecewa setelah mendapati hadiah yang ternyata hanya sebuah voucher belanja sebesar 25$ kanada.“Chagiya, ayo pulang. Lebih baik hadiahnya kita berikan kepada para homeless yang lebih membutuhkan” ujar Winnie, Ia sudah terlihat kelelahan setelah banyak teriak saat pertandingan tadi.
“Lebih baik kita pulang, kita juga harus mempersiapkan magang untuk besok”
ucap Karin mengingatkan para gadis terkait jadwal mereka besok yang akan
mulai magang di perusahaan.Mereka berlalu menuju parkir mobil kecuali Gigi yang berpamitan untuk pergi menuju halte bus depan kampus.
“Lho, kamu pulang bareng Martin saja Gi”. ujar Karin menahan Gigi.
mendengar hal tersebut semua orang memandangi Martin menantikan respon lelaki tersebut.
Merasa terpojokkan kan dengan tatapan orang terhadapnya, Martin pun menghela nafas pasrah ingin menolak pun pasti tidak akan berhasil jika dilihat dari bagaimana pupil mata mereka membesar ketika menatapnya terasa sangat mengintimidasi.
Sedangkan Gigi diam-diam memekik senang karena bisa pulang bersama Martin.
Disinilah mereka saat ini duduk bersebelahan di dalam mobil tesla berwarna hitam milik Martin yang akan keluar dari basement kampus.
“Buckle up, for your safety” Ujar Martin menyuruh Gigi untuk memasang
seatbelt nya.Gigi memekik girang di dalam hatinya, dari awal dia tahu akan pulang bersama Martin saja sudah membuatnya berbunga-bunga. Sejak saat tadi Gigi selalu menahan senyumannya hingga rahangnya terasa kebas.
Rasa senang ini adalah pengalaman pertama untuknya, dia belum pernah
merasa sesenang ini saat bersama lelaki selain ayahnya. Entah apa yang membuatnya sangat senang bahkan Martin terlihat biasa saja tidak ada lucu-lucunya malah lebih menjurus kepada kaku.Rasanya seperti Gigi ingin membekukan waktu supaya dia bisa lebih lama bertemu dengan Martin.
“Aye captain” ujarnya lucu menanggapi ucapan Martin. pandangannya beralih
ke dasbor yang saat ini terisi oleh tumbler besar milik Martin.“Apa itu kopimu?” tanya Gigi mengisyaratkan pandangannya kepada tumbler.
Mengikuti isyarat mata Gigi yang penasaran akan isi Tumbler tersebut.
“Ahh bukan kopi itu adalah protein drink” jelas Martin. “setelah ini aku akan pergi olahraga.”
“Really? could i go with you?” sela Gigi dengan mata berbinarnya memohon
kepada Martin.“Are sure? are you doing sports?” selidik Martin.
“I'm used to going to the gym by myself” ucap Gigi “di sana banyak pria, dan aku merasa seperti masuk ke dalam kandang singa” ujar Gigi meyakinkan Martin.
Mendengar hal tersebut tentu saja membuat Martin agak kaget. “Ohya,
kenapa kau pergi sendiri? itu berbahaya setidaknya kau harus ditemani oleh trainer wanita juga” Ujar Martin memperingati Gigi.“Aku sudah biasa sendiri karena apartemen yang dulu dekat dengan gym yang khusus wanita. apartemen sekarang ternyata Gym nya campur bahkan lebih banyak pria. Pantas saja hanya aku wanita yang datang sendiri, wanita lain pasti ditemani oleh kekasihnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
By My Side
Fiksi Penggemar"Rasanya sangat dingin dan menakutkan untuk hidup di dunia yang terisolasi ini sendirian". Martin "Tidak peduli apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi, kamu adalah pilihanKu mulai sekarang sampai seterusnya". Gigi ~Stay By My Side~ Cerita ini...