Part 3

48 19 2
                                    

Happy Reading💕


Karena jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh selama di perjalanan Stefa menyempatkan diri untuk menonton video cowo-cowo kesayangannya yaa siapa lagi kalau bukan oppa korea, sudah di pastikan ketika melihat oppa kesayangannya Stefa selalu histeris. Ayah yang di sebelahnya pun hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak perempuannya itu yang tidak bisa berhenti teriak-teriak, ayah memaklumi hobi putrinya karena memang hal itu bisa membuat putri kesayangannya bahagia kenapa harus di larang?

Sesampainya di sekolah, Stefa berjalan dengan langkah santai menuju kelasnya. Pagi itu, suasana sekolah masih sangat sepi, hanya ada beberapa murid yang baru hadir. Udara pagi yang sejuk dan sinar matahari yang lembut menambah ketenangan di sekitar. Stefa menikmati momen ini, menikmati ketenangan sebelum suasana sekolah mulai ramai dengan hiruk-pikuk aktivitas para siswa yang lain. Sesekali, ia melihat beberapa murid berjalan cepat menuju kelas mereka, tapi sebagian besar masih terlihat kosong.

Setelah berjalan cukup lama, Stefa akhirnya tiba di kelasnya yang masih kosong, tanpa tanda-tanda kehidupan. Kelas tampak sunyi, hanya deretan meja dan kursi yang tertata rapi. Stefa duduk di bangkunya dan mulai bermain handphone untuk menghabiskan waktu. Sesekali ia melirik ke arah jam, dan ketika jarum menunjukkan pukul 06:50 WIB, ia mulai mendengar suara langkah kaki dan suara obrolan pelan dari lorong. Para siswa SMA Harapan Bangsa mulai berdatangan, mengisi suasana sekolah yang tadinya sepi dengan kehidupan.

"HAIII, GOOD MORNINGG GUYSS!," teriak Gabriella yang tiba-tiba muncul dari arah pintu masuk membuat teman-teman yang berada di kelas merasa geram dengan teriakannya, sebenarnya sudah menjadi kebiasaan Gabriella setiap gadis itu masuk ke ruang kelas 'tak pernah absen dengan teriakan maut nya.

"Kebiasaan banget, masuk ke kelas selalu teriak-teriak! Sehari aja bisa nggak lo nggak perlu berisik?" ucap Haura dengan kesal.

Pasalnya saat ini Haura merasakan sakit yang amat sangat menyakitkan di bagian perut dan pinggang akibat datang bulan hari pertama yang membuat Haura sangat sensitif.

"Enak aja, pagi-pagi tuh kita harus semangat bukannya lesu kayak liat crush sama cewe lain," jawab Gabriella

"Bacot lu!"

"Kebiasaan deh kalian akurnya saat urusan mencontek," Hazel heran dengan kelakuan dua temannya itu yang setiap hari selalu aja ada hal yang membuat mereka adu mulut.

"Lo datang bulan kah? Tumbenan amat pagi-pagi udah kayak singa aja." katanya

"Lo kaya ngga tau Haura aja kalau datang bulan hari pertama kek apa," sahut Hazel

"Bilang dong kalau datang bulan, yaudah maaf yaaa haura tersayang,"

"Hm."

"Eh, Stef. mata pelajaran pertama apa?" tanya Gabriella

"Matematika wajib, ouh iyaa ada tugas juga hari ini terakhir di kumpul."

"HAH TUGASS APAAN GILAAA! KOK GW NGGA TAU!"teriak Gabriella

"Gabriella Jennifer veronica." ucap Haura dengan geram

"Hehe, maaf-maaf."

"Gua nyontek dong, Stef." pinta Gabriella.

"Nih, buruan bentar lagi pak Abraham masuk."

"Okai, thank u beb."

"HAI EPRIBADEH!" Andrean menyapa dengan suara melengking khasnya saat masuk ke kelas. Suaranya yang tiba-tiba memecah keheningan membuat banyak teman sekelas kaget, termasuk Haura yang langsung memegangi perutnya sambil mengernyit menahan kesal. Jeano, yang berjalan di belakang Andrean, hanya cuek dan langsung menuju kursinya, sudah terbiasa dengan kebiasaan ribut sahabatnya itu.

Diantara Cahaya dan BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang