🌷
🌷
🌷Namanya Senja, Senja Guzman Alvarendra.
Apa dia hanya datang untuk sementara saja? Seperti senja di langit, yang akan memudar ketika waktunya tiba.
Meskipun aku mengaguminya, aku tidak berharap lebih untuk mendapatkan hatinya.-Rona Nuha Carissa Mahendra-
~ ♡♡♡ ~
Ketika perjalanan menuju rumah Rona. Suasana hening sangat terasa di sana, hanya terdengar riuhnya suara kendaraan berlalu-lalang, ada pula yang sesekali membunyikan klakson untuk saling mendahului.
Rasa canggung dari keduanya membuat Rona memilih untuk mengamati kendaraan dan suasana di sekitarnya, menghirup udara dari luar. Sementara Senja fokus akan kemudinya.
Senja tampak menghela napas panjang, sebelum memulai obrolan dengan gadis tersebut. "Na, kamu sudah lama pisah rumah dengan mama kamu? Terus kamu sekarang tinggal sendirian atau ada yang menemani kamu?" tanya Senja dengan lembut, Senja tak menatap lawan bicaranya, tatapannya tetap terfokus pada jalan, ia hanya menoleh sebentar pada Rona.
"Emmm, iya, Kak. Aku tinggal sendirian sejak lulus SMA. Mama nggak suka lihat aku ada di rumah itu, jadi aku memilih pergi dari rumah. Sekarang aku menempati rumah yang ayah belikan buat aku," jawab Rona memberi jeda pada ucapannya.
"Aku sudah ikhlas dengan kepergian ayah, tapi aku masih takut dengan kejadian itu, Kak. Kalau aku di rumah itu aku pasti ingat semua traumaku, jadi lebih baik aku tinggal sendirian, tapi ada Fara yang menemani aku, setiap libur dia menginap di rumahku," sambung Rona, ia menceritakannya dengan pelan.
"Kamu hebat, Na. Kamu bisa menyimpan ketakutan itu sendiri. Sampai semua orang mengira kamu anak bungsu yang sangat beruntung. Tapi setelah ini kamu nggak boleh memendam semuanya sendiri, ya. Nggak baik untuk mental kamu, kamu bisa cerita ke aku atau ke Fara, yang penting kamu nyaman," tutur Senja memberi nasihat kepada Rona.
"Emmm, Kak. Rona tadi menemukan kertas ini di paper bag yang Kak Senja kasih. Tapi Rona belum buka, kok. Rona takut ini kertas penting, jadi Rona langsung simpan." Dengan ragu Rona menyodorkan sebuah kertas yang masih terlipat rapi di dalam amplop.
Senja tersenyum singkat ketika melihat kepolosan gadis tersebut. "Baca saja isi kertas itu, itu memang milikmu."
Rona mengerutkan dahinya, apa sebenarnya isi surat tersebut. Entahlah, setelah hari yang melelahkan rasanya dirinya hanya ingin merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Bukan hanya tubuhnya saja yang terasa lelah, pikirannya pun terasa semakin bising. Ia bukan hanya kehilangan ayahnya, namun ia juga kehilangan arah untuk melanjutkan kehidupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rona & Senja [END] / Revisi
Teen FictionRona senja mulai memancarkan cahayanya, seakan mengajak untuk ikut terbenam, melupakan kepenatan dan hiruk-pikuk dunia. Langit senja menjadi saksi bisu cinta Rona dan Senja, memberikan nuansa romantis ketika gradasi warna jingga berpadu dengan langi...