CHAPTER 04

116 14 0
                                    

Warn: This story is intended for 18+, hardwords, adult and vulgar scene and The age gap between the two main characters.

Don't Forget To Vote!!
HAPPY READING

04 - A coincidence.
...

Sera mengerjapkan kedua matanya perlahan ketika merasakan sinar matahari menerpa wajahnya, lewat celah-celah jendela kamar. Mengerjapkan mata perlahan demi mengumpulkan kesadaran, ia akhirnya bangkit duduk sembari melirik jam besar di dinding.

Pukul 8 pagi dan dirinya baru terbangun, ini adalah rekor baginya yang terbiasa bangun sangat pagi saat masih tinggal bersama paman dan bibinya dulu, mungkin karena ia memiliki kewajiban sebagai seorang pelajar yang mengharuskan dirinya untuk bangun pagi dan itu membuatnya terbiasa.

Namun pagi ini tentunya berbeda sebab semalam ia di buat tidak bisa tidur karena kelelahan serta otaknya yang penuh dengan banyak pikiran tentang apa saja yang terjadi di pesta semalam.

Namun dari segala bentuk kecamuk itu, justru ada satu yang paling membuatnya kesulitan untuk menjemput mimpi. Wajah tampan dan tatapan datar Damian membuat Sera kelimpungan sendiri, ia tidak mengerti mengapa wajah pria itu yang terus menerus terbayang di otaknya.

Mengusap wajahnya kasar, Sera kemudian melirik pada sofa di dekat jendela, sebuah jas hitam tergeletak di sana. Jas hitam yang menjadi pelindungnya kala merasa angin malam terlalu dingin untuk tubuhnya yang terbalut gaun terbuka.

Merutuki diri sendiri karena bisa bisanya ia lupa bahwa jas pria itu masih terbawa olehnya, bahkan sepanjang pesta ia dengan santai mengenakan jas itu walaupun si pemilik sudah pergi meninggalkan acara.

Beruntung Alessandro tidak curiga dan berpikir bahwa itu adalah jas milik salah satu bawahannya.

"Bagaimana ini? Aku harus mengembalikan jas itu." Sera menggigit bibir bawahnya.

"Tapi aku tidak tau alamat Uncle." Gerutunya kemudian.

Tokk tokk tokk..

Sera menoleh menemukan seorang maid yang berdiri di depan pintu kamarnya yang telah terbuka. Sedikit informasi, ia memang lupa mengunci kamarnya semalam karena terlalu lelah dan ingin segera berbaring di atas ranjangnya. Dan Alessandro memperbolehkan seluruh maid wanita di sana untuk membuka pintu kamar putrinya saat membangunkan gadis itu, dengan catatan jika pintunya tidak dalam keadaan terkunci, karena Alessandro tidak ingin putrinya melewatkan jadwal makan paginya. Kecuali jika sang putri mengunci pintu kamarnya, maka dirinya pun tidak berhak lancang untuk menerobos masuk ke dalam.

"Permisi nona, maaf menganggu tapi tuan besar sudah menunggu di meja makan."

"Baiklah aku akan segera turun." Sera beranjak dari ranjangnya.

Maid itu kemudian pamit undur diri, bahkan ia masih terus menunduk tanpa berani melirik ke dalam lagi, sudah menjadi aturan wajib bagi seluruh maid dan orang-orang bawahan Alessandro bahwa mereka tidak di perbolehkan untuk mengangkat wajahnya pada sang tuan.

Setelah kepergian maid itu, Sera bergegas membersihkan diri dengan cepat karena tidak ingin membuat ayahnya menunggu lama, hingga tak butuh waktu lama ia akhirnya menuju lift yang berada tak jauh dari kamarnya untuk segera turun.

Sebenarnya mansion megah mereka hanya terdiri dari 3 lantai dan kamar Sera berada di lantai 2, sedangkan lantai 3 berisi tempat-tempat bersantai seperti bioskop, ruang musik, ruang olahraga atau gym pribadi yang sering di gunakan Alessandro dan masih banyak tempat lainnya.

Alessandro sengaja memasang lift agar putrinya tak perlu berjalan turun terlalu lama yang akan membuatnya kelelahan, lagipula pria paruh baya yang masih terlihat gagah itu lebih menyukai sesuatu yang praktis dan cepat.

BREAK the RULES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang