CHAPTER 08

102 11 0
                                    

Warn: This story is intended for 18+, hardwords, adult and vulgar scene and The age gap between the two main characters.

Don't Forget To Vote!!
HAPPY READING

08 - Damian's compulsion
...

Keesokan paginya Sera tengah sarapan pagi bersama sang ayah, namun pagi ini terasa seperti ada yang berbeda dari sikap ayahnya. Beberapa kali Sera menyadari bahwa Alessandro menatapnya dengan penasaran.

"Ayah ada apa?"

Karena sedikit tidak nyaman di tatap terus menerus, akhirnya Sera memilih bertanya langsung, Alessandro yang baru selesai dengan kegiatan makannya langsung melayangkan tatapan intens padanya.

"Sejak kapan kau dekat dengan Damian, Sera?"

Sera sedikit terkesiap, ia kira Alessandro tidak akan mempertanyakan soal itu, namun ternyata dugaannya salah.

"Itu.. Kami hanya tidak sengaja bertemu dan uncle Damian mengajakku jalan-jalan sebentar tadi malam."

"Kau terlihat akrab dengannya, ayah tidak tau kalau kalian ternyata sedekat itu sampai harus pergi bersama."

Sera berkedip pelan, "Ayah jangan salah paham, aku hanya merasa nyaman saat mengobrol dengan uncle Damian, dia sangat baik, mungkin karena ia tau aku adalah putri ayah." Jelasnya.

Alessandro menatap Sera dengan pandangan penuh arti.

"Kami memang saling mengenal tapi ayah tidak terlalu dekat dengan Damian, walaupun begitu ayah tau seperti apa Damian itu. Yang membuat ayah terkejut adalah, Damian terlihat begitu perhatian denganmu."

Yang dikatakan Alessandro tidak sepenuhnya salah, karena semalam Damian benar-benar menepati ucapannya yang akan meminta izin pada Alessandro untuk membawa Sera, bahkan ia juga mengantar putrinya itu pulang dengan selamat. Mereka sempat bertemu dan mengobrol sedikit, Alessandro bisa merasakan Damian yang terlihat berbeda semalam.

Sera tidak tau harus membalas seperti apa, ia sendiri juga bingung sebenarnya. Lagipula ia merasa kedekatannya dengan Damian hanya sebatas itu, kendati ia ingat betul pria itu pernah menyatakan ketertarikan padanya.

"Ayah tidak melarangmu untuk berteman dengan siapapun. Walaupun begitu, kau harus ingat usia Damian setara dengan ayah, dia jauh lebih cocok menjadi pamanmu."

Alessandro mengakhiri ucapannya lalu beranjak untuk pergi setelah sebelumnya memberikan kecupan lembut di kening putrinya. Sera sendiri hanya diam bahkan setelah kepergian Alessandro, pikiran gadis itu berubah rumit.

Sementara Alessandro yang telah duduk dengan manis di kursi belakang mobilnya turut terdiam dalam pikirannya. Walaupun ia bukan pakar ekspresi atau seseorang yang memiliki kemampuan memprediksi, namun ia peka terhadap orang disekitarnya.

Karena kesibukannya selama ini bukan berarti ia tak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya, pertemuannya dengan Damian semalam tentu bukan sesuatu yang pernah ia bayangkan sebelumnya.

Pria yang sedari dulu ia anggap teman secara mengejutkan malah dekat dengan putrinya. Alessandro tak begitu tau apa yang Damian inginkan, namun sedikitnya ia paham bahwa Damian bukanlah sosok yang mudah di provokasi, tetapi dengan adanya kejadian semalam, membuat Alessandro merasa tidak nyaman dalam hati.

"Ada masalah tuan?"

Louis, tangan kanan Alessandro yang sedari tadi duduk di samping supir bertanya saat melihat raut wajah Alessandro.

"Bukan apa apa."

Louis pun memilh menganggukkan kepala mengerti, tak biasanya Alessandro seperti ini. Jika pria itu sudah menjawab dengan singkat dan datar, maka Louis langsung paham bahwa ada yang tuannya pikirkan, namun ia tak ada hak untuk bertanya lebih lanjut.

BREAK the RULES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang