"Melangkah ke depan itu harus!"
-Cathrine-
========
Happy reading!
Allianz menahan nafasnya melihat banyak darah yang berlinang di tanah. Ada yang kering, ada yang masih basah.
Dia melirik kearah pelakunya yang santai memukul para pengkhianat Duchy dan penjahat kriminal tingkat tinggi yang tertangkap di wilayah Axerlion.
Tidak biasanya pelaku akan turun tangan menghukum mereka dengan tangannya sendiri. Biasanya lelaki itu akan meminta ksatria yang menghukumnya.
Sejak kedatangan Andrew, lelaki itu, Duke Gellen De Axerlion memerintahkan tahanan dengan tingkat kriminal tinggi dan pengkhianat untuk ia hukum.
Hukuman mereka adalah menjadi pelampiasan amarah tuannya. Gellen mencambuk, memukul dan menebas mereka.
Ksatria yang melihat itu bergidik ngeri. Bahkan Allianz hampir muntah saat membereskan mayat-mayat penjahat.
Setelah puas bermain dengan para penjahat, Gellen menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan mengganti baju. Lelaki itu menolak makan malam. Nafsu makannya hilang bersama surat daro raja.
Dia duduk menikmati cerutu yang menjadi teman jika dia insomnia. Cerutu yang memiliki obat penenang didalamnya.
Lelaki itu menatap bulan purnama. Dia menghela nafas kasar. Emosinya hanya menurun sedikit setelah membunuh para penjahat.
Gellen merasa sial. Dia tidak meminta apapun pada raja atas segala jasa yang ia berikan, terlebih lagi pernikahan. Dia tidak menyukainya.
Dia benci mendapat kasih sayang dari orang fana yang bisa pergi kapan pun jika Tuhan mau. Dia lebih baik tidak menikah sama sekali dan menikmati hidupnya sendirian.
Lelaki itu berniat akan mengangkat anak dari Nick sebagai penerus jika lelaki itu menikah dan dia? Menunggu panggilan untuk pergi.
Suasana dingin ini tidak mengganggu bahkan Gellen sangat menikmatinya. Hati yang dingin dengan tubuh yang dingin.
'Putri Cathrine.' batin Gellen.
Dia tidak pernah menemui putri dari Anderdon itu karena ia lebih memilih melakukan tugasnya Duke seusai memenangkan perang antar kerajaan itu.
Pangeran Makhota Aslan lah yang berurusan dengan kerajaan Anderdon setelah itu. Jadi, ia tidak tahu pasti apa yang Aslan bicarakan dengan Gayden, pangeran pertama Anderdon.
Anderdon, kerajaan yang menjadi korban dari ambisi parah rajanya, Maxim. Raja yang kejam, bahkan tak sungkan menghukum keras anaknya sendiri jika memberontak.
Menurut data yang Gellen dapatkan, ia memiliki satu pangeran dan dua putri yang terkenal dengan julukan 'beauty and ugly'.
Iya, karena satu putri mereka cantik dan satunya jelek. Namun itu hanya sampul, beberapa rumor dari pedagang antar kerajaan mengatakan bahwa sikap mereka sangat berkebalikan dengan wajahnya.
Putri cantik itu sangat sombong dan menuruni sifat ayahnya. Ambisius dalam harta, uang dan kekayaan.
Sedangkan putri jelek di katakan sangat baik, sopan dan ramah. Seperti kakak lelaki dan ibundanya.
Ingin saja Gellen menolak perintah Raja itu. Namun, mengingat bahwa ayahnya pernah berkata untuk menuruti perintah Raja
Gellen berharap, putri mana pun yang ia nikahi tidak akan mengganggu hidupnya dan melebih tembok yang ia bina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Duke! I Love You!
FantasyBuku kedua dari LADY AND HER PAIN Gellen De Axerlion, Duke muda yang menjadi perbincangan para bangsawan karena masih melajang di umur 29. Lelaki yang memiliki aura dingin itu di rumorkan menyukai sesama jenis. Alias tangan kanannya hingga baik L...