NO WAY!

528 41 0
                                    

Happy reading 😘

   Gellen membawa istri ke mansion saat hari menjelang sore. Iya, setelah perpisahan dengan Cathrine dengan kakak lelakinya dan jamuan makan kecil.

  Aslinya raja meminta pasangan itu untuk tinggal sehari di istana. Namun Gellen menolak. Untuk apa? Membazir waktu.

  Jika di ingat tadi, hanya Gayden yang menemani Cathrine. Setahu Gellen, wanita itu memiliki adik perempuan. Ibu Cathrine telah telah mati. Begitu juga ayahnya.

  Suasana hening menyelimuti kereta kuda mereka. Gellen yang memalingkan wajah dan Cathrine yang memainkan tangan gugup.

  "Tuan Duke? Anda baik-baik saja?" Tanya Cathrine.

  Dia memilih pertanyaan itu setelah diam beberapa menit. Menimang-nimang apakah perkataanya akan menyinggung Gellen.

  "Menurutmu?"

  Cathrine mendongak. Matanya bertabrakan dengan lelaki bermanik mata hijau alam itu. Sangat menenangkan.

  Cathrine bersyukur memiliki suami setampan ini. Rambut hitam dengan tubuh kekar hasil latihan menjadi ksatria. Tubuh menjulang tinggi. Bahkan ia hanya sebahunya.

  Wajahnya juga terpahat sempurna. Benar-benar sangat mengganggu kesehatan jantung yang terus berdetak tak Cathrine jatuh cinta pandang pertama pada Duke ini.

  "Berhenti melihatku." Tegur Gellen risih.

  "Bagaimana jika aku tidak mau?" Tanya Cathrine.

  Hohoho. Inilah sikapnya yang sebenar-benar. Jika kalian mengira Cathrine adalah putri yang anggun, maka kalian salah.

  Cathrine Elliyn De Allison, putri yang terkenal jelek di rakyatnya yang menetapkan standar cantik pada kakaknya.

  Cathrine adalah putri yang ceria dan ajaib dengan segala tingkahnya. Namun wanita itu adalah sosok yang paling ramah dengan rakyat, berbaur ramah hingga tak jarang para pedagang dari luar kerajaannya tidak menyadari bahwa gadis itu adalah putri.

  "Apa yang kau lakukan di makam keluarga Axerlion kemarin?" Tanya Gellen.

  Lelaki itu sedikit penasaran. Tidak ada yang bisa mendatangi makam Axerlion tanpa izinnya dan Cathrine melakukannya.

  Entah mengapa tiba-tiba wanita itu berada di sana. Pada dasarnya Gellen sedikit merasa malu di pergoki menangis oleh gadis asing yang menjadi istrinya.

  "Aku? Mengunjungi makam mendiang madam Olivia. Aku menanyakan pada Raja Lewis dan ia menunjukkan tempatnya. Ibu mewasiatkan hal ini kepadaku 3 tahun yang lalu. Namun karena peperangan, aku tidak bisa melaksanakan hal itu." Jelas Cathrine.

  Wanita itu mencoba berbicara tidak formal pada suaminya. Dia ingin sedikit lebih dekat. Cathrine juga melihat sepertinya Gellen tidak keberatan.

  "Kau mengenal ibu?" Tanya Gellen.

  Cathrine mengangguk kecil. "Ibu? Mertuaku? Wah dunia benar-benar sempit. Bukan begitu, Tuan Duke?." Jawabnya antusias.

  Senyum mengembang di wajahnya. Ia tidak tahu sama sekali bahwa Olivia memiliki putra setampan Gellen.

  Jika ia tahu, kemungkinan besar ia akan menempeli Olivia jika wanita itu mengunjungi ibunya. Mereka merupakan teman dekat atau memaksa ibunya untuk mengunjungi sang Duchess seminggu sekali.

  Gellen tidak membalas perkataan Cathrine. Lelaki itu mendengus kesal. Cathrine tidak menjawab pertanyaannya.

  Cathrine sadar Gellen meliriknya tidak puas. Dia terkekeh kecil. "Ibu Tuan Duke adalah sahabat ibu saya."

Hi Duke! I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang