Chapter 1

34 7 4
                                    

ლ(・﹏・ლ)

"Siapa kau??" Tanya salah satu dari seorang anak laki-laki yang sedang membully Eunseo

"Eum aku Lee Juyeon. Kenalin murid baru disini" ucap anak itu sambil mengulurkan jabatan tangan

"Wah murid baru. Hai kenalin aku Kino" jawabnya sambil menerima jabatan tangan dari Juyeon

"Kalian sedang apa??" Tanya siswa baru yang bernama Juyeon tadi

"Ini bocah gak bisa denger kita. Dia juga gak bisa ngomong kayak kita"

"Oh jadi kalian itu nge bully dia dong"

"Gitu deh. Lagian ini salah dia juga"

"Ouh okey bener berarti aku dari tadi"

"Maksud mu?"

"Hehe maaf. Bu Hanna silahkan masuk" ucap Juyeon sambil membuka pintu kelas. Seorang guru yang dipanggil Hanna itu pun segera masuk. Ternyata itu semua adalah rencana Juyeon. Sejak pagi tadi saat ia datang pertama kali kesekolah, ia melihat beberapa anak itu menyudut kan seorang anak perempuan. Juyeon tau jika mereka sedang membully anak perempuan itu, ia teringat pesan dari ibunya

"Nak kamu ingat ya. Kalo nanti ada yang ngebully kamu atau kamu lihat orang di bully kamu harus lapor okey? Karena bully itu hal yang gak baik. Orang yang bully juga harus dihukum" begitu nasihat orang tuanya yang selalu ia ingat

"Kino Kamu. Sudah beberapa kali ibu terangkan untuk tidak membully orang lain. Ibu tau Eunseo memang tidak bisa berbicara maupun mendengar secara normal seperti kita, tapi kalian jangan membully nya. Kalian harus berteman baik dengan semua orang termasuk Eunseo" jelas ibu Hanna, atau lengkapnya Kim Hanna guru atau wali kelas dari TK-B itu

Mereka semua menunduk malu. Mereka semua tau jika sang guru sering menasihati nya tentang pem bully an ini, tapi mereka tetap melakukan nya. Sang guru pun sudah lelah mengurusi mereka, ditambah Juyeon yang selalu meminta keadilan Eunseo karena sudah dibully berkali-kali

"Kalian semua ikut ibu guru ke kantor sekarang. Juyeon makasih udah mau lapor ke bu Hanna. Ibu bakal urus mereka semua"

"Eum terimakasih buk" Juyeon tersenyum sembari melihat kepergian Bu Hanna dan beberapa murid nakal itu. Terlihat murid murid nakal itu menaruh dendam kepada Juyeon. Tapi tampaknya Juyeon tidak menghiraukan mereka. Ia mendekati anak perempuan itu dan mengajak nya berdiri

"Hai, kau baik-baik saja"

Anak perempuan itu terkejut, anak laki-laki yang menyelamatkan nya bisa menggunakan bahasa isyarat. Ia tidak menjawab pertanyaan anak itu karena masih terlalu terkejut. Sebab sejak kecil yang hanya menggunakan bahasa isyarat dengannya hanyalah Ayah dan beberapa pekerja di kedai mie milik ayahnya.

"Tenang saja aku tidak akan menyusahkan mu. Aku bisa sedikit-sedikit bahasa isyarat. Namaku Lee Juyeon. Kau bisa memanggilku Juyeon. Aku akan belajar lebih giat untuk bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dengan mu" dengan teliti Juyeon menggunakan bahasa isyarat nya, anak perempuan itu pun dengan teliti memahami maksud perkataan anak itu

"Nama ku Eunseo" begitu katanya dalam gerakan isyarat nya

"Aku tau. Kau dan aku adalah tetangga kau ingat?"

"Tetangga?"

"Ya. Aku tinggal di lantai dua gedung rumahmu. Kuharap kau ingat saat kau menggambar seekor lumba-lumba di trotoar"

"Kau- anak itu?"

"Ya. Itu aku. Kau tidak mengenalku?"

"Eum tidak. Saat itu kau sedang tidur, aku tidak bisa melihat wajah mu dengan jelas"

"Hehe sebenarnya aku tidak sedang tidur. Aku sudah bangun, namun aku bingung apa yang terjadi jadi aku pura-pura tidur. Hehe aku memperhatikan mu dari dalam mobil"

"Benarkah?"

"Eum. Kuharap kau mau menjadi temanku"

"Tentu saja, aku mau"

Juyeon mengajak Eunseo untuk kembali ketempat duduk. Eunseo mengatakan jika ada kursi kosong disebelah nya. Orang-orang disini menjauhi nya karena kekurangan nya. Dengan senang hati, Juyeon menerima kursi itu dan duduk disebelah Eunseo. Ia terpikir mengapa semua orang menjauhi anak perempuan yang pintar dan baik ini? Apa murni karena kekurangannya?

Perlahan-lahan kelas mulai ramai. Siswa siswi lain pun datang, mereka langsung terfokus melihat siswa laki-laki baru yang duduk disebelah Eunseo. Mereka sesekali membicarakan Juyeon dari belakang, meski Juyeon bisa mendengar semuanya

"Hei, siapa anak laki-laki itu?"

"Entahlah. Apa dia murid baru?"

"Siapa namanya?"

"Mengapa dia duduk di sebelah anak itu?"

"Kurasa dia dan anak itu berteman (?)"

"Aku ingin mengenalnya, aku akan menghampir-

"Selamat pagi anak-anak!" Sapa Bu Hanna sambil memasuki kelas cukup membuat kelas seketika hening. Keramaian sebelumnya seketika menghilang terbawa angin

"Pagi bu!" Jawab semua siswa dan siswi

"Okey ibu hari ini akan memperkenalkan siswa baru. Nak Juyeon kemarilah" ujarnya sambil mengajak Juyeon untuk berdiri didepan kelas. Juyeon pun berdiri dan menghadap semua orang

"Halo perkenalkan aku Lee Juyeon. Aku murid baru disekolah ini. Rumahku tidak jauh dari sekolah ini. Kuharap kita semua bisa berteman baik" ucap Juyeon namun sambil menggunakan bahasa isyarat agar Eunseo bisa mengerti

"Permisi! Kenapa kau menggerakkan tangan mu??" Tanya Seokmin salah satu siswa dikelas TK-B

"Oh ini. Ini adalah bahasa isyarat, karena aku tahu dikelas ini ada yang tidak bisa mendengar ucapanku" jelas Juyeon. Kali ini ia tidak menggunakan bahasa isyarat

"Wahh kau bisa mempelajari nya?" Tanya Bu Hanna

"Eum hanya sedikit yang kubisa. Aku akan berusaha lebih giat untuk mempelajari nya" tekad Juyeon bulat untuk mempelajari bahasa isyarat

"Wah sangat bagus. Baiklah Juyeon silahkan duduk kembali. Anak-anak coba kalian contoh Juyeon. Dia tidak menjauhi Eunseo karena kekurangannya, ia malah berusaha agar bisa berkomunikasi dengan nya. Ibu harap kalian semua akur dan bisa menerima kekurangan Eunseo" ucap Bu Hanna sebelum memulai pembelajaran pertama

"Baik bu"

----------------------------------

'kringg!!'

"Anak-anak silahkan pulang. Hati-hati" jelas Bu Hanna sebelum meninggalkan kelas

"Siap bu" siswa-siswi pun mulai berdiri dan satu persatu meninggalkan ruang kelas

"Eh tunggu!" Ucap Juyeon sambil menepuk pundak Eunseo

"Ada apa?" Tanya nya heran

"Oh maaf. Kau pulang sendiri?"

"Eum aku selalu pulang sendiri. Ayahku terlalu sibuk dikedai mie jika aku memintanya menjemputku. Lagian jaraknya cukup dekat"

"Boleh aku ikut? Aku akan meminta ayah ku untuk tidak menjemput ku lain kali agar aku dan kau bisa berjalan bersama"

"Tentu saja boleh. Tapi apa orang tua mu akan mengizinkan nya?"

"Kau jangan khawatir. Orang tuaku sangat baik. Mereka pasti mengizinkan ku apalagi jika aku akan membantumu"

"Baiklah terimakasih sudah menemani ku"

"Eum tidak masalah. Kau lupa kita satu gedung?"

"Tentu tidak akan kulupakan"

"Ayok kita mulai berjalan"

"Eum"

Mereka berdua pun pulang bersama sambil berjalan. Anak kecil berumur sekitar 6 tahunan itu bergandeng tangan ria sambil berjalan menuju rumah mereka

// Bersambung //

Next >>>>>>>>>

Ang angg~

You're Voice in My Silent World || Juyeon [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang