Prolog

486 16 0
                                    


"Gw masih ada satu Permintaan"

Terdengar Suara Seorang Gadis yang Menatap lawannya dengan tatapan Merendahkan.

"Katakan Queenza!"

Sang empu yang di panggil Tersenyum smrik

"Lo Bubarin Geng Lo, atau Tunduk pada Gw!"

"Dalam mimpi mu!"

"Menolak?"

"Grttttt" suara Gigi yang bergemelatuk

"Terserah Lo saja Ken. Namun, jika di Kemudian hari Terdngar Berita tentang Bawahanmu jangan salahkan gw"

Tentu Ken paham maksud Queenza, Ken menghela nafas panjang lalu berkata

"Oke, Gw pilih opsi 2 Queen"

Queen Tersenyum kemenangan. Tidak ada yang tidak bisa ia Gapai. Keangkuhannya Menandakan ia Akan Mencapai hal tersebut. Tak peduli jika lawannya Lebih kuat darinya, Dalam hal apapun Queenza selalu Percaya pada dirinya sendiri.

"Baiklah, Jika di kemudian hari kalian Ketahuan berhianat. Maka Kalian akan menanggung resikonya sendiri"

"Baik"

"Gw pamit, Selamat Malam Ken"

Ken menatap kepergian Queenza Dengan Tatapan Datar, Tapi tak dapat di pungkiri ia Kalah melawan Gadis itu. Rumor yang beredar Ternyata benar.

Keluarga Saquella Telah melahirkan Monster, Apapun yang Queenza inginkan akan Terkabulkan, Gadis itu Arogan,Licik, bahkan Manipulatif.

Hanya satu yang Ken simpulkan Dari Queenza. Gadis itu Terlalu "Berbahaya". Makanya Ken lebih baik Berdamai Dengan Queenza daripada mengambil Resiko Mengerikan.





Queenza berada di Perjalanan dengan motornya. Entah apa yang ia Pikirkan, Ia tak melihat jika jalan di depannya Adalah Got, Stangnya Terbelok dengan sendirinya. Sedangkan sang empu Malah Melamun tak karuan.

Bruk

"Ssshhh, Sialan sakit"

Bahkan sebelum matanya tertutup bisa-bisanya seorang gadis Mengumpat ketika Ia Akan Berakhir di situ untuk selamanya.

Di lain Demensi,Waktu, bahkan Tempat (Dunia Novel)

"Aku Tidak Mau Lagi Hidup di sini! Biarkan aku pergi untuk selamanya dasar Kalian Jahat!" teriak Gadis yang Baru saja Keluar dari Sekolahnya

Gadis itu berdiri di halte ingin menyebrang. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada mobil yang lewat. Di rasa sudah aman Gadis itu Melangkahkan kakinya keluar dari Halte untuk menyebrang jalan, namun na'asnya mobil berwarna Kuning tiba-tiba melaju ke arahnya.

"Zella Awas!!!" Teriak Teman sekelasnya

"Ha?"

Begong Gadis itu Berbalik menatap Teman sekelasnya dengan heran, sebelum Mobil Berwarna Kuning menabraknya.

Brukk

Zella Terdorong ke samping Dengan Begitu Keras, Badannya jatuh Ke Aspal Dan Badannya kembali Terguring Ke kebelakang.

Datas segar keluar dari Kepala Gadis itu, kaca mata yang ia pakai sang empu Pecah, buku yang Berada di tangannya tadi Pun Melayang entah kemana. Banyak orang Berdatangan Bahkan ada yang menelpon Ambulans.

Tak lama setelah itu Zella Di larikan ke rumah sakit.

Namun sayangnya, Zella menghembuskan nafas Terakhirnya di Perjalanan menuju Rumah sakit.

Di saat Itu Raga Queenza Masuk Ke dalam Raga Zella.

Sedangkan Raga Queenza di Demensi lain di larikan ke rumah sakit dengan Keluarga Besarnya yang berdatangan bahkan Keluarga Tunangannya juga berada di sana. Rumah sakit yang terkenal ceria, langsung Berubah Hawanya ketika Mereka memasuki Rumah sakit tersebut. Atmosfer Di sana Berubah Dalam Beberapa Menit.

"Bagaimana Dengan Kondisi Anak saya dok?"

"Maaf nyonya, kami Sudah memeriksa Nona Queenza. namun, Nona Queenza kami nyatakan Koma karna Kepalanya yang mengalami Gegar otak" Ucap Dokter tersebut membuat Nyonya Desita Terkejut

"Koma?"

"Iya Tuan"

Tuan Abraham Tersenyum kecil

"Baiklah Dok, Terimakasih Sudah Memeriksa anak semata wayang saya"

"Sama-sama Tuan, Mungkin Nona Akan Sadar dalam Beberapa Bulan Kedepan, saya pamit undur diri" Senyum dokter Tersebut

"Apa!!!" Kaget Mertua Queenza bahkan Ia Pingsan di tempat

"Sayang!!!" Panik sang suami langsung menangkap sang empu.

Albert Damian Varley
Tunangan Queenza Hanya bisa Terdiam di tempat, Pasalnya Gadisnya itu suka sekali Melakukan hal gila yang mengancam nyawanya sendiri. Namun, tak dapat Albert Urung'i. Walau bagaimanapun Kelakuan Nakal Queenza ia Tetap mencintainya.

"Albert akan Bermalam di sini saja Dad" ucap Albert memecah suasana Yang Hening itu

"Benarkah sayang?"

"Benar Mam, Albert tidak ingin Queenza Sendirian"

"Terimakasih sayang, Maaf Jika Queenza Selalu merepotkan mu"

"Tidak Mam, Albert bahkan senang jika Selalu di Repotkan Oleh Queenza, Apa-apa pun Queenza tetap Orang yang Albet sayang".

nyonya desita menatap haru ke arah Menantunya. ia tak salah menjodohkan anaknya dengan albert. pemuda dingin namun sangat perhatian, bahkan sayang ke pada anaknya

"Mama Percayakan Queenza padamu Sayang"

Albert Menganggukkan kepalanya, Sedangkan Adik sepupu Queenza menatap Albert dengan Pandangan sinis

"Ano, Ano ingin Di sini juga" Teriak Bocah Berusia 5 tahun Membuat suasana Kembali Cair

"Kau masih Kecil, Tidak Boleh berada di sini" Ejek Devano Wiliam Varley Adik Albert

"Hump! Abang Dev juga sama!"

"Pokoknya Ano mau di cini!"

"Momy, Ano mau di cini!!!"

Rengekan Elvano Saquella Menggema di Rumah sakit tersebut

"Baiklah sayang" Ucap Wanita dengan Paras Cantik Adiknya tuan Abraham Alias Tantenya Queenza

"Jika begitu kami Pamit Lebih dulu" Ucap Keluarga Varley di angguki Tuan Abraham dan nyonya Desita

Tidak lama setelahnya, Kelurga Saquella juga Pergi. Meninggalkan Albert yang Sedang Menatap Queenza dengan Tatapan lembut

"Kata Dokter Kamu akan Bangun Beberapa Bulan lagi, Tidak kah itu terlalu lama? Kamu tega Meninggalkan aku sendirian hm? Bangun sayang, jangan lama-lama di sana. Ingat, kamu masih punya Aku, aku Selalu ada di saat kamu butuh apapun itu."

Albert mencium Kening Queenza Sangat Lama, Pemuda itu Menatap Calon istrinya dengan Tatapan Gelisah.

Albert takut jika Queenza meninggalkan dirinya, Albert takut Queenza tidak mau Membuka Matanya untuk selamanya. Tidak tidak, Albert tidak ingin Queenza Berakhir seperti adik Perempuan nya dulu. Albert tidak ingin Queenza Meninggalkannya sendirian. Dunianya akan Hancur Detik itu juga Jika Queenza Pergi Meninggalkan.


TBC
Jangan Lupa Vote Dan Komennya.
Mohon maaf jika Ceritanya Sedikit Gaje♡
See you Tomorrow All

I'm Bad GrilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang