9. Wangi [flashback]

21 2 4
                                    

Semuanya dimulai 10 tahun yang lalu. Tiba-tiba saja manusia terbagi menjadi 3 golongan= alpha, omega, dan beta. Alpha adalah mereka yang unggul dalam segalanya. Omega layaknya hawa dengan sensualitas tinggi tidak peduli dia wanita maupun laki-laki. Sementara beta tanpa keistimewaan apa-apa.

Menurut data kala itu, hanya terdapat 10% alpha di bumi dengan 9 dari 10nya adalah laki-laki. Omega 20%, didominasi wanita. Sisanya beta. Lalu aku yang menurutku cuma murid SMA biasa-biasa saja, ternyata justru adalah alpha.

Harum sekali.

Hidungku mencium aroma yang belum pernah kuhirup sebelumnya. Wangi. Bahkan terlalu wangi. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba begini. Padahal tempatku berdiri bukanlah taman bunga. Hanya halaman sekolah di tengah akan berlangsungnya upacara bendera.

“Hey, lalukan sesuatu.” Ucap seseorang dari barisan peserta paduan suara.

“Melakukan apa?”

“Aku tidak tahu. Ada aroma aneh yang keluar dari tubuhmu.”

Aroma aneh dari tubuh?

“Aku bersumpah tadi sudah mandi.”

“Kami percaya karena bukan bau busuk yang tercium dari tubuhmu. Harum. Tapi... seperti ada efek tak jelas dari mencium aroma itu.”

Ya, aku juga merasakan itu. Padahal jarak kami cukup jauh. Tidak seperti murid-murid lain di paduan suara yang 1 gerombol barisan dengannya, aku berdiri paling depan pada barisan anak kelas 10-A. Setidaknya ada 10-15 meter jarak antara kami berdua.

“Panggil petugas PMR saja.”

“Aku kan tidak sakit.”

“Tidak sakit pun ada yang abnormal darimu.”

“Ya, kau abnormal.”

“Benar, abnormal.”

Memangnya apa yang abnormal dari dirinya? Dia laki-laki kan? Apa salah memakai parfum sebelum berangkat sekolah? Mungkin dia mengambil milik ibunya. Tapi aku juga tidak yakin ada parfum yang serupa kewangiannya.

“Kita harus membantu anak-anak paduan suara.”

Suara ribut mulai terdengar jauh di belakangku, tempat para petugas PMR berjaga.

“Ada omega yang sedang birahi. Baik dia maupun anak-anak lain di sekitarnya belum memahami hal itu.”

“Birahi pertama ya?”

“Sepertinya begitu.”

“Katanya di sana aromanya sangat wangi. Untungnya tidak tercium sampai sini.”

Tidak tercium di belakang sana? Apa karena jaraknya yang terlalu jauh? Tapi jika dari posisiku masih sekuat ini, bukankah setidaknya di sana masih tercium samar-samar? Tunggu, murid-murid yang berdiri di kanan, kiri, dan belakangku tidak tampak terganggu. Mereka bersikap seolah tidak ada bau itu.

“Kau tahu bagian lucunya? Omega itu bernama Wangi.”

“Wangi?”

“Iya, Kayuwangi. Aku melihat nama yang tertulis di seragamnya. Sudahlah. Kita harus membantu para alpha.” Ha?” “Cepat.”

Kenapa harus membantu para alpha? Memangnya kenapa dengan alpha kalau seorang omega sedang birahi? Dan apa maksudnya dengan birahi? Jika kuartikan sebatas pengetahuanku, bukankah artinya yang bernama Kayuwangi itu sedang bernafsu? Pada siapa? Para alpha? Abmoral sekali dia.

***

Betapa bodohnya aku. Setelah mencari tahu di ruang komputer akhirnya aku mengerti apa arti birahi bagi omega dan pengaruhnya pada alpha. Terima kasih pada internet karena sudah mempermudah semuanya.

Seorang omega yang sedang birahi akan menguarkan feromon. Itulah yang tercium wangi. Hanya alpha yang akan menyadarinya. Itu pun cuma yang berada di sekitarnya. Jika tidak dikendalikan bisa terjadi tindakan asusila. Karena alpha dalam pengaruh feromon akan benar-benar bernafsu pada omega yang menjadi sumber aroma.

Berdasarkan penjabaran itu, posisi omega sangatlah berbahaya. Dia rawan mengalami pemerkosaan. Tapi bisa dicegah dengan menghentikan penyebaran feromon. Ada obatnya. Dan bagi alpha pun sebenarnya ada obat serupa. Jika meminumnya maka feromon manapun tidak akan merangsangnya. Atau opsi lainnya, ikatan.

Sebuah ikatan perlu dibuat jika ingin feromon seorang omega tidak mempengaruhi para alpha kecuali pengikatnya. Konsepnya hampir serupa dengan pernikahan. Seorang alpha akan menggigit tengkuk omeganya hingga berdarah. Setelahnya, ikatan mereka akan terbentuk begitu saja. Omega tidak perlu khawatir lagi pada masa birahinya. Sementara alpha pengikatnya akan menjadi satu-satunya alpha yang terangsang olehnya.

“Rumit sekali kehidupan alpha dan omega.” Batinku setelah membaca, “Lebih mudah hidup sebagai beta.”

Sialnya aku ini alpha, entah gara-gara apa.

“Ternyata kau di sini, Michael.” Ucap guru olahraga. Tadi saat pelajarannya dia memperkenalkan diri dengan nama Rudianto. Padahal aku mengenalnya sebagai tetangga bernama Septa. Mungkin itu nama depan dan belakangnya. Aku tidak perlu meributkannya.

“Kau satu-satunya murid 10-A yang belum melakukan pemeriksaan kesehatan. Cepat ke ruang UKS sebelum jam istirahat berakhir.”

“Aku sehat-sehat saja.”

“Ya, kau terlihat sehat. Tapi ini sudah aturan sekolah. Pemerintah mengharuskan tiap orang menjalani pemeriksaan kesehatan sebulan sekali. Terutama anak-anak sekolah.

Kau tahu sendiri mendadak ada penggolongan alpha, omega, dan beta. Kondisi manusia masih harus diselidiki. Jangan banyak membantah. Pergi sana.”

Baiklah. Yang ingin kucari tahu sudah kudapatkan dari komputer. Tidak ada salahnya aku mengikuti pemeriksaan kesehatan.

***

Setelah berjalan melewati beberapa kelas, akhirnya aku sampai di ruang UKS. Tapi tidak ada orang. Jadi apa yang harus kulakukan?

Ah, sepertinya bukan tidak ada orang. Selain aku ada 1 murid lagi yang sudah kesini lebih dulu. Dia yang tadi pagi menjadi sumber aroma wangi. Sekarang pun feromon itu belum pergi. Malah kuatnya semakin menjadi-jadi.

“Alpha.” Ucapnya begitu menyadari kedatanganku, “Ah, tapi aku sudah meminum obat. Feromonku tidak akan tercium olehmu.”

Apanya yang tidak tercium olehku? Aroma wangi sekuat ini apa menurutnya bisa ditutupi? Ini bahkan lebih menusuk dari yang sampai ke hidungku tadi pagi.

“Kita sesama kelas 10 kan?” Tambahnya, “Namaku Kay. Panggil dengan nama itu, jangan sesuai tulisan di seragamku.”

Aku tidak perduli dengan nama itu. Hidungku sedang terganggu. Begitu juga dengan kepalaku. Bahkan mungkin sekujur tubuhku. Rasa aneh ini benar-benar menyerangku.

“Kalau namamu...” Dia mengamati tulisan pada seragamku, “Michael. Michael Ibnu Setiadi. Panggilanmu Michael kan? Atau Mike? Dan ngomong-ngomong, kenapa kau tampan sekali?”

Aku tidak tahan lagi. Dia terlalu wangi. Cepat-cepat kubuka lemari. Kucari masker yang bisa kugunakan untuk menutupi hidungku. Untungnya bisa segera kutemukan. Langsung kupakai. Aku merasa ada perubahan. Tapi tetap masih tidak tahan. Karena aromanya cuma mereda sedikit sekali.

***

13:27 wib
25 November 2023
reo


MotiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang