[2] Chapter

479 53 11
                                    




Brak!!

Feni membuka pintu ruangan osis dengan kasar dan juga wajah yang emosi lalu melihat ada seseorang yang tidak bisa ia kenali.

"Dimana Gracia, Shani!"ucap Feni dengan penuh penekanan.

"Gue gak tau."jawabnya singkat.

Sementara Gracia mendengar temannya yang mencarinya itu ingin sekali bersuara namun tatapan tajam Shani membuat nyalinya menciut.

"Terus itu siapa yang bersihin jas lo?"ucap Feni  menaikkan sebelah alisnya.

"Dia babu gue, pergi lo dia gak ada di sini."ucap Shani dengan datar.

Gracia melihat gadis yang sedang membersihkan jas Shani terasa tidak asing tapi dia juga tidak bisa menyimpulkan bahwa itu Gracia karena wajahnya tidak terlihat.

"Awas aja lo kalau sampe Gracia kenapa Napa!"ucap Feni dia keluar dari ruangan osis sambil menghela nafasnya pelan.

'kemana si lo Gracia? Tadi dia itu mirip lo tapi gue gak yakin.' batinnya.

Sementara Shani dia tersenyum miring lalu menatap Gracia yang sedang duduk di pangkuannya dengan tubuh yang seperti menahan kesal.

Dia kemudian mengelus pipi Gracia dengan pelan,"kenapa? Kesel lo?"

"Ini harus dibuka, biar aku yang cuci."ucap Gracia mengalihkan pembicaraan.

Shani mengangguk dia mempersilahkan Gracia membuka jas serta seragam putihnya itu.

Gracia dengan ragu berusaha membuka jas Shani dia juga perlahan membuka satu persatu kancing seragam milik Shani.

Dan terlihatlah kaos hitam yang di kenakan Shani, setelah membukanya Gracia hendak turun di tahan oleh Shani.

"Mau kemana?"tanya nya dingin.

"A-aku mau ke kelas kak, aku laper."cicit Gracia.

"Yaudah, pergi."ujarnya.

Gracia perlahan turun dari pangkuan Shani sebelum ia keluar suara bass ketos membuatnya berhenti berlangkah.

"Besok lo ke ruangan gue, istirahat."celetuk Shani.

"I-iya kak."balas Gracia ia pun langsung keluar dari ruangan itu.

'bisa bisa mati gue di dalem tadi' batin Gracia ia mengusap dadanya pelan.

Gracia melihat jam yang melingkar di tangannya sudah menunjukkan pukul 10:46 wib membuat kedua matanya membulat sempurna.

"Mampus! Mana sekarang mapel inggris lagi."rutuknya ia pun berjalan dengan tergesa gesa.

Dan untung saja Dewi portuna berpihak kepadanya, guru tersebut belum sampai Gracia segera duduk di sebelah Feni.

"Dari mana lo? Gue cariin juga."cetus Feni menatap Gracia kesal.

"Maaf Mpen, tadi aku ketemu sama Bintang, terus dia ngajak ngomong bentar di belakang sekolah." alibi Gracia karena kalau ia berkata jujur Feni pasti bertindak.

"Ck! Kalau ada apa apa bilang dong, jangan bikin gue khawatir apalagi gue denger tadi dari murid yang di kantin bilang lo di seret sama Shani."tutur Feni matanya memancarkan kekhawatiran.

"Kak Shani gak apa apain aku kok, emang narik aku tapi untungnya ada bintang,"kata Gracia.

"Syukurlah, tapi kalau ada apa apa bilang sama gue ya?"pinta Feni.

Ketos: Shani Si Kutub EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang