[4] chapter

312 48 4
                                    


"Gimana ceritanya bisa jadi gini?"tanya Harland duduk di sofa dengan wajah yang datar.

"Saya Shani, selalu ketua OSIS minta maaf atas kejadian yang menimpa anak bapak, saya yang akan bertanggung jawab untuk administrasinya, dan saya pastikan pembully itu akan mendapatkan pelajaran nya."tegas Shani menatap harland dengan tatapan dingin.

"Saya pamit dulu, permisi." Ujarnya bangkit dari duduknya lalu pergi dari sana.

"Kamu," tunjuknya pada Feni. "Kamu temennya Gracia? Coba ceritakan apa yang terjadi?"

Feni mengangguk, "sebelumnya saya minta maaf karena tidak ada berada di sisi Gracia, selalunya saya yang menemani. Tapi tadi, kebetulan kami gak bareng, karena saya tidak ada dia jadi di bully dan di kunci di dalam gudang sendirian. Sekali lagi saya minta maaf karena telat nolongin anak bapak."Feni menundukkan kepalanya ia benar benar menyesal karena tidak menemani sahabatnya tadi.

"Gak papa nak, bukan salah kamu juga kok."ujar Shania yang duduk di sebelah Feni.

Perlahan cewek yang terbaring lemah itu mengerjakan kedua kelopak matanya dan menatap sekeliling, "sshh...ahh kepala aku sakit."

"He'em bagus! Gini nih kalo punya telinga tuh gak pernah denger ucapan orang tuanya enak?"Shania menatap tajam ke arah anaknya.

Gracia menatap mama nya ia mengerucutkan bibirnya dan menangis seperti anak kecil, "huaa..maafin Gege mamaa hikss..."

Shania bersikedap dada lalu menatap anaknya dengan datar sementara Feni cuma terdiam menyaksikan perdebatan anak dan ibu itu.

Sumpah demi apapun sekarang Gracia tidak mengenakan make up apapun, wajah nya putih, bibirnya pink alami Feni sampe bengong di buatnya karena cantiknya itu natural.

"Mama..hikss..pelukk...aku tadi liat indira.."lirihnya menatap wajah mamanya.

Shania menghela nafasnya lalu bangkit ia duduk di sebelah anak bungsunya lalu memeluknya, "sekarang udah, gak ada apapun yang di tutupin lagi jujur semuanya mama gak mau hal ini terulang lagi."tegas Shania yang di angguki oleh Gracia.

"Mpen..maafin gue ya udah bohong sama lo, sebenernya gue kaya cuma nyamar doang..maaf yaa? Gue cuma pengen cari temen yang tulus tanpa mandang gue kaya apa nggak nya, maaf ya sekali lagi."ucap Gracia tulus menatap Feni.

"Gue agak syok dikit si, tapi yaudah gak papa, gue beneran tulus kok temenan sama lo, lain kali jangan ngelakuin hal yang bikin diri sendiri celana."nasihat Feni menatap Gracia.

"Denger gak Gre apa yang temen kamu bilang?"sahut Harland menatap Gracia datar.

"Denger pa, ihh udah dong jangan gitu komuknya kayak yang mau makan gege aja."Gracia mengecurutkan bibirnya.

Harland memutar kedua bola matanya malas, "Untung ada Feni sama Shani tadi, coba kalo nggak gimana? Sekarang gak usah bantah lagi, ke sekolah pake baju biasa aja jangan nyamar lagi."tegas Harland ia bangkit dari duduknya lalu menghampiri anak bungsunya itu.

Gracia menghela nafasnya perlahan, "iya pa."

"Yaudah papa mau berangkat lagi ke kantor ada beberapa berkas yang belum sempet di selesain, mama sekalian mau pulang gak?"tanya Harland kepada sang istri.

Shania mengangguk, "iya mama juga mau pulang nanti jam satu ada arisan sama temen mama, ge. Kamu di sini sama Feni gak papa? Nanti bang Gerald ke sini pulang kuliah." ujarnya mengelus surai legam anak bungsunya.

"Iya ma, gak papa kok. Oh iya suruh Abang bawain makaroni keju ya, kejunya yang meleleh oke? Sama teh kotak rasa blackcurrant."pinta Gracia yang di angguki oleh Shania.

Ketos: Shani Si Kutub EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang