'Jika kita tidak bisa bahagia di semesta ini, jadi, mari hidup penuh tawa di kehidupan selanjutnya'
Mungkin itu adalah salah satu kalimat yang paling membekas di diri Amber setelah sekian lama tidak berkunjung ke taman bunga di ujung kota lagi.
Seseorang bergumam kala itu. Bergumam, rautnya nampak sedih, pilu, dan biru di saat yang bersamaan. Tangannya nampak pucat memegang pipi seorang gadis berambut pendek yang bahkan tidak memperlihatkan rautnya yang bahagia ... sedikitpun.
Oh, betapa banyak pengemis kasih disini.
Terkadang banyak sekali pertanyaan aneh—pertanyaan yang tak pantas untuk dipertanyakan meski hanya sebatas pikiran.
Mengapa, mengapa manusia ditakdirkan harus mencari cintanya?
Mengapa manusia perlu cinta dari seorang kekasih jika tak selamanya cinta datang dari sana?
Amber tidak tahu bagaimana dunia ini bekerja. Begitu banyak takdir tak adil yang ada di bumi. Dan mungkin, bisa saja ... baginya juga.
Perasaan ini, perasaan yang tak bisa banyak diungkapkan.
Amber merasa banyak sekali suara yang memanggilnya, berteriak, dan menjerit. Tetapi, suara siapa itu? dimana asal suara itu?
Bahkan satu diantara teriakan itu menyuarakan suara Michael.
Kenapa?
Kenapa mereka mencari Michael? dia tidak ada disini!
Sial. Amber tidak bisa membuka mulutnya. Sekuat tenaga ia memberontak, tidak ada pergerakan yang bisa ia perbuat.
"Amber! Apa kau disana?! Amber! Jawab aku!"
Itu ... suara lelaki itu adalah yang paling familiar. Tetapi lagi-lagi Amber tidak bisa mengingat siapa pemiliknya.
Semuanya menjadi abstrak sekarang. Tidak ada yang terlihat baik-baik saja. Jantung Amber kini berpacu sangat cepat, ketakutan terbesarnya, mungkin memang benar terjadi.
Ketakutan itu dapat ia rasakan, sangat dekat, sangat lamban perlahan memengaruhi segalanya.
Ketakutan yang tak pernah Amber bayangkan sebelumnya.
Sebenarnya ... apa ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
winter wishes and promises.
Romanceft. 정재현; jung jaehyun & 손승완; son seungwan ❩❩ sebuah janji pada bulan desember mewakili segalanya, perlahan menumbuhkan rasa cinta yang entah atas dasar apa. harapanku pada musim dingin kali ini hanya satu, genggam tanganku