GIRL FOR RENT 05| Obat

974 42 2
                                    

"Jangan menutupi luka jika kamu sendiri belum mampu untuk mengobatinya. Disana, ada seseorang yang bersedia menjadi obatmu sekarang. Sebelum itu, 'perlihatkan' dulu luka mu."

———GIRL FOT RENT———

Kedekatan Athaya dan Jeffan setiap harinya semakin intens, mereka sering kali melakukan hal-hal bersama saat di luar sekolah. Lain hal jika di sekolah, keduanya bersikap seolah tak saling mengenal.

Hari ini pelajaran olahraga, Athaya yang sudah menyiapkan baju nya di dalam tas pun mendadak terdiam saat melihat baju olahraga sudah terpotong menjadi beberapa bagian.

Athaya tersenyum miris, ia bahkan sudah lelah menangisi kejadian yang sama berulang kali.

"Kasian ya, dia."

"Siapa yang gunting? Lo liat ga?"

"Gak tau, tiba-tiba pas masuk udah kayak gitu."

"Salah dia sendiri, masih aja bertahan disini."

"Paling nanti beli baju lagi, terus dihukum deh karena telat ke lapangan."

"Tapi gue liat orang terakhir pas keluar dari kelas ini."

"Serius lo? Siapa orangnya?"

"Dia...."

Athaya tak memperdulikan teman-teman kelasannya yang berbicara tentang dirinya, ia sudah cukup kebal dengan itu. Dengan langkah gontai ia menuju ruang koperasi untuk membeli baju olahraga.

"Masih ada gak, bu?"

Penjaga koperasi itu menggeleng, "Untuk ukuran kamu gak ada Tha, abis semua. Tinggal ukuran adik kelas aja, kamu mau?"

Athaya berpikir sejenak, jika ia tak mengikuti jam olahraga kali ini, maka ia tidak akan mendapatkan nilai yang sangat penting baginya.

"Iya Bu, gapapa. Saya beli satu ya?" Ucap Athaya pada akhirnya.

"Baju nya abis kenapa lagi Tha? Udah lima kali kamu beli baju olahraga." Tanya Bu Vina, keheranan.

Athaya tersenyum tipis, "Biasa bu."

Setelah mendapat baju olahraga tersebut, Athaya berganti baju dan menatap dirinya di cermin.

"Ketat banget." Monolognya.

Benar, baju olahraga itu sangat kekecilan di tubuhnya. Apalagi di bagian dada dan bokong, dua bagian itu membuat timbulan yang sangat jelas, bahkan ketika Athaya tidak menegakkan tubuhnya, bagian itu tetap meneplak jelas. Membuat Athaya sedikit sesak.

Athaya berjalan dengan perasaan tak nyaman, ia bimbang saat menuju lapangan olahraga. Materi praktek hari ini adalah lari jarak jauh. Athaya tak bisa menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan nilai hanya karena baju nya sudah habis tergunting.

Apalagi guru olahraga nya sangat killer dan tak bisa menoleransi barang sedikit pun. Baru saja sampai di lapangan, Athaya sudah diperhatikan oleh seluruh anak-anak kelasannya.

Kebanyakan anak laki-laki terpana dan memuji lekuk tubuh Athaya yang sangat tertampak jelas, mereka bahkan tak berkedip saat melihat Athaya.

Berbeda dengan anak perempuan ketika melihat Athaya spontan menggunjing nya dan terang-terangan memasang wajah tak suka. Meski ada beberapa dari mereka merasa iri.

"Jablay banget."

"Sok cantik anjir."

"Dia oplas 'itu' gak sih?"

GIRL FOR RENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang