GIRL FOR RENT 06| Naluri

957 54 20
                                    

"Seorang pria akan marah jika wanitanya disakiti dan diperlakukan dengan tidak baik. Itu bukan sebuah hal romantis, Melainkan naluri seorang pria sejati. "

---GIRL FOR RENT---

Jeffan membuang puntung rokok nya dengan asal, lalu menginjaknya di depan seseorang yang tengah ketakutan setengah mati.

"Lo masih gak mau ngaku siapa yang bikin ulah kemarin?" Tanya Jeffan datar, ia menarik kerah seragam lelaki yang berjongkok di depannya.

Gino, lelaki itu menggeleng keras. Kaki dan tangannya gemetar hebat. Bahkan sepatu nya tak ia pasang dengan benar karena tadi Jeffan menariknya dengan kasar, lalu berakhir dengan mereka berada di rooftop.

Tak banyak kata yang Jeffan ucapkan, karena setelahnya Jeffan langsung memukul Gino di area tertentu. Gino berusaha semampu mungkin untuk menyerang balik, namun jelas kekuatan dan kemampuan ia jauh diatas Jeffan.

Saat Jeffan sedikit lengah, Gino menarik balok kayu yang ada di dekatnya, lalu pukulannya berhasil mengenai kepala Jeffan.

"Brengsek."

Seketika Jeffan merasakan pusing. Namun Jeffan tak hanya diam saja, ia memelintir tangan Gino, lalu menarik dan membuang balok kayu itu.

Jeffan kembali menyerang Gino tanpa ampun. Hingga sampai bibir Gino sobek, wajah serta tangannya lebam berwarna biru, barulah lelaki itu mengaku.

Jeffan menghentikan pukulannya, saat Gino mulai berbicara.

"K-kara, kara dan temen-temennya yang lakuin itu kemarin. Aurel yang bagian gunting baju nya Athaya. Dan Jena yang nulis kata-kata kotor di meja Athaya." Gino meringis menahan tangisnya, celana bagian bawahnya basah.

"Udah berapa lama Athaya ngalamin itu?"

"Sejak k-kelas sebelas semester dua. G-gue sama sekali gak tau permasalahannya apa, yang gue tahu A-Athaya udah dijauhin sama mereka." Jeffan melepaskan cekalan tangannya dari kerah seragam Gino.

"I'll create the most beautiful hell for the Jena, Aurel, and Caramell bitch's, especially. Just wait and see" Batinnya, sambil menyeringai.

Gino bernapas lega, ia langsung menunduk dan meminta ampun dan maaf berkali-kali ke Jeffan, yang langsung dihadiahi oleh tatapan tajam dari sang empunya.

"Minta maaf ke Athaya, bukan ke gue."

"T-tapi gue gak nge-"

"Lo mau gue buat kencing di celana lagi?" Sinis Jeffan, sambil melirik ke arah bawah Gino, yang membuat lelaki itu langsung mengangguk kencang,

"I-iya! Gue bakal minta maaf ke Athaya!"

Gino berbalik dan buru-buru keluar setelah Jeffan melepaskannya, namun suara nada rendah Jeffan membuat lelaki itu kembali terdiam, badannya kaku.

"Apa yang paling parah menurut lo?"

Gino menatap Jeffan dengan matanya yang bengkak, suasana hening sesaat. Sejenak, Gino mengingat rumor besar yang sampai sekarang masih menjadi bahan gunjingan.

"Ada rumor Athaya kerja jadi pelacur di bar, dan dia selalu keliatan jalan sama om-om dan suka gonta-ganti cowok yang lebih tua dari dia. Dia juga pernah berurusan sama polisi."

Jeffan mengepalkan tangannya dengan kuat, urat-urat di tangan maupun di wajahnya sangat terlihat apalagi dengan rahang tegasnya yang mengeras.

Jeffan sangat amat ingin memukul mulut lelaki sampai tak bisa bicara, namun ia mengurungkan niatnya. Sudah cukup ia memberi pelajaran untuk lelaki itu.

GIRL FOR RENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang