Yuna sampai di kelasnya dan langsung duduk di kursi, Rara, El dan Rai yang melihat kehadiran Yuna saling menatap seakan bertanya apa yang terjadi dengan Yuna mengapa wajah gadis itu terlihat tidak bersahabat pagi ini, biasanya setiap pagi Yuna selalu terlihat senang.
"Lu kenapa Na biasanya pagi pagi lu seneng mulu, lah ini malah cemberut" Rara yang berada di samping Yuna menaruh wajahnya pada kedua tangannya dan menatap Yuna heran.
"Lu habis kena marah ya, atau lu lagi ada masalah?" Sahut Ella.
"Tadi gua abis ketemu ka Ello" Yuna menidurkan wajahnya di meja dan memainkan rambutnya.
"Ka Ello siapa Na?" Tanya Rai yang berada di depannya.
"Ituloh si ketua geng..geng apalah itu" Yuna mengarahkan pandangannya ke arah jendela.
"Ouhh sekarang punya panggilan khusus nihh" Rara menyenggol bahu Yuna namun hanya dibalas dengan tatapan sinis.
"Biar gampang di sebut" Jawab singkat Yuna.
Jam pelajaran segera dimulai mapel pertama kelas mereka adalah mapel Ppkn kebetulan guru itu memang jarang hadir mungkin karena jabatannya sebagai kesiswaan yang selalu mengurus anak anak bermasalah.
Semua murid di kelas Yuna tidak terlalu peduli, terserah guru itu mau masuk atau tidaknya lagi pula murid mana yang tidak senang jika ada kata "Jamkos" termasuk Yuna dan ketiga temannya, mereka selalu memanfaatkan waktu itu untuk tidur, mengobrol, bercanda.
Setelah lama melamun mood Yuna tiba tiba saja kembali menjadi bagus lagi, buktinya gadis itu sekarang sedang asik bercanda bersama Rara bahkan tawa mereka sampai terdengar oleh seiisi kelas sedangkan Rai dan El hanya ikut menyimak kedua temannya itu mereka sudah terbiasa dengan tingkah random Yuna dan Rara yang terpenting itu membuat mereka senang.
Selang beberapa menit tiba tiba saja ada yang mengetuk pintu kelas mereka.
"Maaf mau ngapain ya kak?" Seorang lelaki membukakan pintu kelas dan bertanya pada seseorang, lelaki itu bernama Excel yang menjabat sebagai ketua kelas di kelas 10 MIPA 2.
"Kita boleh masuk sebentar ga soalnya ada yang mau di sampaikan" Jawab seorang gadis yang memakai almameter di tubuhnya, terlihat dari wajahnya saja kita sudah bisa menebak kalau keempat orang itu adalah senior atau kakel.
"Ouh silahkan" Excel memberi jalan untuk mereka berempat masuk.
"TOLONG MINTA PERHATIANNYA SEBENTAR" Ucap Excel sedikit berteriak dan membuat seisi kelas menjadi sunyi, jika dia tidak seperti itu semua murid di kelas ini tidak akan ada yang mau mendengarkannya.
"Oke minta perhatiannya sebentar ya, jadi disini kita berempat itu anggota osis dan tujuan kita kesini ingin memberitahu informasi bahwa setiap kelas itu harus ada 2 perwakilan murid untuk mengikuti Mpk Osis, nah di kelas ini ada yang berminat menjadi anggota Osis gaa?" Jelas gadis tersebut yang menjabat sebagai wakil ketua osis.
Sunyi tidak ada satupun murid yang mengangkat tangan mungkin mereka memang tidak berminat memasuki organisasi tersebut.
"Na lu kan lumayan pinter, kata gua si mending lu masuk" Bisik Rara pada Nana.
"Ha apaansi males gua masuk organisasi begituan ribet" Balas Yuna yang tidak sengaja terdengar oleh gadis yang menjabat sebagai waketos itu.
"kenapa?, kamu mau ikut Mpk Osis?" Tanya gadis itu pada Yuna yang sudah berada di disamping meja Rara.
"Iya nih kak dia mau ikut" Jawab Rara dengan senyuman jahil nya.
"Ha apaansi Ra, enggak kok siapa yang mau coba" Yuna menatap sinis Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Of Freedom
Teen FictionViolencia Younara Putri seorang gadis misterius yang mempunyai masalah terhadap keluarganya dan membuat dirinya harus mengurus dirinya sendiri sampai ketika seorang lelaki yang mengingatnya dari masa lalu muncul sebagai ketua geng disekolah itu, lel...