Bab 14

1K 142 27
                                    

Selamat Membaca





Jangan lupa tekan bintang di bawah, supaya aku lebih sering update








Sesampainya di Jakarta, tujuan utama Gaga adalah gedung utama keluarga Fabian. Ia dan Rizky berpisah di Cirebon. Gaga membuka pintu ruang meeting itu, berjalan masuk dan menatap saudaranya yang sudah duduk diam menunggu di sana. Ada Adam, Danu, dan Ardan.

"Gimana?" tanya Adam sesaat setelah Gaga duduk di depannya.

"Rizky tahu," jawabnya yang membuat ketiga lelaki itu melotot terkejut.

"Kok, bisa?" tanya Adam lagi.

"Dia ke sana sama Keisya, diam-diam menyelidiki ke mana semua perginya tim dari Gen dan Gigi. Dan, gue terpaksa kasih tahu yang sebenarnya," jelas Gaga yang membuat ketiga lelaki itu terdiam. "Dia nggak akan kasih tahu ini ke Safa atau Bella dulu," lanjutnya sebelum menatap Adam dengan tatapan serius. "Setelah ini gimana, Dam? Kita nggak mungkin terus diam dan membiarkan satu persatu nyawa hilang gitu aja dalam kasus ini."

Mereka sama bingungnya. Opa sudah memanggil Adam, Danu, dan Gaga, meminta penjelasan mengenai permasalahan ini. Ketiganya menjelaskan dan meminta Opa untuk tidak turun tangan saat ini. Adam menyanggupi jika ia dan saudaranya yang lain masih bisa menangani masalah ini sendirian.

"Gimana kalau ... yang ada di kepala Safa, Bella, dan Rizky, selama ini benar?" ucap Ardan pelan yang membuat ketiga keturunan Fabian itu menatapnya.

"Maksud lo?" tanya Danu.

Ardan mengembuskan napas pelan, "Kita sama-sama menyelidiki kasus ini. Kita sama-sama terlibat, tapi kalian baik-baik aja," ucapnya. "Rizky ditusuk di rumahnya sendiri. Bella diancam dengan hilangnya Una. Gue nggak yakin kalau kejadian di proyek saat itu adalah ketidak-sengajaan, dan keraguan gue terbukti, Safa diserang di rumahnya sendiri."

Ardan menatap teman yang kini menjadi iparnya itu satu persatu secara bergantian, "Kalian nggak tersentuh, karena kalian bertiga adalah keturunan asli dari keluarga Fabian. Dan, 'orang itu' nggak bisa menyentuh kalian karena dia juga berasal dari keluarga yang sama." Ia benar-benar berusaha memilah kalimat dengan hati-hati, berusaha untuk tidak menyinggung Adam, Danu, dan Gaga, yang sejak tadi menyimaknya dengan diam.

"Gimana kalau tersangka memang salah satu di antara keluarga Fabian?" tanya Ardan yang membuat ketiga lelaki itu diam.

*

Bella sesekali melirik Una yang terlelap di sampingnya, ia kembali ke rumahnya dengan Danu setelah banyak berpikir. Mereka harus bersama-sama untuk mengungkap kematian Ciko. Bella tahu ia tidak bisa sendiri, ia membutuhkan Danu untuk bersama-sama melindungi Una.

"Jangan sampai ketahuan," ucap Bella dengan orang di teleponnya. "Awasi dengan saksama, dan lakukan semuanya dengan bersih. Dan, juga ... jangan sampai terluka."

Danu masuk ke dalam kamar bersamaan dengan Bella yang baru saja memutuskan sambungan teleponnya. Ia tersenyum menyambut sang suami. Danu mendekat, dan duduk di ranjang, menatap Una yang sudah terlelap.

"Udah bobo, padahal mau main," bisik Danu pelan.

"Mandi sana, besok aja mainnya sama Una."

Lelaki itu mengangguk, mendekat dan mencuri kecupan singkat di bibir sang istri. "Sekarang mainnya sama Maminya dulu," katanya yang membuat Bella tertawa pelan.

IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang