Bab 16

957 137 15
                                    

Selamat Membaca






Jangan lupa tekan bintang di bawah yaaa

Maaf updatenya kelamaannn








Safa menangis semakin keras, ia bergerak mundur begitu cepat ketika melihat beberapa bawahan Haris hendak memukul kaca bagian belakang mobilnya, kembali menabrak mereka semua dengan tangis di wajahnya.

Lalu, beban berat gadis itu seolah diangkat begitu saja ketika melihat Adam berlari mendekat ke arahnya dengan Danu, Gaga, Ardan, Rizky, dan adiknya, Reza. Mereka semua tampak panik sekaligus marah melihat bagaimana keadaan Safa dan Mahen saat ini.

Safa segera keluar dari mobil, berlari ke arah Mahen yang tergeletak tak berdaya itu. "Hen, bangun, Hen." Ia berusaha membangunkan Mahen yang hampir kehilangan kesadaran itu.

"Mahen, bangun." Safa menyentuh perut Mahen yang terus mengeluarkan darah. Ia menyibak kaos lelaki itu, dan dibuat syok begitu melihat luka gores yang cukup lebar yang terus mengeluarkan darah.

"Hen, bertahan. Gue mohon. Bertahan, Hen." Ia melepaskan cardigannya, menggunakannya untuk menutupi luka Mahen, untuk menghambat darah yang terus keluar itu.

Ketika Safa masih fokus dengan Mahen, dari arah belakang, tiba-tiba saja rambutnya ditarik kasar. Gadis itu menoleh, menatap Haris yang menarik rambutnya untuk berdiri. Namun, semua itu tidak berlangsung lama, Haris tersungkur karena tendangan Adam di punggungnya.

Keduanya kembali saling adu jotos, Safa khawatir dengan keadaan sang suami, namun gadis itu kembali berhambur ke arah Mahen, menutupi luka di perut lelaki itu sembari menatap satu persatu bawahan Haris yang sudah terkalahkan, dan ...

"Gue kecewa, Mas." Adam berucap setelah kini hanya tersisa Haris di depannya. Ia menatap lelaki itu dengan tatapan lurus. Haris terpojok. Tidak ada lagi yang bisa membantunya, karena kini Adam dan yang lainnya tengah mengelilinginya, membentuk setengah lingkaran.

"Safa hamil. Istri gue hamil. Tapi, lo bahkan dengan berani mencekik lehernya di rumah Opa." Adam semakin mendekat. "Gue yakin lo punya alasan," katanya. "Karena itu, ayo balik ke rumah utama. Kita bicarakan semuanya dengan Opa. Termasuk siapa orang di belakang lo selama ini."

Haris tertawa sinis mendengarnya, ia menggeleng pelan, "Daripada mengaku, lebih baik gue menyusul Ciko, Dam." Dan, dengan gerakan cepat, lelaki itu berbalik badan, berlari dan melompat ke jurang yang membuat Safa terkejut.

Adam dan yang lainnya mendekat, menatap ke bawah, dan terdiam begitu melihat tubuh Haris yang jatuh di batu besar dengan bagian kepalanya yang berdarah. Lelaki itu lebih memilih mengakhiri hidupnya, daripada berkata jujur kepada Adam dan yang lainnya.

*

Safa duduk diam di kursi tunggu rumah sakit, Mahen tengah berada di ruang operasi. Mereka sampai di rumah sakit terdekat untuk segera mendapatkan perawatan untuk Mahen. Mereka terpisah menjadi dua bagian.

Adam, Safa, Reza, dan Gaga, berada di rumah sakit untuk mengurus Mahen. Sedangkan Danu, Rizky, dan Ardan, masih berada di lokasi, karena mereka menghubungi polisi untuk segera mengurus jasad Haris. Tentu semuanya dilakukan secara diam-diam.

IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang